Pengakuan Penyelundup Manusia Asal Rote

Reporter

Editor

Senin, 11 Juni 2012 14:44 WIB

Operasi penyelamatan kapal pembawa imigran gelap yang karam di perairan Indonesia beberapa waktu silam. dunyanews.tv

TEMPO.CO, NTT - Remaja asal Papela, Rote Ndao, Kupang, Nusa Tenggara Timur, itu kepincut tawaran Rp 20 juta dari agen penyelundup manusia di desanya. Bersama tiga nelayan satu kampung--nahkoda mendapatkan Rp 30 juta dan dua anak buah kapal masing-masing Rp 15 juta--Dito Soru bersedia menyeberangkan para imigran di Kendari, Sulawesi Tenggara, ke Pulau Pasir (Ashmore Reef), Australia.

Dengan menggunakan pesawat, empat orang itu terbang dari Kupang ke Makassar pertengahan Maret 2011, dilanjutkan penerbangan kedua ke Kendari. Sebuah kapal kayu berkapasitas 80 ton telah siap di sebuah dermaga rakyat. Bekal selama perjalanan pun telah tersedia. Setelah memastikan kondisi kapal seharga Rp 70 juta itu, Dito dan temannya tinggal di sebuah hotel bersama sekitar 70 imigran asal Afganistan, Pakistan, dan Iran.

Pada malam ketiga, sekitar pukul dua dinihari, kapal mereka angkat jangkar meluncur ke perairan Nusa Tenggara Timur lewat jalur Solor, Flores Timur. Mereka terus berlayar melewati perairan Mayoe di Pulau Semau, Kupang. Ketika matahari mulai tergelincir, perahu penangkap ikan itu masuk perairan Papela. Jarak ke Pulau Pasir masih 105 mil lagi. “Kami tempuh selama lima hari,” kata Dito, awal bulan lalu.

Selama perjalanan, para imigran itu ditempatkan di dek. Mereka boleh keluar ketika hari sudah gelap. Jika pada siang menemui pulau, sang nakhoda menghindar ke laut lepas dan mematikan mesin, bersabar hingga malam untuk meneruskan pelayaran.

Ketika memasuki perairan Australia sekitar pukul sebelas, 10 mil sebelum masuk Pulau Pasir, satu pesawat intai Australia mendeteksi kedatangan mereka. Benar, satu jam kemudian sebuah kapal perang negeri kanguru itu menghampiri perahu tanpa bendera kebangsaan ini. Tidak ada perlawanan, semua penumpang ditangkap, dipindahkan ke kapal perang dan dibawa ke Darwin, Australia.

Di Darwin, Dito ditahan di kantor imigrasi setempat. Lantaran pemuda 18 tahun itu dianggap di bawah umur, ia dipindahkan ke Hotel Berima House, Darwin. Karena itu pula ia tidak dipekerjakan sebagaimana tahanan dewasa. Selain makan, untuk keperluan sehari-hari ia mendapat US$ 30 setiap minggunya. Selama tiga bulan menjadi tahanan rumah, Dito bertemu puluhan nelayan Rote yang senasib. Setelah itu, dia dikembalikan ke Indonesia. "Saya sudah kapok. Tak mau lagi bawa imigran gelap ke sana."

Nelayan Papelo, Rote Ndao, memang terkenal sebagai pelaut tangguh. Tanpa petunjuk arah seperti global positioning system, mereka bisa menyeberang ke Pulau Pasir atau Pulau Christmas yang beratus-ratus mil lebih jauh lagi. Karena itulah mereka kerap mendapat tawaran dari para penyelundup.

Awal bulan lalu, Tempo mendatangi kampung nelayan yang terletak 80 kilometer timur laut dari Kota Ba'a, ibu kota Kabupaten Rote Ndao itu. Rupanya, bagi hampir seluruh warga desa yang berprofesi nelayan, mengantar imigran sudah jadi kerja sampingan yang mendatangkan banyak uang. Bahakan, seorang agen lokal besar, bermarkas di Papelo.

Yanuar, sebut saja demikian. Dialah aktor yang mengatur para nelayan Rote menyeberangkan imigran ke Australia. Telepon menjadi alat komunikasi utama dengan para smuggler lokal atau asing. Lelaki paruh baya ini menerima order dari jaringannya di Jakarta, Surabaya, atau Medan. “Terminal kami berada di sana,” kata Yanuar. “Kalau kami yang main pasti sampai Australia.”

Jika harga disepakati, ia mengirim nelayan yang telah direkrut ke titik pemberangkatan terakhir, seperti Jakarta dan Cisarua. Sementara, para imigran pun memiliki referensi, jika ingin lolos ke Australia, harus diantar oleh nelayan Rote Ndao. “Harus ber-KTP Rote,” katanya.

Ikuti laporan lengkap wajah sindikat penyelundup manusia di Majalah Tempo pekan ini.

TIM INVESTIGASI

Berita terkait
Menelusuri Sindikat Manusia Perahu
Jalur Tikus Manusia Perahu Sampai ke Indonesia
Nelayan Pengirim Manusia Perahu Dibayar Rp 10 juta
Pedagang Karpet Penyelundup Manusia Perahu

Berita terkait

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.

Baca Selengkapnya

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.

Baca Selengkapnya

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat

Baca Selengkapnya

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.

Baca Selengkapnya

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.

Baca Selengkapnya

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.

Baca Selengkapnya

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.

Baca Selengkapnya

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.

Baca Selengkapnya