Harimau Sumatera di Jambi Tinggal 30 Ekor

Reporter

Editor

Minggu, 5 Agustus 2012 04:55 WIB

Harimau Sumatra di Logas, Riau. AP/WWF Indonesia-PHKA

TEMPO.CO, Jambi- Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi memperkirakan populasi Harimau Sumatra di kawasan Taman Nasional Berbak (TNB) saat ini hanya menyisahkan sekitar 30 ekor saja. Padahal, kawasan yang memiliki luas 162 ribu hektare itu hidup lebih dari 50 ekor binatang buas ini.

"Terdeteksi kamera hanya berjumlah 13 ekor. Namun kami memperkirakan populasi harimau Sumatra di kawasan TNB tinggal 30 ekor saja," kata Nurasman, Kepala Seksi Wilayah Konservasi BKSDA Jambi, kepada wartawan, Sabtu, 4 Agustus 2012.

Menurut Nurasman, beradasarkan catatan dari beberapa penelitian, populasi Harimau Sumatra secara keseluruhan hanya menyisakan sekitar 400 - 500 ekor. Akibat maraknya perburuan liar sebagai penyebab utama semakin berkurangnya jumlah Harimau Sumatra.

"Semakin menurunnya kualitas habitat juga menjadi penyebab Harimau Sumatra semakin terdesak. Sehingga berdampak pada terjadinya konflik antara Harimau dengan manusia yang juga menyebabkan kematian baik harimau maupun manusia," ujarnya.

Penelitian yang dilakukan pihaknya selang waktu 2008 - 2011, di Provinsi Jambi telah terjadi 28 kasus kematian Harimau Sumatra. Enam diantaranya terjadi di Kabupaten Tanjungjabung Timur.

Lebih lanjut ia mengatakan, kasus yang terkini terjadi pada kurun waktu dua tahun terakhir, ditemukan tiga kasus kematian Harimau Sumatra akibat tersengat arus listrik.

Kasus tersebut diantaranya terjadi di Desa Airhitam Laut, Mei dan November 2011. Kemudian di Desa Seponjen, Kabupaten Muarojambi yang terjadi pada 2010.

Sebagai langkah antisipasi jangan sampai terjadinya konflik harimau dengan manusia yang menjurus pada kematian, BKSDA Jambi tengah melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat khususnya yang menempati kawasan penyangga TNB.

BKSDA Jambi juga akan menguji coba penggunaan pagar listrik yang aman bagi keselamatan manusia dan kelestarian satwa liar di kawasan tersebt.


Tidak hanya pemasangan pagar listrik disekitar kebun warga, BKSDA Jambi juga akan memasang kamera trap tambahan untuk memantau kondisi harimau dikawasan TNB.

Kawasan TNB membentang di dua kabupaten, yakni Kabupaten Tanjungjabung Timur dan Tanjungjabung Barat. Kawasan ini merupakan kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara.

Sebagai taman nasional, Berbak mempunyai ekosistem yang masih asli, serta keunikan ekosistem lahan basahnya yang merupakan satu kesatuan ekosistem hutan rawa gambut dengan luas dua pertiga bagian dan hutan rawa air tawar yang sepertiga bagian, serta adanya kawasan pantai yang merupakan kawasan persinggahan burung-burung migran ditiap tahunnya.

Namun demikian, kawasan ini bukan tanpa ancaman, maraknya pembukaan lahan, pembalakan liar merupakan masalah serius, mengingat lokasi TNB tepat berada dipesisir timur Pulau Sumatra dan berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.

SYAIPUL BAKHORI

Berita lain:
WWF Desak Penadah Kulit Harimau Divonis Berat

Habitat Gajah dan Harimau di Jambi Terancam Musnah

Anak Buah yang Pernah Menyulitkan Presiden SBY

Sikap Presiden soal Kasus Simulator Dikecam

Dikabarkan Disatroni Polisi, Kantor KPK Sepi

Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya