TEMPO Interaktif, Jakarta:Lebih dari 500 massa Forum Masyarakat Keluarga Jakarta (FMKJ) hari ini (6/5) akan melakukan aksi damai ke kantor Mahkamah Agung (MA). Aksi damai ini untuk menggalang solidaritas mendukung Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden. Aksi damai rencananya dimulai dari kantor Komnas HAM diteruskan ke kantor MA. Sebagian besar dari massa FMKJ saat ini sudah berkumpul di kantor Komnas Perempuan.Menurut Tuti, perwakilan dari Tirai Mawar, warga Teratai Pulo Gadung, aksi damai ini untuk menunjukkan ke pemerintah bahwa orang cacat seperi Gus Dur berhak bersaing menjadi presiden. FMKJ menolak sikap diskriminasi pemerintah maupun KPU yang menghambat pencalon Gus Dur sebagai presiden.Karena itu, kata Erry, salah seorang koordinator aksi, mereka memberi kekuatan moral kepada Gus Dur untuk tetap maju ke bursa calon presiden. Dukungan ini ditunjukkan juga dengan mendatangi rumah Gus Dur di Ciganjur seusai aksi di MA. "Dia (Gus Dur) pemberani. Dan sulit mencari orang pemberani seperi Gus Dur," ujar Erry saat ditanya alasan mereka mendukung Gus Dur. Menurut mereka, selama memerintah Gus Dur banyak berjasa membela masyarakat sipil. Karena itu mereka mengatakan tetap membutuhkan figur seperti Gus Dur sebagai presiden. "Terus terang kami menolak dengan tegas militer jadi presiden," ujar Wati, perwakilan dari Kerja Perempuan Kampung Baru Jakarta Barat. Ia bahkan mengkhawatirkan jika militer menjadi presiden, mereka akan mudah dan seenaknya menvonis masyarakat sebagai orang bersalah. Saat ditanya pinangan Wiranto ke Wakil Ketua Komnas HAM Salahuddin Wahid untuk menjadi wakil presiden, mereka menjawab seharusnya Salahuddin Wahid menyelesaikan dulu masalah HAM yang ada. "Ngurusin HAM saja nggak tuntas. Tapi kok mau jadi wakil presiden pelanggar HAM," kata mereka dengan sinis. Mereka menuturkan, jika Salahuddin Wahid menjadi presiden, mereka tidak berharap apa-apa karena yang didampingi Salahuddin Wahid (Wiranto) adalah musuh rakyat. Peserta aksi damai sebagian besar kaum ibu-ibu. Mereka datang dari seluruh wilayah Jakarta yang diangkut dengan menggunakan sekitar 20 bus. Sunariah - Tempo News Room