Indonesia Harus Lebih Terbuka pada Semua kebudayaan  

Reporter

Editor

Minggu, 22 Januari 2012 14:27 WIB

Kelompok Barongsai Dharma Asih melakukan atraksi di pelataran Kelenteng Sam Poo Kong, pada puncak perayaan HUT Ke-604 Kedatangan Laksamana Cheng Ho, di Semarang, Rabu (19/8). Foto: ANTARA/R. Rekotomo

TEMPO.CO, Magelang - Perayaan tahun baru Imlek 2563 di Indonesia kali ini diharapkan semakin membuka hati pemerintah dan publik Indonesia untuk kian jujur melihat kebudayaan sebagai modal utama kemajuan peradaban. Menurut tokoh Tionghoa asal Kota Magelang yang juga Ketua Paguyuban Tri Bakti di Kelenteng Liong Hok Bio, Paul Chandra Wijaya, pembelengguan kebudayaan Tionghoa pada Orde Baru dinilai mempengaruhi bangsa Indonesia untuk mengatasi persaingan global.

“Dulu semua kebudayaan berbau Tionghoa, mulai dari seni sampai sekolah berbahasa mandarin, dilarang. Sekarang ketika perekonomian Cina mulai menguasai dunia, kita yang kewalahan karena sedikit sekali yang menguasai bahasa mandarin,” kata Paul usai doa bersama di Kelenteng Liong Hok Bio, Ahad 22 Januari 2012.

Penguasaan bahasa, kata Paul, meski terkesan sepele, menjadi faktor utama memasuki era persaiangan global. “Bangsa Cina itu sedikit sekali yang menguasai bahasa Inggris. Jadi penguasaan bahasa mandarin cukup penting, mengingat sekarang Indonesia harus ngedrop ratusan guru mandarin dari Cina,” kata dia.

Ditambahkan Paul, pihaknya cukup prihatin dengan generasi muda saat ini yang sebagain besar tak mengerti bahasa mandarin. “Di kalangan keluarga Tionghoa pun yang mengerti mandarin paling orang tuanya yang sudah berumur di atas 50 tahun. Dari umur 30-40 tahun ke bawahnya sudah tidak ada yang tahu,” ujar Paul yang sempat merasakan pahit ketika sekolah Tionghoa CHHH (kini SMA Negeri 3) di Magelang ditutup Orde Baru tahun 60-an.

Paul berharap untuk mengatasi persoalan kebuntuan kebudayaan itu jalan utamanya melalui pendidikan yang terbuka dan tidak diskriminatif. Pihaknya sejak empat tahun ini di Magelang telah mengembangkan sekolah tingkat dasar bernama Bakti Tunas Harapan yang memasukkan tiga bahasa utama sebagai pengantar, mandarin, Inggris, dan Indonesia.

Sementara itu Ridwan Ismanto, tokoh muda Tionghoa yang juga Ketua Paguyuban Barongsi Ho Hap Hwee Yogyakarta, menuturkan saat ini generasi muda yang tertarik mempelajari barongsai juga masih belum begitu banyak. “Mungkin karena prosesnya lama, harus belajar wushu dulu. Dan untuk memainkannya memakai ritual puasa daging tiga hari sebelum main,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

24 hari lalu

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.

Baca Selengkapnya

Masuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari

10 Februari 2024

Masuki Hari Raya Imlek, Potensi Hujan Sedang hingga Ekstrem Hadir di Pantura Dinihari

Hari Raya Imlek dipahami selalu identik dengan hujan di pagi hari. Bagaimana menurut BMKG dan BRIN?

Baca Selengkapnya

5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar

9 Februari 2024

5 Resep Kue Mangkok untuk Imlek yang Enak dan Mekar

Menjelang perayaan Imlek, sudahkah Anda menyiapkan kue mangkok? Jika belum, berikut resep kue mangkok yang enak dan mekar sempurna.

Baca Selengkapnya

Tips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek

8 Februari 2024

Tips Tetap Sehat saat Merayakan Imlek

Perayaan Tahun Baru Imlek juga identik dengan makanan manis dan hidangan khas yang lezat. Berikut saran dokter agar kesehatan tetap terjaga.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024

31 Januari 2024

Prediksi Cuaca BMKG Hari-hari Menuju Imlek 2024

Mendekati Tahun Baru Imlek pada 10 Februari 2024, BMKG memberikan prediksi cuaca di Indonesia yang dominan hujan.

Baca Selengkapnya

Sambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya

30 Januari 2024

Sambut Imlek 2024 Menjadi Tahun Naga Kayu, Berikut Makna dan Sejarahnya

Naga dalam Naga Kayu merupakan simbol kekuatan, kehormatan dan kekuasaan di kebudayaan Cina melalui astrologi shio dalam urutan ke-5.

Baca Selengkapnya

Food Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra

21 Januari 2024

Food Destination, Agenda Kuliner Selama Setahun di Mal Ciputra

Food Destination Mal Ciputra mengetengahkan empat tema berbeda hingga 2025.

Baca Selengkapnya

Festival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya

31 Januari 2023

Festival Cap Go Meh 5 Februari, Berikut 5 Tradisi Perayaannya

Pada perayaan Cap Go Meh, orang biasanya makan bola nasi yang disebut tangyuan, menonton barongsai, dan menyalakan kembang api.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman

24 Januari 2023

Bamsoet Dorong Persatuan dalam Keberagaman

Pengakuan negara terhadap tahun baru Imlek tidak lepas dari jasa Presiden Republik Indonesia

Baca Selengkapnya

Jasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen

23 Januari 2023

Jasa Marga: Hari Raya Imlek, Volume Kendaraan Naik 19,76 Persen

PT Jasa Marga menyebut volume kendaraan di jalan tol naik sebesar 19,76 saat Hari Raya Imlek.

Baca Selengkapnya