TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) menilai tahun 2011 ini merupakan tahun pemiskinan nelayan. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada nelayan.
“Kementerian Perikanan dan Kelautan kehilangan sensitivitas dalam menyusun program,” kata Riza Dimanik, Sekjen KIARA saat acara Evaluasi 2011 dan Proyeksi 2012 Agenda Kelautan dan Perikanan, Rabu 21 Desember 2011.
Riza mencontohkan, terjadinya cuaca ekstrem di awal tahun 2011 membuat 550 ribu nelayan berhenti melaut. “Dan sayangnya, ini tidak direspons dengan baik dalam program kementerian,” tuturnya.
Riza menambahkan, kurangnya sensitivitas itu juga ditandai dengan tidak adanya kesungguhan dari pemerintah untuk menjaga laut. “Menteri Lingkungan Hidup malah mengizinkan PT Newmont Nusa Tenggara untuk membuang limbah di Teluk Senunu,” tuturnya.
Suhana, Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim, menambahkan, kegiatan impor yang tidak diawasi dengan ketat menyebabkan banyak ikan yang lolos ke pasar tradisional.
“Jika impor tidak ditutup, tentu harga ikan terpuruk. Bagaimana pemerintah melindungi nelayan,” kata Riza.
Selain itu, pemiskinan nelayan juga ditandai dengan meningkatnya konflik pada nelayan, kurangnya perlindungan terhadap nelayan perbatasan, serta peraturan yang membuat masyarakat pesisir kehilangan lahannya.
NUR ALFIYAH
Berita terkait
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap
8 hari lalu
KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.
Baca SelengkapnyaTiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia
11 hari lalu
Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.
Baca SelengkapnyaPantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
11 hari lalu
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara
15 hari lalu
Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg
16 hari lalu
Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.
Baca SelengkapnyaWalhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN
22 hari lalu
Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaSejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional
26 hari lalu
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaTidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi
34 hari lalu
Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR
44 hari lalu
Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka
Baca SelengkapnyaEksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit
46 hari lalu
Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.
Baca Selengkapnya