TEMPO.CO, Jayapura - Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Polisi Wachyono, mengatakan pihaknya telah menurunkan tim ke Kampung Nomowadide, Distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai. Mereka ditugaskan untuk menyelidiki kasus penembakan yang terjadi Selasa malam, 15 Mei 2012, sekitar pukul 20.00 WIT.
“Tim terdiri dari lima orang, yakni Kabid Propam dan satu anggota, Kasat Brimob bersama satu orang anggota dan dari Reskrim Umum,” kata Wachyono, Kamis, 17 Mei 2012.
Wachyono mengatakan tim hari ini berangkat dari Jayapura menuju Nabire. Kemudian dengan jalan darat ke lokasi tempat kejadian perkara di sekitar wilayah penambangan emas di Degeuwo, Kampung Nomowadide. “Kita tunggu saja hasilnya, yang pasti bila anggota kami yang bersalah, akan diproses,” ujarnya.
Peristiwa penembakan di Paniai menewaskan seorang warga dan melukai tiga orang. Kepala Kepolisian Resor Paniai, Ajun Komisaris Besar Polisi Antonius Diance, mengatakan korban tewas bernama Malianus Kegepe alias Melianus Abaa. Korban tertembak di bagian dada.
Adapun tiga orang yang mengalami luka-luka, yakni Lukas Kegepe yang tertembak bagian perut, Amos Kagepe luka tembak di bagian kaki, Alpius Kagepe luka tembak di lengan kanan.
Peristiwa bermula dari keributan di rumah biliar milik Yona di Nomowadide. Yona yang ketakutan kemudian melaporkan kejadian itu ke Pos Brimob terdekat. Tidak berapa lama, sekitar tiga anggota Brimob datang dengan senjata lengkap dan meminta mereka yang berada di dalam rumah biliar tenang. Namun peringatan itu tak digubris. Tiba-tiba seorang dari mereka menyerang anggota Brimob menggunakan stik billiar. “Ada usaha juga untuk merebut senjata anggota,” ujar Diance.
Karena situasi makin tak terkendali, seorang anggota Brimob melepas tembakan. Nahas, peluru mengenai Melianus. “Ada juga yang mau menyerang menggunakan senjata tajam, anggota Brimob berusaha mempertahankan diri dengan kembali menembak,” ucap Diance.
Ketua Aliansi Intelektual Suku Wolani, Moni, dan Mee di Paniai, Papua, Thobias Bogubau, mengutuk peristiwa tersebut. “Kami minta pemerintah dan DPR Papua membentuk tim khusus turun ke Paniai sekaligus menyelesaikan kasus ini."
Menurut Thobias, tewasnya Malianus menambah panjang daftar kekerasan aparat keamanan di Paniai. “Saya tokoh suku di daerah itu. Kalau saya bilang perang, ya, masyarakat akan angkat panah dan perang. Saya besok akan ke sana, saya minta polisi segera menarik pasukannya dari Paniai,” katanya.
JERRY OMONA
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya