TEMPO.CO, Jambi - Hutan di kawasan PT Restorasi Ekosistem Konservasi Indonesia (REKI) yang didanai Kerajaan Inggris dan sempat dikunjungi Pangeran Charles pada akhir 2008 lalu kini semakin menjadi sasaran perambahan dan pembalakan liar.
Kawasan hutan dengan luas 101 ribu hektar itu berada di antara Provinsi jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Dari luas total, sekitar 7 ribu hektar diantaranya sudah dijarah oleh sedikitnya 3.500 kepala keluarga dan dialih fungsikan menjadi kebun kelapa sawit.
"Memang benar hingga kini kawasan PT REKI, sedikitnya 30 persen, telah rusak akibat dirambah dan aksi pembalakan liar," kata Trisiswo, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi, kepada Tempo, Senin, 9 April 2012.
Menurut Trisiwo, beberapa hari lalu ada laporan dari petugas keamanan PT REKI tentang pembalakan liar. Setidaknya 700 meter kubik kayu sudah ditebang dan gelondongannya ditemukan di sekitar kawasan hutan ini.
"Awalnya kami mendapat laporan dari satpam PT REKI. Setelah dicek terbukti kayu bulat berada di arus sungai dalam kawasan hutan itu tidak diketahui siapa pemiliknya. Kini sudah kita kasih garis polisi dan akan segera dilelang di tempat," ujarnya.
Trisiswo menguraikan aksi pembalakan liar di daerahnya masih berjalan dan sulit dipantau. Penyebabnya adalah keterbatasan jumlah personel dan peralatan yang ada. Kini trennya pun berganti, sudah tidak terfokus di kawasan hutan konservasi.
Guntur, salah seorang staf pengelolah PT REKI, mengakui ada bukti pembalakan liar. "Memang benar itu dan kami sudah melaporkan atas kejadian itu kepada pihak BKSDA," katanya.
Kawasan hutan restorasi diketahui memliki 280 jenis burung, 69 jenis di antaranya hampir punah. Di sini juga tinggal 49 jenis binatang mamalia dan 43 jenis binatang amfibi. Selain fauna, tercatat hidup sebanyak 159 jenis pohon, dan satu di antaranya sudah rentan musnah, yakni pohon Bulian yang merupakan jenis kayu khas dan hanya banyak tumbuh di hutan rimba.
Kawasan hutan PT REKI juga lebih dikenal dengan hutan harapan tersebut berpusat di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, dengan jarak dari Kota Jambi sekitar 120 kilometer.
SYAIPUL BAKHORI
Berita terkait
Diduga Terlibat Pembalakan Liar Amazon, Menteri Lingkungan Hidup Brasil Mundur
24 Juni 2021
Menteri Lingkungan Hidup Brasil memutuskan untuk mundur dari jabatannya menyusul digelarnya investigasi keterlibatan di kasus pembalakan liar Amazon
Baca SelengkapnyaKerugian Akibat Kayu Haram Capai Rp 300 Triliun
5 Maret 2013
Peredaran kayu ilegal mengancam kehidupan masyarakat di sekitar
hutan.
Uni Eropa Aktifkan Larangan Impor Kayu Ilegal
5 Maret 2013
Para importir kayu di Eropa wajib memastikan kayu yang mereka
impor legal.
Ilegal Logging di Jatim Rugikan Negara Rp 29 M
12 Februari 2013
Faktor ekonomi masyarakat jadi faktor utama penyebab pencurian kayu.
Baca SelengkapnyaBea dan Cukai Semarang Sita 14 Kontainer Kayu Ilegal
8 Januari 2013
Para pelaku terancam denda Rp 5 miliar dan pidana paling lama 10 tahun penjara.
Baca SelengkapnyaPembalakan Liar di Jambi Tak Pernah Berhenti
21 Desember 2012
Kerugian negara puluhan miliar rupiah. Hal ini memimbulkan dampak sosial, banjir, tanah longsor, hingga sengketa tanah.
Baca SelengkapnyaDua Petugas Konservasi Disekap Perambah Hutan
19 Oktober 2012
Perambah melakukan aksi balas dendam setelah 13 kawan mereka ditangkap oleh tim Satuan Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi.
Baca SelengkapnyaCagar Alam Dibabat, Pohon Usia 150 Tahun Ditebang
24 Juli 2012
Yang dibabat adalah kayu jenis Bengkirai dengan kualitas terbaik.
Baca SelengkapnyaCegah Pembalakan Liar, Polisi Hutan Dibekali Silat
19 Juli 2012
Langkah ini dilakukan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur yang bekerjasama dengan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati.
Baca SelengkapnyaPolisi Tangkap Sembilan Pembalak Liar
26 November 2011
Sembilan pembalak liar di Kalimantan Barat ditangkap dalam Operasi Hutan Lestari oleh Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.
Baca Selengkapnya