TEMPO.CO, Jakarta - Pengusutan kasus hak asasi manusia, perempuan, dan anak diperkirakan terancam. Musababnya tiga lembaga yang mengurusi masalah itu menghadapi pemotongan anggaran.
Ketiga lembaga itu adalah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyesalkan pemotongan anggaran mereka. Wakil Ketua Komisi Perempuan Desti Murdijana mengatakan anggaran program lembaganya bahkan dipotong hingga 85 persen.
Sedangkan anggaran Komisi Hak Asasi dan Komisi Anak dipotong hingga 30 persen. "Artinya, sejumlah kegiatan utama yang telah direncanakan oleh ketiga lembaga nasional untuk menjalankan perannya dalam tahun kerja 2012 tidak dapat dilakukan," kata Desti, di kantor Komisi Hak Asasi Manusia, Jakarta, Senin, 21 Mei 2012.
Tiga lembaga ini, kata Desti, memahami maksud penghematan duit negara melalui pemotongan. Tapi ia menyayangkan kebijakan ini dipukul rata. "Kebijakan ini berisiko bagi komitmen negara atas hak asasi manusia."
Dalam pagu anggaran 2012, total anggaran Komisi Hak Asasi sebesar Rp 53,748 miliar, sedangkan total anggaran Komisi Perempuan Rp 10,6 miliar. Dari jumlah itu, anggaran non-operasional Komisi Hak Asasi sebesar Rp 24,685 miliar dan dipotong Rp 7,361 miliar. Sementara anggaran non-operasional Komisi Perempuan sebesar Rp 3,982 miliar dan dipotong sebesar Rp 3,332 miliar. Sedangkan anggaran Komisi Anak Rp 8,6 miliar.
Wakil Ketua Komisi Hak Asasi Yosep Adi Prasetyo mengatakan pemotongan akan berpengaruh pada pengusutan atau mediasi kasus pelanggaran hak asasi. Terutama untuk kasus di daerah terpencil. "Kami masih bisa menjalankan fungsi mediasi jika yang berkonflik datang ke kantor kami dengan biaya sendiri," ujarnya.
Komisi Hak Asasi sudah menyurati Menteri Keuangan Agus Martowardojo pada 16 Maret lalu. Sebulan kemudian, Agus menyatakan Komisi Hak Asasi harus mengikuti keputusan pemotongan anggaran tersebut.
PRIHANDOKO
Berita terkait
Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik
59 menit lalu
Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.
Baca SelengkapnyaAktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna
12 hari lalu
Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976
Baca SelengkapnyaIsrael Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober
17 hari lalu
Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.
Baca SelengkapnyaMK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia
45 hari lalu
MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.
Baca SelengkapnyaAnggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?
50 hari lalu
Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.
Baca SelengkapnyaKontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa
51 hari lalu
KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.
Baca SelengkapnyaInternational Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi
55 hari lalu
Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum
Baca SelengkapnyaKini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?
58 hari lalu
Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.
Baca SelengkapnyaAndri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan
29 Februari 2024
Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi
25 Februari 2024
Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.
Baca Selengkapnya