TEMPO Interaktif, Timika -Sebanyak tujuh orang terluka akibat perang panah antara warga Kampung Banti I dan Kampung Banti II, Senin 26 Desember 2011.
Warga Kampung Banti I yang terluka adalah Terinus Jawame (luka kampak paha kanan), Demianus Uamang (luka kena senapan angin bagian dada) warga yang terluka dirawat d RS Banti.
Sementara warga Kampung Banti II yang terluka adalah Obajana Natkine (telapak kaki kanan kena panah), Edianus Magai (luka panah tangan kiri) Edi Omaleng (luka panah pinggang kiri) Yoni Magai, dan Slamet Sumianto, (karyawan Social Local Development PT Freeport terkena panah di kaki kiri).
Kepala Kepolisian Sektor Tembagapura, Iptu Sudirman, anggota DPRD Mimika Elminus Mom, dan Janis Natkime, berupaya mendamaikan dua kelompok yang bertikai. Pada Senin siang, warga Banti II dikumpulkan di halaman SD Banti. Berikutnya, warga Banti I dikumpulkan di lapangan perumahan warga di Banti I. "Saya mengharap warga segera berdamai, apalagi baru saja kita merayakan natal," kata Kapolsek Sudirman.
Tokoh warga Banti I, Obet Jawame, mengatakan warga Banti I tidak pernah memulai perang. "Tapi pihak Banti II yang memulai. Saya berharap pemerintah melihat akar persoalan ini," kata Obet.
Obet juga meminta pemerintah membuat Peraturan Daerah untuk menyelesaikan persoalan adat antar warga. "Jadi ada sanksi hukum yang jelas," kata Obet.
Sementara anggota dewan yang juga pernah menjadi panglima perang Kwamki Lama, Elminus Mom, meminta warga meninggalkan kebiasaan perang untuk menyelesaikan persoalan. "'Kalau orang tua-tua kita dulu masih pakai perang, sekarang kita harus pakai hukum untuk selesaikan persoalan," kata Elminus.
Pada Senin sore tokoh-tokoh warga yang bertikai dikumpulkan untuk menandatangani kesepakatan damai. Tetapi karena hari sudah larut malam, kesepakatan damai rencananya ditandatangani pada Selasa besok, 27 Desember 2011.
TJAHJONO EP
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya