Cak Nur: Hasyim Muzadi Khianati Khitah NU

Reporter

Editor

Kamis, 6 Mei 2004 16:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Cendekiawan muslim Nurcholish Madjid, atau biasa dipanggil Cak Nur, menyatakan, pilihan politik Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi untuk menjadi pasangan calon wakil presiden dari Megawati Soekarnoputri telah mengkhianati khitah NU. Ia menilai sebaiknya Hasyim segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua NU. "Jelas dia (Hasyim) harus mundur, dan suatu ironi besar jika ketua umumnya melanggar khitah itu," ucap Cak Nur di Sekretariat Perkumpulan Kembali Membangun Indonesia (PMKI) Jalan Polombangkeng Jakarta, Kamis (6/5). Imbauan itu, kata Cak Nur, didasarkan kedudukan NU yang bukan sebagai partai politik, serta sebagai organisasi massa yang sudah menyatakan untuk kembali ke khitah. "Bahkan," menurut Cak Nur, "sebelum menyatakan bersedia jadi calon wakil presiden, beliau (Hasyim) harus mundur dulu."Menurut Cak Nur, pilihan politik Hasyim itu akan menimbulkan ironi. Ironi itu, ujarnya, dipertegas dengan adanya khitah yang implikasinya tidak mengizinkan adanya pejabat NU yang boleh merangkap dalam suatu jabatan politik. "Apalagi Mas Hasyim itu ketua umum," katanya. Ia pun menyayangkan, banyaknya hal yang selama ini dinyatakan Hasyim pada publik yang justru bertentangan dengan pilihan politiknya sekarang ini. Apakah soal keiikutsertaan Hasyim dalam deklarasi antikorupsi yang dimaksud Cak Nur? Ia hanya tersenyum dan berkata," Anda kan tahu sendiri."Cak Nur pun menuturkan, akan ada implikasi jika Hasyim tidak segera mundur. "Saya kasihan dengan NU," katanya. Apalagi, lanjut dia, implikasi itu sudah tercermin dan terasa di kalangan bawah NU. "Salah satu contohnya di Jawa Timur, dan saya mengkhawatirkan adanya gesekan di tingkat bawah," katanya. "Kalau pun tidak ada gesekan, tapi NU .....berkurang."Pada kesempatan itu Cak Nur juga mengutarakan ketidaksetujuannya dengan jargon duet Mega-Muzadi yang menyebutkan akan mempersatukan nasionalis-agama. "Tidak ada lagi persoalan itu. Itu kan cara berpiklir nasakom. Jadi itu suatu anakronisme," katanya. Soal keempat calon presiden yang ada saat ini, dirinya belum bisa menilai. "Kita baca dulu tingkah lakunya dalam dua bulan ini," ujarnya. Sementara itu, Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, akan menghormati dan menyambut baik pilihan Presiden Megawati untuk berduet dengan Hasyim Muzadi. "Tentu bagus dengan sudah terbentuknya pasangan Ibu Mega dan Hasyim Muzadi," katanya. Hal itu, menurut Yudhoyono, tentunya dalam rangka kompetisi ke depan akan mejadi lebih baik dan jelas karena rakyat tidak lagi harus menebak-nebak pasangan calon presiden dan wakilnya. Soal bagaimana peluangnya, Yudhoyono tidak mau berkomentar. Yandhrie Arvian - Tempo News Room

Berita terkait

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

37 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

10 Buku Karya Nurcholis Madjid: Kaki Langit Peradaban Islam hingga Islam Doktrin dan Peradaban

40 hari lalu

10 Buku Karya Nurcholis Madjid: Kaki Langit Peradaban Islam hingga Islam Doktrin dan Peradaban

Sebagai tokoh pembaharu, Nurcholis Madjid kerap menuangkan pemikirannya soal keislaman, politik Islam, moral dan kemasyarakatan di banyak media.

Baca Selengkapnya

Mengenang Nurcholis Madjid, Cendekiawan Muslim dengan Spektrum Menulis Luas

41 hari lalu

Mengenang Nurcholis Madjid, Cendekiawan Muslim dengan Spektrum Menulis Luas

Nurcholis Madjid atau Cak Nur dikenal dengan konsep pluralismenya yang mengakomodasi keberagaman atau ke-bhinneka-an keyakinan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

57 hari lalu

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

57 hari lalu

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

59 hari lalu

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

14 Februari 2024

Tren Mantan Atlet Jadi Caleg di Pemilu 2024, Ini Kata Menpora Dito Ariotedjo

Apa kata Menpora Dito Ariotedjo soal kehadiran sejumlah mantan atlet Tanah Air sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

12 Februari 2024

Jika Pemilih Sakit di Rumah dan Tak Bisa ke TPS Apakah Hak Suaranya Gugur? Ini Jawabnya

Jika calon pemilih tiba-tiba sakit, yang tidak memungkinnya menuju TPS. Apakah hak pilihnya hangus? Tidak

Baca Selengkapnya