TEMPO Interaktif, Jakarta: Departemen Kesehatan (Depkes) bekerjasama dengan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dan Palang Merah Indonesia (PMI) membentuk satuan petugas (Satgas) kesehatan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya masalah-masalah kesehatan pada penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2004, terutama pada masa-masa kritis yaitu saat kampanye, pemungutan suara dan penentuan pemenang. Demikian dikatakan Menteri Kesehatan Ahmad Sujudi, di Jakarta, Jumat (5/3)."Rumah sakit milik pemerintah daerah juga sudah disiapkan," kata Sujudi. Satgas kesehatan Pemilu sendiri terdiri dari Satgas partai politik (Parpol), aparat pemerintah daerah (Pemda), aparat Dinas Kesehatan (Dinkes) dan korps sukarela dari PMI yang juga telah bertugas pada Pemilu 1999. Jumlahnya? Menurut Ketua Umum PMI Mar'ie Muhamad, jumlah Satgas Kesehatan Pemilu disesuaikan daerah masing-masing. "Pulau Jawa yang jumlah penduduknya relatif lebih banyak misalnya, Satgas terutama korps sukarela yang akan diterjunkan tentunya akan lebih banyak dari dari lain," kata Mar'ie.Satgas Parpol pun ikut dilibatkan, diharapkan dapat memberikan pertolongan pertama secara tepat dan cepat di lapangan. Para Satgas Parpol, kata Sujudi, sudah dilatih, terutama difokuskan pada tindakan pertolongan pertama, misalnya bagaimana menangani orang pingsan atau jatuh. Pertolongan juga dapat diberikan lewat posko-posko kesehatan di titik-titik rawan yang telah disediakan PMI dan Pemda. "Kami juga akan mengerahkan seluruh ambulan PMI," kata Mar'ie. Mar'ie menghimbau agar seluruh Parpol memberikan rasa aman pada para pendukung partainya. Karena saat kampanye terdapat kerumunan massa yang dapat menimbulkan banyak potensi, seperti konflik dan timbulnya keracunan makanan. "Parpol harus ikut bertanggungjawab atas hal itu," kata Mar'ie. Sita Planasari A - Tempo News Room