Larangan Berkunjung Tak Pengaruhi Hubungan RI-AS

Reporter

Editor

Selasa, 23 Desember 2003 09:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Larangan bagi warga Amerika Serikat (AS) untuk datang ke Indonesia tidak akan merusak hubungan pemerintah AS dengan Indonesia. Hal tersebut dikemukakan oleh Wakil Perdagangan AS, Robert Zoellick, Sabtu (11/8) sehubungan dengan adanya ancaman bom di Kedutaan Besar AS.

Menurut Zoellick, tindakan tersebut merupakan kebijakan AS apabila menghadapi ancaman serius dari terorisme dimanapun. “Kami akan memperingatkan warga kami dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Ini berlaku pada warga AS di kedutaan atau mereka yang sedang melakukan perjalanan internasional,” ujar Zoellick.

Zoellick menambahkan, pihaknya sangat berharap bisa bekerja sama dengan pemerintah Indonesia mengenai masalah tersebut. Zoellick yang sebelumnya sempat berbicara dengan Presiden Megawati ini mengatakan bahwa dirinya telah membicarakan masalah tersebut dengan presiden. Dia juga telah menyampaikan betapa pentingnya masalah ini, sehingga akan terus melakukan pembicaraan dengan pihak terkait lainnya.

Secara umum, Zoellick melihat sinyal positif dari pemerintah Indonesia yang sangat serius dalam melakukan reformasi. Pihak AS, termasuk Presiden Bush juga serius membantu Indonesia untuk mendukung reformasi tersebut.

Sementara itu, Dubes AS untuk Indonesia, Robert Gelbard, menyampaikan bahwa peringatan ini tidak berhubungan dengan kondisi yang ada di Indonesia secara keseluruhan. Peringatan itu hanya ditujukan pada ancaman spesifik terhadap Kedubes AS.

Larangan itu sendiri dikeluarkan Kedutaan Besar AS lewat sebuah seruan peringatan kepada seluruh Warga negara As yang ada di Indonesia. Seruan peringatan yang bertanggal 8 Agustus 2001 tersebut dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS.

Advertising
Advertising

Dalam peringatan tersebut, Warga negara AS yang berada di luar negeri harus mengetahui, bahwa kelompok ekstremis telah mengancam dengan aksi terorisme untuk menyerang baik staf Kedubes maupun warga negara AS yang ada di seluruh dunia.

Warga negara AS sesegera mungkin harus meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah yang tepat untuk mengurangi risiko serangan teroris. Dalam seruan peringatan tersebut juga disebutkan, bahwa warga negara AS harus menjaga sikap, merubah rute dan waktu untuk perjalanannya. Mereka juga diharap untuk mencurigai surat-surat ancaman dan paket-paket dari sumber yang tidak dikenal.

Informasi darurat ini dikeluarkan dari Kedubes AS, yang dapat diakses melalui website Kedubes AS yaitu : http://www.usembassyjakarta.org. Bila ada sesuatu yang darurat, Kedubes juga menyebarkan informasi melalui TV dan radio internasional. Warga negara AS di Indonesia dianjurkan untuk mengecek saluran TV berita berbahasa Inggris sebagai petunjuk. Kedubes juga mengeluarkan informasi darurat melalui radio VOA (Voices of America). Siaran VOA tersebut juga dapat didengar melalui Radio Sonora, Radio Redjo Buntung di Yogyakarta dan Radio Salvatore Surabaya.

Sementara itu, dalam penjelasannya kepada wartawan AFP, pejabat Deplu AS menyatakan, seluruh warga AS harus menghindari kunjungannya ke sejumlah kota di Indonesia. Misalnya, Aceh, Maluku, Papua, Timor Lorosae, serta beberapa wilayah di Kalimantan, dan Sulawesi Tengah.

Departemen luar negeri mendesak warganya untuk mengubah perjalanan dan waktu perjalanan. Sebab, mereka memperoleh informasi bahwa beberapa pengunjung mancanegara telah ditahan secara sewenang-wenang, diciduk, dan dideportasi dan surat ancaman dari sumber yang tidak dapat dibuktikan atau diketahui.

November akhir tahun lalu, katanya, kelompok anti AS di Solo, Jawa Tengah, melakukan sweeping untuk mengidentifikasikan warga Amerika. “Mereka mengusir untuk meninggalkan Indonesia,”kata pejabat tersebut.

“Ada pula sejumlah kejadian yang mengintimidasi dan melakukan kekerasan secara langsung pada perusahaan Amerika dan fasilitas diplomatik AS,”katanya. Berkenaan dengan persoalan tersebut, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Markas Besar (Mabes) Polri, Irjen Pol. Didi Widayadi, membenarkan adanya penempatan pasukan di sekitar kedutaan Amerika Serikat berkaitan dengan adanya ancaman teroris. “Ya, penempatan pasukan itu memang ada,” kata Didi Widayadi singkat tanpa bersedia menyebutkan jumlah pasukan yang ditempatkan.

Menurut Didi, kalau jumlah pasukan diberitahukan, artinya sama saja dengan memberi tahu kekuatan pasukan yang ditempatkan itu. “Ya jumlah pasukan itu rahasia dong. Kalau kita kasih tahu nanti ‘musuh’ senang dong,” katanya. (suseno/dimas/dian/rurit/afp)

Berita terkait

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

6 menit lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

11 menit lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Piala Uber 2024: Gregoria Mariska Tunjung Minta Maaf Usai Gagal Sumbang Poin untuk Indonesia

14 menit lalu

Piala Uber 2024: Gregoria Mariska Tunjung Minta Maaf Usai Gagal Sumbang Poin untuk Indonesia

Gregoria Mariska Tunjung kecewa gagal menyumbang poin di final Piala Uber 2024 saat Indonesia melawan Cina, Minggu, 5 Mei.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

19 menit lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

22 menit lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Di Luar Prediksi, Boy Story Joget Pargoy di Saranghaeyo Indonesia 2024

23 menit lalu

Di Luar Prediksi, Boy Story Joget Pargoy di Saranghaeyo Indonesia 2024

Serba-serbi penampilan Boy Story di Saranghaeyo Indonesia 2024, fasih berbahasa Indonesia hingga joget pargoy.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Fadia / Ribka Kalah, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Tuan Rumah Cina

34 menit lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Fadia / Ribka Kalah, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Tuan Rumah Cina

Fadia / Ribka yang turun sebagai ganda pertama kalah melawan Chen / Jia di pertandingan Indonesia melawan Cina dalam laga final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

44 menit lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

51 menit lalu

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

Hujan lebat di Rio Grande do Sul, Brasil telah menewaskan setidaknya 55 orang tewas dan 74 orang masih dinyatakan hilang.

Baca Selengkapnya

Tanpa Musik, Chen EXO Nyanyi Diiringi Tepuk Tangan Penonton Saranghaeyo Indonesia

54 menit lalu

Tanpa Musik, Chen EXO Nyanyi Diiringi Tepuk Tangan Penonton Saranghaeyo Indonesia

Chen EXO meminta penonton mengiringinya bernyanyi dengan tepuk tangan karena music recorder sempat bermasalah.

Baca Selengkapnya