Mahasiswa Mataram Demo Protes Pelanggaran HAM Manggarai

Reporter

Editor

Jumat, 19 Maret 2004 16:00 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: MATARAM - Aksi solidaritas kasus pelanggaran HAM di Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur kian meluas. Puluhan mahasiswa di Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar aksi solidaritas di markas Polda NTB, Jumat (19/3) siang. Mahasiswa yang tergabung dalam Liga MahasiswaNasional untuk demokrasi (LMND) ini, mengecam terbunuhnya lima orang - empat di antaranyapetani- akibat diterjang timah panas. Para pendemo yangmendapat pengawalan ketat polisi ini, juga membagikanribuan lembaran pernyataan sikap, yang di antaranyaberisi, menggugat aparat pelaku penembak lima orangtewas, menuntut penyerahan tanah adat ke petani danmendesak Komnas HAM untuk membentuk KPP HAM Manggarai."Kejadian ini sudah biadab. Mereka petani yangmenuntut haknya justru diterjang timah panas," tegasSinta, salah satu pendemo.Pendemo yang datang dari sejumlah perguruan tinggi diMataram, seperti STAIN Mataram, Universitas Mataram,IKIP dan sejumlah perguruan tinggi swasta di kota,datang sekitar pukul 09.00 Wita. Begitu datang merekalangsung menuju pintu masuk markas Polda NTB. Tapisebelum masuk, puluhan aparat keamanan lengkap dengansenjatanya langsung menghadang dan menitup gerbangpintu.Akhirnya para mahasiswa itu hanya melakukan orasi didepan gerbang Polda NTB. Padahal beberapa orang diantaranya hendak bertemu dengan Kepala Polda NTB, tapipolisi menolak. Alasannya, kasus Manggarai, tempat kejadian perkaranya di Polda NTT. ""Kasusnya sudah jelas dan ditangani Polda NTT. Kalau hanya demo saja silahkan," ujar seorang perwira yang ikut mengamankan aksi tersebut.Dari lembaran pernyataan sikap yang dibagi-bagikanmahasiswa disebutkan, kasus berdarah itu muncul karena sengketa tanah antara petani dan pemerintah Manggarai. Disebutkan, bahwa sejarah tanah di Ruteng, Manggarai, dan kini menjadi sengketa antara petani dan pihak Kabupaten Ruteng, berawal dari tanah adat yang dulu diambil oleh Pemerintah Belanda.Di masa orde lama, tanah ini dijadikan hutan denganperjanjian adanya tapal batas. Namun dimasa orde barutapal batas ini dilanggar dengan alasan untukdijadikan hutan reboisasi oleh pemerintah daerah.Kenyataanya ditanami sendiri oleh pemerintah daerahsendiri dengan tanaman produktif seperti jati danmahoni. Hingga saat ini, tanah adat itu menjadi sengketaantara petani dan pemerintah daerah setempat. Dalamperkembangan terakhir, petani melakukan reclaimingtanah hingga mencapoai 11,2 hektare dari ribuanhectare tanah adat yang menjadi persengketaanterhitung Januari hingga Maret. Atas reclaiming tanah, aparat melakukan intimidasi meski kemudian berhasil diusir oleh para petani. Lalu pada tanggal 9 Maret lalu, ada enam orang petani ditangkap dan dibawa ke Polres Manggarai. Atas penangkapan itu para petani melakukan solidaritas dan mendatangi kantor Polres.Mereka menuntut untuk dibebaskan. Dari sanalah kasus kekerasan mencuat. Sedikitnya lima orang tewas terkena tembakan peluru. Sujatmiko - Tempo News Room

Berita terkait

BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

6 Februari 2024

BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

Aksi di Balai Kota Solo tersebut juga langsung ditemui Gibran. Dia mengajak koordinator lapangan masuk ke ruang kantornya dan bertemu empat.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

6 Februari 2024

Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

Tanpa berbasa-basi, Gibran langsung menandatangani selembar surat bertuliskan Paksa Integritas. Peserta aksi menciumi tangan Gibran.

Baca Selengkapnya

5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

5 Februari 2024

5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

Gerakan mahasiswa muncul karena proses demokrasi dianggap tidak berjalan sebagai mana mestinya

Baca Selengkapnya

Difitnah Drop Out Sampai IPK Jeblok, Ketua BEM UGM Buka Bukti Transkrip Nilai

21 Desember 2023

Difitnah Drop Out Sampai IPK Jeblok, Ketua BEM UGM Buka Bukti Transkrip Nilai

Aksi BEM UGM mengkritik Jokowi juga dianggap pesanan atau ditunggangi partai politik tertentu karena bersamaan momentun Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Dituding Anak Caleg, Ketua BEM UGM Pengeritik Jokowi Ambil Sikap Santai

16 Desember 2023

Dituding Anak Caleg, Ketua BEM UGM Pengeritik Jokowi Ambil Sikap Santai

Gielbran bersama BEM UGM sempat viral karena menggelar aksi dan memberikan gelar kepada Presiden Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan.

Baca Selengkapnya

BEM UGM Minta Jokowi Bercermin Dulu Sebelum Singgung Etika Ketimuran Aksi Mahasiswa

16 Desember 2023

BEM UGM Minta Jokowi Bercermin Dulu Sebelum Singgung Etika Ketimuran Aksi Mahasiswa

Gielbran menyatakan, pihaknya justru bertanya-tanya ketika Jokowi menyinggung soal etika ketimuran saat mahasiswa menggelar aksi itu.

Baca Selengkapnya

Disebut Alumni Paling Memalukan, Jokowi Ingatkan BEM UGM soal Etika Ketimuran

11 Desember 2023

Disebut Alumni Paling Memalukan, Jokowi Ingatkan BEM UGM soal Etika Ketimuran

BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengkritik Jokowi sebagai 'Alumni UGM Paling Memalukan'.

Baca Selengkapnya

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

10 Desember 2023

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 menghadirkan tema dan konsep berbeda di Indonesia, berikut ini tema dan isi deklarasinya.

Baca Selengkapnya

Nobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM : Saatnya Turun ke Jalan

9 Desember 2023

Nobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM : Saatnya Turun ke Jalan

"Sertifikat ini juga akan kami kirimkan langsung ke beliau (Jokowi), tapi lewat pos saja, karena kita malas di sana banyak tikus," kata Gielbran.

Baca Selengkapnya

Demonstrasi Mahasiswa di Gedung Sate, Peringati Kasus Pelanggaran HAM dan Tuntut Bey Machmudin Benahi Jawa Barat

29 September 2023

Demonstrasi Mahasiswa di Gedung Sate, Peringati Kasus Pelanggaran HAM dan Tuntut Bey Machmudin Benahi Jawa Barat

Ratusan mahasiswa demonstrasi di Gedung Sate menuntut PJ Gubernur cepat tanggap selesaikan persoalan di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya