TEMPO.CO, Jayapura - Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Infanteri Jansen Simanjuntak, mengatakan pelaku penembakan dua anggota TNI Batalyon Satgas Pamtas 408 Suhbrasta Diponegoro di sekitar Pos Wambers, Kampung Suskun, Keerom, Papua, menggunakan senjata rakitan.
“Kita belum tahu pastinya, tapi dari konfirmasi sementara kemungkinan senjata rakitan,” kata Jansen Simanjuntak, Jumat, 10 Agustus 2012. Menurut dia, dua anggota TNI ditembak yakni Serda Dwi Joko dan Pratu Nico.
Keduanya kini dirawat di rumah sakit Marthen Indey, Kota Jayapura. “Dari hasil pemeriksaan medis, korban terkena serpihan batu pada bagian kaki, punggung, dan kepala, serta memar pada bagian wajah,” ujarnya.
Korban tertembak saat melaksanakan patroli rutin di sekitar pos pada pukul 09.00. “Jaraknya sekitar 300-400 meter dari pos, tiba-tiba keduanya ditembak orang tak dikenal. Keduanya langsung berlindung di sekitar bebatuan. Tembakan pelaku mengenai batu yang serpihannya mengenai korban,” katanya.
Pelaku, kata Jansen sebanyak enam orang. “Motif penyerangan belum diketahui. Pengejaran terhadap pelaku terus dilakukan,” ujarnya lagi.
Sebelumnya, kelompok bersenjata juga menyerang patroli YON 431 Kostrad, di Sawi Tami, Wembi, Kabupaten Keerom, 1 Juli 2012.
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Safitri mengatakan, anggotanya dihadang saat melintas di Sawi Tami. Sempat terjadi baku tembak yang menewaskan satu warga sipil, Kepala Desa Sawi Tami, Yohanes Janufron atau Yanafrom (30).
Komandan Yon 431 Kostrad, Letkol (Inf) Indarto menjelaskan, penghadangan terjadi saat ia bersama anggotanya berpatroli. Ketika melintas kampung Sawi Tami, mereka dihadang kelompok Organisasi Papua Merdeka pimpinan Lambert Pekikir. “Anggota saya terluka akibat terkena pecahan kaca mobil,” kata Indarto.
JERRY OMONA
Berita terpopuler lainnya:
Rhoma Irama, Kanan-Kiri Kena Jerat Hukum
Ahmad Yani: Bambang Widjajanto Jangan Seperti Preman
Unsur Pidana Rhoma Irama Terbukti
Santri Relawan Fauzi Bowo Dipukul di Jelambar Baru
Panwaslu: Celotehan Foke Melanggar Etika Politik
Begini Nasehat SBY Kepada KPK dan Polri
Istri Kim Jong Un Pakai Tas Seharga 1,8 Juta Won
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya