TEMPO Interaktif, Jayapura - Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Puncak, Yunus Kelabetme, mengatakan kondisi ibu kota Puncak, Ilaga, masih mencekam setelah tertembaknya dua warga yang diserang kelompok tak dikenal, Sabtu, 4 Februari 2012 lalu. “Di sana masih mencekam, perekonomian tidak jalan baik dan ada beberapa warga yang keluar dari Ilaga,” kata Yunus Kelabetme, Jumat, 10 Februari 2012.
Yunus mengatakan DPRD Puncak tidak bisa berbuat banyak menangani bentrok yang terus terjadi di daerah itu. Apalagi Ketua DPRD Puncak, Elvis Tabuni, yang juga calon bupati Puncak adalah pihak yang berada dalam sengketa.
Yunus mengungkapkan, akibat bentrok massa, roda pemerintahan di Puncak tak berjalan maksimal. Sebagian besar anggota DPRD bahkan memilih pindah dan tinggal sementara di Jayapura. “Kantor sekarang kosong, tidak tahu mau bagaimana,” ujar Yunus.
Menurut Yunus, sudah pernah diupayakan perdamaian antara dua kubu calon bupati Puncak, yakni Simon Alom dan Elvis Tabuni. Namun tak membuahkan hasil. Bahkan kubu ET (Elvis Tabuni) sekarang menggunakan senjata. Ada juga yang pakai panah untuk saling serang.
Korban tewas berasal dari kubu Simon Alom, yakni Yano Alom dan Makano Magai. Keduanya ditemukan tak bernyawa dengan bekas luka tembak di Distrik Gome, Puncak, Sabtu, 4 Februari 2012 lalu.
Dua warga tersebut diserang ketika sedang bersama delapan warga lainnya mencari bahan makanan di kebun. Saat mengambil umbi-umbian, tiba-tiba muncul sekelompok orang bersenjata yang langsung menembak. Delapan orang berhasil selamat melarikan diri. “Mereka diserang tiba-tiba. Ada yang sembunyi di balik pohon, yang lain lari. Namun dua orang tidak sempat lari dan meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Polisi Wachyono. Ia mengungkapkan sudah 55 orang tewas dalam bentrok pemilukada di Ilaga, Papua.
Untuk pengamanan di Ilaga, polisi menurunkan satu peleton pasukan Brigade Mobil. “Ada satu peleton Brimob. Bentrok sudah dari tahun lalu, polisi sudah mengupayakan perdamaian di sana tapi bentrok masih saja terjadi.”
Polisi, kata Wachyono, belum dapat mengambil keputusan melucuti senjata yang dimiliki pendukung Elvis Tabuni. “Belum bisa karena kelompok itu langsung menghilang. Diduga kelompok itu adalah gerakan bersenjata dari Puncak Jaya yang ke Puncak,” ujarnya lagi.
Kabupaten Puncak merupakan kabupaten hasil pemekaran Puncak Jaya. Kabupaten ini dibentuk pada 4 Januari 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2008, bersama-sama dengan pembentukan lima kabupaten lainnya di Papua.
Pemilukada di Kabupaten Puncak sebelumnya akan digelar pada 9 November 2011 lalu. Namun karena bentrok tak berkesudahan, perhelatan itu ditunda hingga batas waktu yang tak dapat ditentukan.
JERRY OMONA
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya