TEMPO Interaktif, Kupang:Presiden Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Kay Rala Xanana Gusmau menyambut baik permintaan Indonesia untuk membicarakan kembali masalah Celah Timor (Timor Gap) dengan melibatkan tiga negara, masing-masing Timor Leste, Indonesia, dan Australia. Sikap Xanana tersebut dibuktikan melalui Nota Dinas Kepresidenan yang ditujukan kepada Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) yang juga Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Celah Timor dan Pulau Pasir, Ferdi Tanoni, di Kupang belum lama ini.Tanoni yang dihubungi Tempo News Room di Kupang, Senin (23/2), mengatakan Nota Dinas yang ditandatangani Xanana dan diterima akhir pekan lalu itu antara lain berbunyi, "Kami (Xanana) akan menghubungi YPTB untuk membicarakan lebih lanjut mengenai masalah Celah Timor." Menurut Tanoni, pihaknya masih menunggu undangan resmi dari Xanana untuk membicarakan berbagai hal tentang kepentingan masyarakat Timor (Timor Timur dan Timor Barat, NTT) di Laut Timor. Sambil menunjukkan Nota Dinas Kepresidenan Timor Leste yang ditujukan kepada dirinya, Tanoni mengharapkan supaya masalah Celah Timor segera diselesaikan karena akan menjadi bibit konflik di masa mendatang. "Kapan saja diminta untuk duduk bersama membicarakan masalah Celah Timor, kami akan hadir. Nota Dinas Kepresidenan itu kami sangat hargai," katanya. Menurut Tanoni, sikap resmi Xanana ini membuktikan bahwa ada langkah maju bagi penyelesaian masalah Celah Timor. "Xanana adalah seorang pemimpin yang bijaksana karena menyadari betapa pentingnya hubungan Timor Leste dan Indonesia perlu ditingkatkan dan terus dipererat serta perlu ada hubungan saling menghormati antara sesama negara tetangga terutama Indonesia yang merupakan tetangga terdekat RDTL," katanya. Sehubungan dengan rencana pertemuan itu, Tanoni mengharapkan agar Australia mengambil langkah serupa. "PM Australia Jhon Howard mesti membuka diri untuk bersama-sama dengan Indonesia dan RDTL membicarakan masalah Celah Timor, bukan secara sepihak mengklaim bahwa nasalah Celah Timor sudah final seiring dengan lepasnya Timor Timur dari NKRI," kata Tanoni. Dia menambahkan, cara terbaik dan paling adil untuk mengantisipasi dan menyelesaikan berbagai masalah kekayaaan di Laut Timor termasuk di dalamnya Celah Timor dan gugusan Pulau Pasir adalah dibagi secara merata antara Republik Indonesia, Australia, dan Timor Leste demi kesejahteraan rakyat Timor Barat (NTT), RDTL, Australia.Menurutnya, tidak benar jika Perdana Menteri Timor Leste Marie Alkatiri dan Menlu Ramos Horta berkeberatan untuk melakukan perundingan, sementara Xanana selaku presiden menyatakan bersedia untuk duduk semeja dan membicarakan masalah ini secara bersama-sama. Jem's de Fortuna - Tempo News Room