TEMPO.CO, Jayapura - Kepolisian Daerah Papua menyatakan kelompok bersenjata yang menembak seorang tukang ojek di Kampung Kurilik, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Kamis, 2 Februari 2012, diduga dari kelompok Yambi.
Kelompok ini merupakan gerakan lama yang sering berbuat ulah di daerah pegunungan tersebut. “Mereka bukan dari kelompok pimpinan Goliat Tabuni, kayaknya lain,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Wachyono, Jumat, 3 Februari 2012.
Ia mengatakan jumlah anggota serta persenjataan mereka belum bisa dipastikan. “Tapi pengejaran terus dilakukan, hanya saja kita terbentur medan yang sulit,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Resor Puncak Jaya, Ajun Komisaris Besar Alex Korwa, mengatakan pelaku penembakan dan pembacokan Kamis pagi itu diperkirakan sepuluh orang. “Diduga ada sepuluh, mereka membawa senjata dan juga alat tajam,” katanya.
Penembakan berawal ketika empat tukang ojek mengantar penumpang ke Kampung Kurilik. Sekembalinya melewati jalan yang sama, sekitar pukul 09.30 WIT, tepat di jembatan ujung kampung, tiba-tiba muncul kelompok tak dikenal yang langsung memberondong tembakan dan membacok seorang di antaranya bernama Daeng Yonri. Korban jatuh terkapar, sementara tiga rekannya melarikan diri.
“Saya sendiri yang menjemput para korban itu. Satu yang terluka dievakuasi ke Jayapura,” kata Alex.
Yonri terkena dua kali tembakan di bagian pundak kanan. Ia juga mendapat luka bacok di bagian pipi. Sedangkan tiga korban lainnya, Ropu, 38 tahun, Budi Utomo Palalu (28), dan Dipten Tabuni (20), dinyatakan selamat. “Awalnya satu orang hilang, tapi kemudian berhasil kita temukan,” ucapnya.
Terkait jenis dan banyaknya senjata yang dibawa pelaku, Alex tak mengetahuinya. “Mereka biasa pakai senjata hasil rampasan. Itu mungkin yang digunakan untuk menembak,” ujarnya. “Dari kelompok mana, itu saya tidak tahu. Di sini ada beberapa kelompok yang biasa mengacau. Ada dari anak buahnya Goliat Tabuni, tapi ada juga kelompok baru dari Okinak Wonda,” katanya lagi.
Sebelumnya, seorang tukang ojek asal Probolinggo, Jawa Timur, Abdul Kholik, 40 tahun, juga tewas ditembak kelompok bersenjata di Puncak Jaya, Ahad, 18 Desember 2011 lalu. Korban tewas dengan enam luka tembak di punggung dan kepala. Lokasi penembakan tepat di belakang Rumah Sakit Mulia, sekitar 100 meter dari Kampung Usir Distrik Mulia.
JERRY OMONA
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya