Survei LSI: Jusuf Kalla Ungguli Aburizal Bakrie  

Reporter

Editor

Kamis, 23 Februari 2012 11:55 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta -Partai Golkar sepertinya harus berpikir ulang untuk mengusung Aburizal Bakrie sebagai calon presiden pada pemilu 2014 mendatang. Alasannya, dari survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), nama Aburizal ternyata masih kalah pamor dibanding kader Golkar lainnya, Muhammad Jusuf Kalla.

"Nama Jusuf Kalla dalam ingatan pemilih masih kuat dibanding Aburizal," ujar peneliti LSI, Syaiful Mujani, Kamis, 23 Februari 2012.

Menurut Syaiful dalam survei pemilih diberikan pertanyaan terbuka tentang siapa tokoh yang kuat dalam ingatan untuk dipilih menjadi presiden. Sebanyak 2.050 responden dari 33 provinsi yang dipilih melalui metode acak bertingkat memunculkan beberapa nama, dan nama Jusuf Kalla muncul di urutan keempat di bawah Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati, dan Prabowo Subianto. "Namun SBY tidak bisa dipilih lagi menjadi presiden karena sudah menjabat dua kali," ujar Syaiful.

Saat responden disodorkan pertanyaan semi-terbuka tentang siapa calon presiden pilihan, Kalla memperoleh suara 7 persen di bawah Mega dan Prabowo dengan suara 15,6 persen dan 10,6 persen. Sedangkan Aburizal hanya menempati posisi keempat dengan suara 5,6 persen. Ketika nama calon dikerucutkan menjadi 18 nama, Kalla kembali mengungguli Aburizal dengan suara 9,7 persen. Sedangkan Aburizal hanya memperoleh 7,2 persen suara.

Menurut Syaiful, dukungan masyarakat terhadap Aburizal Bakrie belum signifikan mendongkrak popularitasnya. Saat LSI menyandingkan Aburizal dan dua nama lain yang sudah digadangkan partainya untuk menjadi calon presiden, yaitu Partai Gerindra yang mengusung Prabowo dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusung Hatta Rajasa, nama Ical hanya muncul sebagai yang ketiga.

Untuk ketiga tokoh ini LSI menjaring berdasarkan beberapa indikator: kepintaran, bisa dipercaya, perhatian pada rakyat, ketegasan, dan bisa dipercaya. Di setiap pertanyaan nama Aburizal selalu berada di posisi ketiga. Satu-satunya yang diungguli Ical dari Hatta Rajasa adalah keterkenalan di mata publik. "Jadi meski Aburizal sudah banyak bersosialisasi belum bisa mendekati kekuatan elektoral JK," ujar Syaiful.

Aburizal saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Golkar. Sedangkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah lengesr dari Golkar aktif di Palang Merah Indonesia.

IRA GUSLINA

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

2 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

3 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

4 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

4 hari lalu

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

5 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

5 hari lalu

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

IM57+ Insitute merespon temuan survei Indikator Politik Indonesia soal kepercayaan publik kepada KPK. KPK, lembaga paling tidak dipercaya publik.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

5 hari lalu

Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

Sebanyak 55,1 persen pendukung PDIP tidak setuju dengan PSU tanpa Prabowo-Gibran. Begini rinciannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

6 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

6 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

8 hari lalu

Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.

Baca Selengkapnya