Tak Dipanggil KPK, Demokrat Anggap Anas Bersih  

Reporter

Editor

Selasa, 21 Februari 2012 13:57 WIB

Edhie Baskoro Yudhoyono, Syarifuddin Hasan dan Anas Urbaningrum. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Kehormatan Partai Demokrat mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Anas Urbaningrum. Menurut anggota Dewan Kehormatan, Syarief Hasan, pemanggilan itu untuk membuktikan keterlibatan Ketua Umum Demokrat dalam Grup Permai yang terlibat sejumlah kasus korupsi. "Tapi sekarang kan nggak dipanggil-panggil. Jadi kemungkinan nggak bener," ujar Syarief di gedung MPR/DPR, Selasa, 21 Februari 2012.

Menteri Koperasi itu juga meminta KPK segera menuntaskan kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games Jakabaring, Palembang. Kalau memang ada kader Demokrat terlibat selain Anas harus segera disampaikan. "Kalau bener katakan, jadi tidak seperti sekarang."

Dewan Kehormatan, kata Syarief, tak akan memanggil Anas untuk mengklarifikasi pernyataan bekas Bendahara Umum Demokrat Muhammad Nazarudin. Alasannya, masalah itu sudah ditangani penegak hukum. Syarief juga menilai saat ini Anas belum perlu bicara ke publik menanggapi berbagai tuduhan yang dialamatkan Nazar kepadanya. "Kami serahkan dulu ke hukum. Silakan KPK dan pengadilan memanggil dia (Anas) untuk mendapatkan keterangan."

Sejumlah saksi menyebutkan dugaan keterlibatan Anas dalam kasus Wisma Atlet. Misalnya, fee sejumlah proyek pemerintah ke Grup Permai, perusahaan Nazar, juga mengalir untuk kepentingan Anas. Nazaruddin menyebut Angelina Sondakh saat diperiksa Tim Pencari Fakta Demokrat bercerita bahwa duit Rp 2 miliar mengalir ke Anas. Dalam beberapa kesempatan Nazaruddin juga menyebutkan Anas mengatur pertemuan awal membahas proyek Wisma Atlet.

Dalam percakapan melalui BlackBerry Messenger antara bekas pegawai Nazaruddin, Mindo Rosalina Manulang, dan Angie tersebut adanya permintaan uang--dengan kode apel--untuk diserahkan ke "Bos Besar". Menurut Rosa, istilah bos besar merujuk ke Anas.

Keterangan pegawai Nazaruddin lainnya, Yulianis, menyatakan uang juga dibawa ke arena Kongres Demokrat di Bandung. Sebagian uang itu merupakan fee proyek yang diterima Grup Permai. Uang itu diduga untuk pemenangan Anas.

IRA GUSLINA

Berita terkait

Lelang Barang KPK Sitaan Hasil Gratifikasi, Begini Syarat dan Cara Mengikuti Lelangnya

18 Desember 2023

Lelang Barang KPK Sitaan Hasil Gratifikasi, Begini Syarat dan Cara Mengikuti Lelangnya

KPK menggelar lelang atas barang sitaan hasil gratifikasi dalam Hakordia 2023. Begini tata cara dan syarat mengikuti lelangnya.

Baca Selengkapnya

Momentum Hakordia, Ahli Hukum Nilai Kejagung Kurang Greget Tangani Kasus Korupsi

13 Desember 2023

Momentum Hakordia, Ahli Hukum Nilai Kejagung Kurang Greget Tangani Kasus Korupsi

Ahli Hukum Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar menilai kinerja Kejaksaan Agung (Kejagung) khususnya dalam pemberantasan korupsi kurang greget.

Baca Selengkapnya

Momentum Hakordia, Pengamat Nilai Penanganan Kasus Korupsi oleh Polri Masih Mengecewakan

13 Desember 2023

Momentum Hakordia, Pengamat Nilai Penanganan Kasus Korupsi oleh Polri Masih Mengecewakan

Herdiansyah Hamzah menulai kinerja Polri dalam pemberantasan korupsi yang masih mengecewakan publik jika dilihat secara kualitatif.

Baca Selengkapnya

KPK Beri Skor 95,75 untuk Pencegahan Korupsi di DKI, Heru Budi: Kita Sudah di Zona Tertinggi

12 Desember 2023

KPK Beri Skor 95,75 untuk Pencegahan Korupsi di DKI, Heru Budi: Kita Sudah di Zona Tertinggi

Ini tentang aplikasi yang dikembangkan oleh KPK untuk memantau capaian kinerja program pencegahan korupsi melalui perbaikan tata kelola pemerintahan.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Firli Bahuri Diundang ke Hari Antikorupsi Sedunia, tapi Tak Hadir

12 Desember 2023

KPK Sebut Firli Bahuri Diundang ke Hari Antikorupsi Sedunia, tapi Tak Hadir

KPK mengatakan telah mengundang semua insan KPK melalui email kantor, termasuk kepada Ketua nonaktif Firli Bahuri. Tapi Firli tak hadir.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta RUU Perampasan Aset Segera Diselesaikan

12 Desember 2023

Jokowi Minta RUU Perampasan Aset Segera Diselesaikan

Presiden Jokowi meminta DPR segera membahas dan menyelesaikan RUU Perampasan Aset. Mekanisme untuk pengembalian kerugian negara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Banyak Pejabat Ditangkap tapi Tak Hentikan Korupsi di Indonesia

12 Desember 2023

Jokowi Sebut Banyak Pejabat Ditangkap tapi Tak Hentikan Korupsi di Indonesia

Presiden Jokowi mengatakan sudah terlalu banyak pejabat Indonesia yang ditangkap dan dipenjarakan karena korupsi.

Baca Selengkapnya

Ketua KPK Nawawi Pomolango Sebut Butuh Sinergi untuk Berantas Korupsi

12 Desember 2023

Ketua KPK Nawawi Pomolango Sebut Butuh Sinergi untuk Berantas Korupsi

Nawawi Pomolango mengatakan, sinergi gerak dari seluruh elemen bangsa harus kembali dipimpin untuk melakukan pemberantasan korupsi bisa bergerak maju.

Baca Selengkapnya

Hari Antikorupsi Sedunia, Saut Situmorang Minta Independensi KPK Dikembalikan

12 Desember 2023

Hari Antikorupsi Sedunia, Saut Situmorang Minta Independensi KPK Dikembalikan

Saut Situmorang mengatakan hal yang perlu direfleksikan KPK di Hari Antikorupsi, seperti mengembalikan independensi KPK.

Baca Selengkapnya

Hari Antikorupsi Sedunia Diperingati Tiap 9 Desember, Ketika Dunia Sadar Harus Perangi Korupsi

9 Desember 2023

Hari Antikorupsi Sedunia Diperingati Tiap 9 Desember, Ketika Dunia Sadar Harus Perangi Korupsi

Tiap 9 Desember masyarakat internasional memperingati Hari Antikorupsi Sedunia. Begini asal mula dicetuskan PBB.

Baca Selengkapnya