TEMPO.CO, Magetan – Peristiwa pembunuhan terjadi di sebuah kafe di pinggir Jalan Raya Magetan-Ngawi, Kelurahan/Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis malam, 12 April 2012. Korban pembunuhan diketahui bernama Fauzi, warga Jalan Lawu, Kelurahan/Kecamatan Maospati, Magetan. Adapun pelaku adalah oknum kepolisian di Magetan.
“Korban meninggal dan mengalami luka tembak di kepala,” kata Kepala Kepolisian Resor Magetan Ajun Komisaris Besar Polisi Agus Santosa saat dihubungi Tempo. Agus enggan menjelaskan identitas oknum kepolisian tersebut. “Tersangka sudah diamankan,” katanya lantas menutup saluran telpon selulernya. Informasi yang dihimpun Tempo, pelaku diduga oknum polisi berinisial A yang bertugas di Kepolisian Sektor Bendo, Magetan.
Hingga pukul 22.30 WIB, petugas Kepolisian Sektor Maospati dan Kepolisian Resor Magetan masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi mengamankan sejumlah barang bukti antara lain sepeda motor korban bernomor polisi AE 4010 BE, kursi kayu panjang tempat terakhir korban ditemukan, dan meja kayu kafe.
Korban ditemukan terakhir kali dalam posisi tergeletak di kursi kayu panjang yang berada di teras belakang kafe. Darah tampak tercecer di bawah kursi kayu yang diduduki korban.
Menurut sejumlah saksi, ketika ditemukan, korban sudah tidak bernyawa. “Saya diberi tahu salah satu karyawan kafe kalau ada orang meninggal. Saya sempat lihat dan ada darah di bawah kursi,” kata salah satu warga sekitar, Nungky.
Warga sekitar mengaku sama sekali tidak mendengar bunyi letusan pistol. Apalagi suasana sekitar ramai arus lalu lintas jalur Jawa Timur-Jawa Tengah. “Tidak ada bunyi apa-apa,” kata ibu Nungky, Lastri, pemilik warung dekat kafe.
Sebelum kejadian, Lastri sempat melihat sebuah mobil sedan warna biru yang ditumpangi dua laki-laki dan dua perempuan. Setelah itu, korban Fauzi juga masuk ke dalam kafe. Saat itu masih petang dan kafe belum buka. Namun ada gang kecil yang mengarah ke teras belakang kafe lokasi ditemukannya korban. Hingga kini pengelola maupun karyawan kafe belum diketahui keberadaannya.
ISHOMUDDIN
Berita terkait
Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?
5 jam lalu
Apa itu pelat nomor khusus dan bagaimana aturannya termasuk saat masuk wilayah sistem ganjil-genap?
Baca SelengkapnyaPolri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023
6 jam lalu
Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaAncaman Polri kepada Personel yang Terbukti Gunakan Narkoba
8 jam lalu
Polri bakal langsung memecat anggota kepolisian yang terbukti mengkonsumsi narkoba.
Baca SelengkapnyaSoal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech
2 hari lalu
Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.
Baca SelengkapnyaTPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya
2 hari lalu
Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.
Baca SelengkapnyaCara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita
2 hari lalu
Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk
Baca SelengkapnyaSyarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya
3 hari lalu
Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
3 hari lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaInvestigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia
3 hari lalu
Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan
4 hari lalu
Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.
Baca Selengkapnya