TEMPO.CO, Subang - Wilayah Desa Legon Kulon dan Mayangan, Kecamatan Legon Kulon, Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang terletak di bibir Pantai Utara (Pantura) Laut Jawa, saat ini sebagian sudah berubah menjadi lautan.
Jika dibiarkan terus, gerusan ombak dan banjir rob Pantura Laut Jawa, yang tiada henti menggerus kedua desa tersebut, dikhawatirkan akan melenyapkan seluruh areal wilayah pedesaan.
Endin Komarudin, salah seorang pegiat lingkungan hidup di Kecamatan Legon Kulon, Senin, 19 Desember 2011, mengatakan sedikitnya 634 rumah milik warga sudah tak bisa lagi menghindar dari banjir rob yang terjadi setiap saat. "Enam rumah di antaranya bahkan sudah ambruk dan nyaris lenyap," kata Endin.
Kecuali itu, seluas 242 hektare tambak milik rakyat dan 402 hektare tambak milik Perhutani juga sudah tak bisa ditanami ikan lagi. Adapun fasilitas lainnya yang sudah hampir lenyap, yakni empat unit posyandu, sembilan ruang belajar sekolah dasar, satu bangunan puskesmas pembantu, dan tujuh buah musala.
"Bahkan lokasi wisata Pantai Pondok Bali, yang terletak di Desa Mayangan dan menjadi kebanggaan Subang, sebagian besar daratannya sudah karam direndam air laut," ujar Endin.
Endin mendesak Pemkab dan DPRD Subang segera duduk bersama merumuskan pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai bentuk keseriusan menyelamatkan keberadaan dua desa yang kaya sumber daya alam pantai dan lautnya itu.
Rahmat Solihin, Sekretaris Daerah Kabupaten Subang, tak menampik kondisi kerusakan pantai dan lahan darat di kedua desa akibat gerusan ombak dan banjir rob tersebut. "Pemkab bahkan sudah meminta warga untuk mau direlokasi. Tetapi mereka menolak dengan alasan ada lahan penghasilan yang tetap," tutur Rahmat.
Syamsudin, Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang, tak menampik ihwal rusak beratnya kondisi wilayah Desa Legon Kulon dan Mayangan itu. “Penanggulangan gerusan ombak dan banjir rob di kedua desa itu sudah tak bisa lagi dilakukan dengan cara vegetatif, seperti dengan menanam pohon mangrove. Tapi harus dengan upaya teknik sipil yang dipastikan akan menyedot biaya yang sangat besar," tutur Syamsudin.
Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Subang, Wuryanto, menambahkan, Pemkab Subang sudah melakukan berbagai upaya penyelamatan wilayah dua desa tersebut dengan dana APBD kabupaten dan bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Kami meninggikan badan jalan dan membuat tanggul penahan air di sejumlah lokasi bibir pantainya, tetapi upaya itu hasilnya tidak maksimal," kata Wuryanto. Tapi Pemkab Subang tetap memberikan perhatian penuh terhadap kondisi kedua desa itu.
NANANG SUTISNA
Berita terkait
Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove
21 hari lalu
Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api.
Baca SelengkapnyaLestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau
12 Desember 2023
Penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir.
Baca SelengkapnyaMendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan
31 Oktober 2023
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java membantu sekelompok masyarakat pesisir Karawang membuat daratan dan menyelamatkan desa dari abrasi
Baca SelengkapnyaLindungi Jalan Lintas Barat Sumatera dari Abrasi, Kementerian PUPR Bangun Pengaman Pantai
19 Juli 2023
Kementerian PUPR tengah membangun pengaman pantai di Provinsi Bengkulu.
Baca SelengkapnyaRamai Penolakan Ekspor Pasir Laut dari Nelayan, Berikut Ragam Alasannya
18 Juni 2023
Para nelayan ramai menolak kebijakan ekspor pasir laut karena sejumlah alasannya. Mereka juga lakukan unjuk rasa untuk ungkapkan aspirasinya
Baca SelengkapnyaLuhut Sebut Ekspor Pasir Laut Tak Merusak Lingkungan sebab Ada GPS, Walhi: Persoalannya Bukan Teknologi
31 Mei 2023
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekspor pasir laut tidak merusak lingkungan karena ada GPS atau teknologi lainnya. Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi buka suara atas pernyataan Luhut tersebut.
Baca SelengkapnyaKetahui Apa Itu Abrasi Kornea dan Langkah-langkah Menanganinya
20 Mei 2023
Kornea mengandung banyak ujung saraf sehingga goresan kecil pun bisa terasa sangat tidak nyaman dan menyakitkan.
Baca SelengkapnyaBesok Bulan Purnama, BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Daerah Pesisir
5 Januari 2023
BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi banjir rob di beberapa wilayah Indonesia saat bulan purnama pada Jumat, 6 Januari 2023.
Baca SelengkapnyaCuaca Ekstrem di Lombok, Area Wisata Alami Abrasi Hingga Kapal Cepat Tak Beroperasi
26 Desember 2022
Beberapa hari belakangan, Lombok diguyur hujan deras sebagai dampak cuaca ekstrem.
Baca SelengkapnyaFakta-fakta Abrasi, Bencana yang Menimpa Minahasa Selatan
19 Juni 2022
Fenomena abrasi baru-baru ini terjadi di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Tampak air laut menghantam rumah--rumah warga dan menyeretnya ke laut. Lantas, mengapa abrasi bisa terjadi dan bagaimana cara menanggulanginya?
Baca Selengkapnya