TEMPO.CO,PONTIANAK-- Sejumlah tokoh masyarakat, adat, aparat kepolisian, TNI dan Pemerintah di Kabupaten Kubu Raya menggelar pertemuan di kantor Kecamatan Ambawang, Kamis 15 Maret 2012 malam untuk membahas agar kerusuhan pasca spanduk anti FPI terjadi di Kota Pontianak.
"Pertemuan ini memang dilaksanakan dadakan. Kami berharap bisa mencegah agar kerusuhan tak berimbas ke kami" kata Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan, usai memimpin pertemuan tersebut.
Muda menyatakan, daerahnya berbatasan langsung dengan Kota Pontianak, dan jaraknya sangat dekat sekali. Mereka mencemaskan ada imbas dari kerusuhan tersebut. Termasuk kemungkinan ada mobilisasi masa dari Kubu Raya ke Kota Pontianak atau sebaliknya yang dapat membuat kerusuhan semakin meluas.
"Sangat cepat sekali isu itu beredar, padahal isinya belum tentu benar," kata Muda. " Ini harus dipahami bersama dan sepenuhnya, semua wajib saling menjaga "
Juru Bicara Polda Kalimantan Barat Ajun Komisaris Besar Polisi Mukson Munandar menjelaskan, info kerusuhan yang marak disebarkan di jaringan Blackberry dan sms hanya dilebih-lebihkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Lokasi konsentrasi massa FPI dan Dayak serta kelompok Melayu juga sudah dilakukan pengamanan, sehingga kondisi keamanan terkendali, katanya.
"Mohon bagi masyarakat yang mendapatkan info-info yang memperkeruh situasi untuk tidak terpancing. Demi keamanan Kalbar, dan tidak memposting gambar melalui bbm maupun media jejaring sosial yang tidak jelas sumbernya," kata Mukson.
WDA | ANT
Berita terkait
Ribut Spanduk Tolak FPI, Pontianak Tegang
Cegah Rusuh Demo Anti FPI, Polisi Tutup Jalan
Demo AntiFPI, Polisi Lepaskan Tembakan Peringatan
FPI: Itu Bukan Suku Dayak, Tapi Preman Anarkis
Taufiq Kiemas Minta FPI Hormati Kearifan Lokal Dayak
Warga Dayak Tolak Ketua FPI Habib Rizieq
Alasan Warga Dayak Tolak FPI
Tokoh FPI Habib Rizieq Salahkan Gubernur Kalteng
Habib Rizieq: Ada yang Ingin Adu Domba FPI
Gus Solah Sarankan FPI Lakukan Survei