PBB Patut Dipersalahkan

Reporter

Editor

Rabu, 31 Desember 2003 09:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Meski meratapi pertumpahan darah yang terjadi, namun mantan presiden B.J. Habibie tak pernah menyesal telah memberi pilihan kepada rakyat Timor Timur untuk melepaskan diri dari wilayah Indonesia melalui referendum. Pernyataan itu dimuat koran Australia Sidney Morning Herald (SMH), Senin (27/8).

"Karena saya melihat bahwa [dengan referendum] saya tidak akan kehilangan muka. [Karena] Saya tidak bertanggung jawab atas [masalah] itu," kata Habibie kepada wartawan SMH David Jenkins, yang menemuinya di sebuah apartemen yang disewanya selama liburan musim panas di dekat Menara Eiffel, Paris.

Presiden ketiga yang berkuasa selama 17 bulan itu tak merasa terkejut dengan hasil referendum itu yang membuktikan bahwa 80 persen rakyat Timtim memilih merdeka. "Tidak," katanya, "Saya tidak terkejut." Sebab, rakyat Timtim tidak pernah merasa menjadi bagian dari Indonesia.

Ide referendum itu, kata pakar pesawat yang kini menghabiskan waktunya dengan jalan-jalan bersama cucunya itu, muncul setelah menerima surat dari PM Australia John Howard Desember 1998. Howard menyarankan agar dilakukan jajak pendapat di wilayah Bumi Lorosae itu.

Kebetulan, pandangan itu diperkuat oleh penasehat politik Habibie, yang mengatakan Timtim adalah "provinsi pengemis yang tidak tahu terima kasih" dan menjadi beban rakyat Indonesia. Dalam waktu satu bulan, tulis SMH, Habibie memberitahu kabinetnya bahwa ia ingin melepaskan Timtim dari kontrol Indonesia jika itu yang memang diinginkan rakyat Timtim.

Namun rencana ini mendapat tentangan dari sejumlah kalangan militer yang kemudian merekrut milisi untuk mempertahankan Timtim. Akibatnya Ketika hasil pemungutan suara tanggal 30 Agustus menunjukkan Timtim memilih untuk merdeka, milisi membuat kerusuhan besar dan membunuh ratusan orang.

Advertising
Advertising

Untuk memperkecil kerusuhan, Habibie meminta Sekjen PBB Kofi Annan berjanji akan memberitahu hasil referendum tiga hari sebelum diumumkan secara resmi. Tapi, kata Habibie, Sekjen PBB itu ingkar janji, ia diberitahu 30 menit menjelang pengumuman resmi. "Amplitudo kerusakan tidak sampai 100 persen, tapi 10 persen, karena berhasil diminimalisir."

Soal kekerasan yang meletus pasca referendum, Habibie menyatakan yang bertanggung jawab adalah "elemen-elemen kriminal", bukan TNI. Yang yang paling patut dipersalahkan atas terjadinya hal itu, katanya, adalah PBB. (Tjandra)

Berita terkait

UNS Ingatkan Peserta UTBK SNBT Tak Tergiur Membayar Uang untuk Bisa Lolos

3 menit lalu

UNS Ingatkan Peserta UTBK SNBT Tak Tergiur Membayar Uang untuk Bisa Lolos

Begini kata Plt Rektor UNS soal iming-iming lolos UTBK.

Baca Selengkapnya

Website Penjualan Tiket Sheila on 7 di Bandung Sempat Eror hingga Penuh Selama 1 Jam

8 menit lalu

Website Penjualan Tiket Sheila on 7 di Bandung Sempat Eror hingga Penuh Selama 1 Jam

Website resmi penjualan tiket konser Sheila on 7 di Bandung sempat eror dan penuh hingga lebih dari 1 jam.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

13 menit lalu

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengatakan penyidikan dan penyelidikan kasus korupsi tetap berjalan di tengah konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

14 menit lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

22 menit lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

29 menit lalu

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

Microsoft menyodorkan sejumlah rencana untuk Indonesia melalui investasi sebesar Rp 27,6 triliun.Salah satunya pelatihan AI untuk 840 ribu peserta.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Lanny / Fadia Kalah, Kedudukan Sementara Indonesia vs Jepang Imbang 1-1

30 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Lanny / Fadia Kalah, Kedudukan Sementara Indonesia vs Jepang Imbang 1-1

Pemain Indonesia Lanny / Fadia kalah atas pasangan Jepang Nami Matsuyama / Chiharu Shida setelah bermain tiga game dalam laga Grup C Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

32 menit lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

33 menit lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

34 menit lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya