Amankan Hutan, Perhutani Rekrut Pendekar Silat

Reporter

Editor

Selasa, 7 Agustus 2012 06:38 WIB

Seorang polisi hutan lengkap dengan senjatanya melakukan patroli dan pengawasan rutin kondisi hutan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Senin (25/6). ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO , Surabaya - Perum Perhutani Unit II Jawa Timur menjalin kerja sama dengan perguruan pencak silat Setia Hati Teratai untuk mengamankan hutan dari tindak penjarahan. Sebanyak 60 pendekar yang telah dibekali standar pengamanan hutan membentuk sebuah kesatuan yang dinamakan Garda Setia Reksawana.

"Target kami 100 pendekar, tapi baru terealisasi 60," kata Kepala Seksi Keamanan Perhutani Jawa Timur, Tubagus A. Saifuddin di Surabaya, Senin petang, 6 Agustus 2012.

Pelibatan pendekar, kata Tubagus, lebih pada untuk mencegah penebangan hutan yang biasanya dilakukan oleh sekelompok pembalak yang terdiri atas 60 - 100 orang. Polisi hutan, kata Tubagus, tidak mampu bekerja sendirian lantaran telah dilarang untuk membawa senjata api.

Sebagai tahap awal, satuan Garda Setia Reksawana itu tersebut dipecah menjadi tiga kelompok untuk mengamankan Kesatuan Pemangkuan Hutan Jatirogo, Tuban. KPH ini, menurut Tubagus, merupakan yang paling rawan pembalakan bila dibandingkan KPH lainnya. Garda Reksawana kebagian tugas menjaga perbatasan keluar masuk hutan. "Sejauh ini efektif, dalam arti mampu menekan pencurian kayu," imbuh Tubagus.

Tubagus menambahkan, tindak pencurian kayu oleh pembalak liar telah mencapai tahap mengkhawatirkan. Pada 2011 lalu misalnya, Perhutani Jawa Timur menderita kerugian Rp 6,1 miliar dari ulah pembalak.

Jumlah kerugian meningkat tajam karena baru pada Juni 2012, Perhutani telah kehilangan Rp 9,9 miliar. "Selain Jatirogo, KPH yang sering dijarah pembalak adalah Bojonegoro, Padangan, Ngawi dan Saradan karena mutu kayu jatinya bagus," ujar Tubagus.

Menurut Tubagus, masyarakat punya keberanian menjarah hutan karena dibekingi oleh oknum aparat, khususnya polisi. Tubagus mengaku telah melaporkan oknum polisi di Tuban karena terbukti berada di belakang pembalak dan menampung hasil jarahan. "Oknum ini menjual hasil jarahan ke pedagang, terutama perajin mebel, dengan harga miring," tutur Tubagus.

Kepala Seksi Corporate Social Responsibility Perhutani Jawa Timur, Andi Adrian mengakui masyarakat desa di pinggiran hutan umumnya hidup dalam kemiskinan. Karena tidak punya lahan garapan, kata Andi, mereka gampang dikompori untuk menjarah kayu. "Ada 1.906 desa di Jawa Timur yang berada di pinggir hutan, hampir seluruhnya termarginalkan," kata Andi.

Untuk meningkatkan derajat kehidupan mereka, Perhutani telah merancang pola pemberdayaan berupa pengelolaan hutan bersama masyarakat. Masyarakat dilibatkan memelihara hutan sekaligus menjaga dari tindak perusakan. "Share produksi kayu antara kami dengan masyarakat bisa sampai dengan 25 persen," kata dia.

KUKUH S WIBOWO

Berita terpopuler lainnya:
Alasan Jusuf Kalla Dukung Jokowi
Fauzi Salip Jokowi di Rumah Sakit Cipto

Simsalabim Jenderal SIM

Jenderal SIM di Balik Tembok Tinggi

Polisi Punya Yusril, KPK Dibela Gandjar

Cerita Simulator SIM Majalah Tempo April Lalu

Cicak vs Buaya Bakal Terulang, Ini Kata Ketua KPK

Didukung Jusuf Kalla, Ini Tanggapan Jokowi

SImulator SIM, Anas Isyaratkan Dukung KPK

Dipanggil Panwaslu, Rhoma Menangis

Berita terkait

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Alasan Serikat Pekerja Perhutani Menyebut Eksistensi Hutan Jawa Terancam

28 Mei 2022

Alasan Serikat Pekerja Perhutani Menyebut Eksistensi Hutan Jawa Terancam

Serikat Pekerja dan Pegawai Perhutani atau SP2P resah dengan kelangsungan hujan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mendorong Pekerja Perum Perhutani Terlindungi Program Jamsostek

2 April 2022

Mendorong Pekerja Perum Perhutani Terlindungi Program Jamsostek

Ada lebih dari 1 juta pekerja di lingkungan perhutanan yang belum mengikuti program.

Baca Selengkapnya

Menjelajahi Vila Liar di Puncak Milik Jenderal dan Pengacara

5 Maret 2018

Menjelajahi Vila Liar di Puncak Milik Jenderal dan Pengacara

Ada lima jenderal, pengusaha dan pengacara yang membangun vila liar di Puncak dan telah disegel KLHK.

Baca Selengkapnya

Kisah Jokowi Gagal Masuk Perhutani: Saya Ikut Tes, tapi...

19 Desember 2017

Kisah Jokowi Gagal Masuk Perhutani: Saya Ikut Tes, tapi...

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengenang masa lalunya yang gagal masuk Perhutani setelah tamat dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Baca Selengkapnya

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

30 Oktober 2017

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

Siti Nurbaya mengatakan ada berbagai alasan kenapa mengejar target 12,7 juta hektar hutan sosial sesuai Nawa Cita bukanlah kerja yang ringan.

Baca Selengkapnya

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

23 Agustus 2017

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar upaya itu tetap mengacu pada prinsip pembangunan dan kelestarian.

Baca Selengkapnya

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

16 Agustus 2017

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

WALHI menyoroti tumpang tindih kebijakan kawasan hutan dan aktivitas pertambangan berikut dampaknya bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

2 Agustus 2017

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

Jokowi ingin pengelolaan hutan dilakukan dengan menerapkan terobosan sehingga bisa mendukung perekonomian warga sekitar dan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

9 Juli 2017

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai di Riau terhambat kawasan hutan.

Baca Selengkapnya