TEMPO Interaktif, Jakarta:TNI menolak persyaratan jeda dua hari yang ditawarkan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk melepaskan kameramen RCTI Ferry Santoro. "Itu tidak pas kita setujui, karena itu menjadi preseden mereka untuk menggunakan cara-cara begitu," kata Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto seusai sidang kabinet di gedung utama Sekretariat Negara Jakarta, Senin (5/1) sore.Panglima juga menilai persyaratan itu bertele-tele. Dia membandingkan dengan kasus wartawan Amerika, William Nessen, yang juga pernah diculik GAM. GAM, lanjut dia, menggunakan syarat yang mudah untuk melepas Nessen, sebaliknya terhadap Ferry. "Terhadap bangsa Indonesia dan wartawan Indonesia kenapa dia memberi persyaratan yang sedemikian tinggi?" tanya Panglima dengan nada sengit.Panglima yakin apabila GAM memang berniat melepaskan Ferry, maka tanpa syarat pun hal itu dapat dilakukan. Intinya, lanjut Panglima, GAM tidak boleh menggunakan orang yang tidak berdosa sebagai tameng hidup dalam perjuangan mereka. "Dalam segala hal, menggunakan tameng hidup itu tidak dibenarkan," kata dia.Tentang pembebasan Ferry, Panglima mengatakan TNI akan berupaya melakukannya dengan cara damai dan tanpa persyaratan yang bertele-tele. Namun, langkah-langkah pembebasan itu, kata dia, masih akan dibicarakan dalam pertemuan antara dirinya dengan Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, Kapolri Jenderal Polisi Da'i Bachtiar, dan Ketua Palang Merah Indonesia Marie Muhammad, di kantor Menko Polkam hari ini. Deddy Sinaga - Tempo News Room
Berita terkait
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS
29 detik lalu
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS
Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.