Rakyat Sengsara Karena Orde Baru

Reporter

Editor

Kamis, 18 Maret 2004 17:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Bandar Lampung - Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan, Hamzah Haz, mengatakan, bila dulu pemerintahan orde baru sudah benar, tentu tidak akan jatuh. Justru orde baru banyak melakukan kesalahan. "Bila ada yang mengatakan lebih enak masa orde baru, itu aneh. Justru akibat orde barulah kita semua sengsara saat ini," kata Hamzah saat berkampanye di lapangan Merdeka, Pekalongan, Lampung Timur, Kamis (18/3).Menurut Hamzah, pada masa orde baru banyak sekali kebijakan yang keliru. Dari segi pendidikan, misalnya, biaya sekolah hingga tingkat menengah pertama seharusnya tidak dipungut bayaran. Akibatnya, yang dapat mengecap pendidikan itu hanya anak orang kaya. Di pulau Jawa saja, 80 persen penduduknya hanya tamatan sekolah menengah pertama (SMP). "Di luar Jawa, kondisinya lebih parah. Delapan puluh persen penduduk hanya tamatan SD," katanya dihadapan sekitar tiga ribuan massa dan simpatisan PPP. Sementara yang mengecap pendidikan sarjana, tak lebih dari lima persen.Dikatakannya, pada masa orde baru, pengusaha-pengusaha besar saja yang dapat berkembang. Mereka kemudian lari keluar negeri. "Pembangunan pun hanya tersentralisir di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Di luar daerah itu, semuanya ketinggalan," cetusnya.Belum lagi soal demokrasi, hukum, dan pemerataan, yang tidak dihiraukan. Dulu hanya satu partai politik saja yang boleh menang, yaitu Golkar. Meskipun sudah ada sejak zaman orde baru, Hamzah menolak partainya warisan orde baru. Pada masa orde baru, partainya sangat dipinggirkan. Bila ada satu daerah yang memenangkan PPP, semua bentuk pembangunan dibatalkan. Akibatnya, sekarang ada masalah yang sangat besar, karena pembangunan yang tidak dirasakan oleh seluruh rakyat.Baru pada tahun 1998, ketika orde baru runtuh, dia ditunjuk menjadi menteri negara Investasi dan kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Sejak itulah kader PPP dimasukkan dalam kabinet. Padahal dulu sering ditinggal.Akibat pemerintahan masa lalu pula, tutur Hamzah, masyarakat Indonesia kini miskin akhlak. Pada masa itu, semua orang dari berbagai golongan menyebut dirinya menjalankan pancasila. "Tapi mereka tidak pernah menjalankan pancasila secara konsekuen, terutama unsur ketuhanan yang maha esa," ujar Hamzah. Karena moral yang buruk, di mata masyarakat internasional Indonesia adalah kelompok teroris dan negara koruptor.Di dalam negeri sendiri, Indonesia dipenuhi praktek korupsi kolusi dan nepotisme, narkoba, pornografi, dan sebagainya. "Andai saja kita benar menerapkan pancasila, tidak akan ada krisis akhlak seperti sekarang," kata Hamzah, didampingi sejumlah calon legislatif DPR RI itu. Dia menilai nilai-nilai pancasila itu sudah benar. Selain masalah ketuhanan, falsafah negara itu juga sudah mengandung unsur kemanusiaan dan demokrasi.Hamzah menilai ada masa reformasi itu sudah banyak dicapai kemajuan. Dalam berpolitik, misalnya, camat dan lurah tidak lagi terbebani bila tidak menjadi anggota Golkar. Presiden yang berasal dari PDIP dan wakil presiden dari PPP, juga bukan masalah. Bahkan kader PPP sekarang sudah bisa menjadi ketua DPRD dan gubernur.Belajar dari pengalaman buruh masa lalu, kata Hamzah, ada lima program yang akan diperjuangkan PPP ke depan. Yaitu menjalankan pancasila secara konsekuen, pendidikan murah dan penciptaan teknologi, ekonomi kerakyatan, kesejahteraan rakyat, dan penegakan demokrasi. "Mudah-mudahan tiga tahun yang akan datang masyarakat kita tidak hanya tamat sekolah dasar, dan tidak ada lagi yang menganggur," katanya.Sementara menyinggung berkoalisi dengan partai lain, Hamzah menuturkan, itu bisa saja terjadi. PPP akan membuka peluang berkoalisi dengan partai lain, dari golongan nasionalis. Koalisi harus antara dua kelompok, agama dan nasionalis. Antara presiden dan wakil presiden.Soal pencalonannya dirinya sebagai presiden, tambah Hamzah, akan melihat dahulu hasil pemilu mendatang. Bila suara besar, mencapai 20 persen, dia akan maju sebagai calon presiden. Fadilasari - Tempo News Room

Berita terkait

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

40 hari lalu

PPP Ajukan Gugatan PHPU ke MK: Sebut Hilang Suara di Sejumlah Dapil dan Keyakinan Sandiaga Uno

PPP resmi mendaftarkan PHPU ke MK. Berikut pernyataan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi dan keyakinan Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

43 hari lalu

Alasan PPP Belum Bersikap soal Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024

Partai Persatuan Pembangunan menyatakan masih fokus untuk mencermati perolehan suara yang ditengarai terdapat selisih hasil.

Baca Selengkapnya

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

43 hari lalu

Partai Persatuan Pembangunan Tidak Lolos Ambang Batas Parlemen

Partai Persatuan Pembangunan tidak lolos syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Mengapa bisa terjadi?

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

43 hari lalu

PPP Sebut Hak Angket Pemilu Cuma Wacana di DPR

Ketua Fraksi PPP Amir Uksara mengatakan belum ada pergerakan untuk menggulirkan hak angket di DPR.

Baca Selengkapnya

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

44 hari lalu

Vonis 7 Anggota Nonaktif PPLN Kuala Lumpur Lebih Rendah daripada Tuntutan Jaksa, Ini Hal-hal yang Meringankan

Hakim juga menjatuhkan pidana denda kepada seluruh terdakwa PPLN Kuala Lumpur itu masing-masing sebesar Rp 5 juta.

Baca Selengkapnya

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

1 Maret 2024

Ricuh di Bawaslu Papua Karena Dugaan Kecurangan Suara, Wakapolres Yalimo Terkena Lemparan Batu

Sekelompok massa menyerang Kantor Bawaslu Papua karena mereka menduga ada kecurangan suara saat rapat pleno di Distrik Abenaho.

Baca Selengkapnya

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

1 Maret 2024

Tim Advokasi Peduli Pemilu: Pemilu 2024 Jadi Pementasan Nepotisme di Panggung Demokrasi Indonesia

Tim Advokasi Peduli Pemilu melakukan uji materi terhadap UU Pemilu agar penguasa tidak lagi sewenang-wenang saat pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

28 Februari 2024

Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi, Begini Rinciannya

Penelitian menemukan Pemilu 2024 berpengaruh terhadap meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

20 Februari 2024

Bukan Hanya Komeng, Perolehan Suara Sejumlah Artis Kalahkan Politisi Berpengalaman. Siapa Saja Mereka?

Sejumlah artis pendatang baru di politik ungguli politisi pengalaman. Ada Komeng, Verrell Bramasta dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

16 Februari 2024

Tugas dan Wewenang Komeng Jika jadi Anggota DPD

Perolehan suara Komeng melesat di pemilihan DPD. Apa saja tugas dan fungsinya jika terpilih?

Baca Selengkapnya