Penembak Ojek di Puncak Jaya Diduga Kelompok Lama  

Reporter

Editor

Jumat, 3 Februari 2012 16:06 WIB

Pasukan Marinir Angkatan Laut berjaga ketika melakukan Bantuan Tembakan Artileri dengan Meriam Howitzer dalam Latihan Puncak Armada Jaya di Pantai Sekerat, Sangatta, Kalimantan Timur, Kamis (10/11). Latihan Armada Jaya yang akan berakhir pada tangal 16 November 2011 bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik di daerah Alur Laut Kepulauan Indonesia yang merupakan perbatasan dengan negara tentangga dengan melibatkan 4000 ribu personil AL, 23 kapal Perang, 3 pesawat cassa, 3 Helikopter, 1600 pasukan Pendarat Marinir, dan 93 kendaraan Tempur. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jayapura - Kepolisian Daerah Papua menyatakan kelompok bersenjata yang menembak seorang tukang ojek di Kampung Kurilik, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Kamis, 2 Februari 2012, diduga dari kelompok Yambi.

Kelompok ini merupakan gerakan lama yang sering berbuat ulah di daerah pegunungan tersebut. “Mereka bukan dari kelompok pimpinan Goliat Tabuni, kayaknya lain,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Wachyono, Jumat, 3 Februari 2012.

Ia mengatakan jumlah anggota serta persenjataan mereka belum bisa dipastikan. “Tapi pengejaran terus dilakukan, hanya saja kita terbentur medan yang sulit,” ujarnya.

Kepala Kepolisian Resor Puncak Jaya, Ajun Komisaris Besar Alex Korwa, mengatakan pelaku penembakan dan pembacokan Kamis pagi itu diperkirakan sepuluh orang. “Diduga ada sepuluh, mereka membawa senjata dan juga alat tajam,” katanya.

Penembakan berawal ketika empat tukang ojek mengantar penumpang ke Kampung Kurilik. Sekembalinya melewati jalan yang sama, sekitar pukul 09.30 WIT, tepat di jembatan ujung kampung, tiba-tiba muncul kelompok tak dikenal yang langsung memberondong tembakan dan membacok seorang di antaranya bernama Daeng Yonri. Korban jatuh terkapar, sementara tiga rekannya melarikan diri.

“Saya sendiri yang menjemput para korban itu. Satu yang terluka dievakuasi ke Jayapura,” kata Alex.

Yonri terkena dua kali tembakan di bagian pundak kanan. Ia juga mendapat luka bacok di bagian pipi. Sedangkan tiga korban lainnya, Ropu, 38 tahun, Budi Utomo Palalu (28), dan Dipten Tabuni (20), dinyatakan selamat. “Awalnya satu orang hilang, tapi kemudian berhasil kita temukan,” ucapnya.

Terkait jenis dan banyaknya senjata yang dibawa pelaku, Alex tak mengetahuinya. “Mereka biasa pakai senjata hasil rampasan. Itu mungkin yang digunakan untuk menembak,” ujarnya. “Dari kelompok mana, itu saya tidak tahu. Di sini ada beberapa kelompok yang biasa mengacau. Ada dari anak buahnya Goliat Tabuni, tapi ada juga kelompok baru dari Okinak Wonda,” katanya lagi.

Sebelumnya, seorang tukang ojek asal Probolinggo, Jawa Timur, Abdul Kholik, 40 tahun, juga tewas ditembak kelompok bersenjata di Puncak Jaya, Ahad, 18 Desember 2011 lalu. Korban tewas dengan enam luka tembak di punggung dan kepala. Lokasi penembakan tepat di belakang Rumah Sakit Mulia, sekitar 100 meter dari Kampung Usir Distrik Mulia.

JERRY OMONA

Berita terkait

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.

Baca Selengkapnya

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.

Baca Selengkapnya

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.

Baca Selengkapnya

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.

Baca Selengkapnya

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Selengkapnya

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.

Baca Selengkapnya