Habibie Momong Cucu Naik Jrangkong Taman Pintar

Reporter

Editor

Kamis, 16 Agustus 2012 05:28 WIB

Mantan Presiden BJ Habibie (tengah) beserta cucu-cucunya saat menjelaskan pesawat-pesawat buatan IPTN didampingi Walikota Yogyakarta Herry Zudianto saat mengunjungi Taman Pintar Yogyakarta, Minggu (6/2). TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta- Terik menyengat Taman Pintar di Kota Yogyakarta. Di halaman gedung oval, mantan Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto, dan Kepala Kantor Pengelolaan Taman, Ita Rustanti, berdiri bersama sejumlah pegawai. Sejumlah polisi pariwisata hilir mudik memantau kabar dari radio panggil di genggaman tangan. Rabu siang 13 Agustus 2012, Taman Pintar kedatangan tamu istimewa.

Pukul 11.40 WIB, sang tamu yang sudah ditunggu-tunggu datang. Berbatik lengan panjang dengan motif gurda dengan setelan celana hitam, dia adalah mantan Presiden RI Bacharuddin Jusuf Habibie. Habibie datang diiringi lima cucunya: Tifani Mutiarahati Rahima Tahira Habibie (10 tahun), Muhammad Pasha Nur Fauzan Habibie (17 tahun), Farhan Sultan Habibie (13), Farrah Azizah Habibie (13), dan Felicia Rasyida Habibie (5).

Rombongan ini langsung menghampiri sebuah monumen di halaman Taman. Di atas monumen, terpampang nama Habibie dengan sebuah pesan tertoreh di permukaan prasasti di bagian bawah monumen. Isi pesannya, “Perjuangan Indonesia tenteram, sejahtera, dan makmur tidak boleh berhenti.” Agaknya, dia ingin memperlihatkan prasasti yang ditandatanganinya di Jakarta, 8 Oktober 2005, itu.

Sesaat berhenti di sini, Habibie “diserbu” pengunjung Taman. Mereka berusaha menjabat tangan pakar pesawat terbang internasional itu. “Ayo salaman biar ikut pintar,” suara seorang ibu meminta anaknya bersalaman dengan Habibie, terdengar dari kerumunan.

Lepas menyambangi monumen, Habibie mengajak cucunya memasuki gedung oval. Di sini, mereka mampir di sejumlah zona. Wahana baju antiradiasi dan listrik, misalnya. Di salah satu zona biologi, Habibie menyempatkan diri menjajal Mas Jrangkong.

Wahana ini memperkenalkan susunan rangkaian tulang pada tubuh manusia membentuk kerangka. Di tempat ini diperlihatkan bagaimana kerangka manusia bergerak. Wahana ini sebenarnya terlihat sederhana. Terdiri dari dua sepeda ontel, satu sepeda dikendarai sebuah kerangka manusia (jrangkong). Adapun satu sepeda yang lain bisa dikendarai pengunjung.

Kedua sepeda dihubungkan oleh sebatang poros di roda bagian belakang. Saat seorang mengayuh satu sepeda, praktis jrangkong di atas sepeda lain akan bergerak ikut mengayuh. Tak ayal, tingkah mantan Presiden ini segera menarik perhatian fotografer media. Mereka langsung berlomba menjepretkan kamera ke arah Habibie.

Ini bukan kunjungan pertama kali Habibie ke Taman Pintar Yogyakarta. “Taman Pintar banyak sekali kemajuannya,” katanya.

Habibie mengatakan diskusi kecil sempat dia lakukan dengan para cucunya sebelum berkunjung ke Taman Pintar. Menurut dia, awalnya cucu-cucunya enggan mengunjungi Taman dan memilih lokasi lain untuk dikunjungi. “Masuk (Taman Pintar) masih ngomel, sekarang malah tidak mau keluar (keasyikan),” katanya.

ANANG ZAKARIA


Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

1 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

1 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

2 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

2 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

3 hari lalu

Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

3 hari lalu

BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

6 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

7 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya