Penembak Misterius di Area Freeport Profesional

Reporter

Editor

Senin, 28 November 2011 08:32 WIB

Sejumlah personil TNI berjaga-jaga di Check Point Mile 32, Kuala Kencana Timika, Papua, (22/11). ANTARA/Spedy Paereng

TEMPO Interaktif, Timika - Pelaku sejumlah penembakan di jalan menuju Freeport, Timika, Papua, besar kemungkinan profesional. Diduga merupakan penembak jitu, pelaku menggunakan peluru khusus yang pecah ketika mencapai sasaran.

Dari hasil penelusuran Tempo di Timika, pelaku menghindari sasaran anggota Tentara Nasional Indonesia atau Kepolisian. Hal itu terlihat pada peristiwa penembakan mobil patroli, yang menewaskan staf Freeport, Ferry William Sanyakit.

Pada Jumat dua pekan lalu, empat kendaraan beriring lambat selepas tikungan Mile-51, menuju lokasi penambangan Freeport. Paling depan adalah mobil patroli yang dikendarai Ferry yang mengangkut tiga anggota Brigade Mobil Kepolisian. Di belakangnya, truk yang menggendong pipa besi, lalu eskavator, dan terakhir bus berpenumpang pekerja Freeport.

Iring-iringan ini sebenarnya hendak memperbaiki pipa bocor di Mile-54. Tiba-tiba tembakan meledak dari tengah belantara. Iring-iringan berhenti seketika. Wajah Ferry berlumuran darah. Satu peluru menembus kaca depan mobil bernomor RP 17 dan melesak di kepala sang pengemudi. “Serpihan peluru banyak dan kecil-kecil,” kata Putu Ayu Indrasari, dokter yang mengotopsi Ferry, kepada Tempo.

Tiga polisi di mobil Ferry hanya terluka terkena serpihan peluru. Lengan Brigadir Kepala Jafar yang duduk di depan terluka. Brigadir Rumere terluka di mulut kanan dan Brigadir Satu Eli di hidung–keduanya duduk di belakang. Tapi ketiganya menghambur keluar mobil. Mereka menembak tanpa sasaran jelas selama sekitar setengah jam.

Ferry yang sekarat tergeletak di belakang setir. Mobil ambulans yang datang dari Tembagapura di Mile-68 tak bisa masuk lokasi penembakan. “Mereka dicegat sekelompok orang bersenjata di sekitar Mile-52,” kata Wakil Kepala Polres Mimika, Komisaris Mada Indra Laksanta. Ferry baru bisa dievakuasi setelah bala bantuan datang dengan dua panser Detasemen Kavaleri. Ia diterbangkan dengan helikopter menuju klinik di Kuala Kencana. Sore harinya, Ferry mengembuskan napas terakhir.

Menurut seorang saksi mata, Ferry bukannya tanpa pengaman. Lajang 52 tahun yang hampir separuh hidupnya bekerja di tambang emas itu mengenakan rompi anti-peluru. Dia meletakkan satu rompi lainnya di pintu kanan bagian dalam mobil. Mungkin ia berhitung, penembakan-penembakan sebelumnya yang menewaskan penumpang mobil ditembakkan dari samping menembus daun pintu.

Lokasi penembakan merupakan titik favorit pelaku. Tiga penembakan terakhir sepanjang bulan ini terjadi di areal sama–sesuatu yang terlihat aneh. Sebab, lokasi itu tepat berada di antara pos keamanan gabungan polisi dan Tentara Nasional Indonesia di Mile-50 dan Mile-55.

Di wilayah Mile-51 itu, jalanan dikelilingi hutan datar. Beda dengan jalanan selepas Mile-53 hingga Mile-54 yang mulai mendaki dan bersebelahan dengan jurang sedalam 300 meter. Selepas Mile-57, jurang semakin dalam dan jalan semakin terjal.

Tewasnya Ferry menambah panjang kasus-kasus pembunuhan misterius di areal Freeport. Dalam dua bulan terakhir, setidaknya terjadi delapan kali penembakan dengan tujuh orang korban meninggal. Kepolisian belum bisa memastikan pelaku penembakan di area penambangan emas terbesar itu. “Bisa jadi orang yang sama,” kata juru bicara Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Wachyono. Polisi menyatakan masih mengejar pelaku.

Sumber Tempo di Timika mengungkapkan pelaku penembakan-penembakan itu dilakukan kelompok yang sama. Penembak Ferry adalah penembak jitu yang memang mengincar kepala. Buktinya, cuma satu peluru yang keluar dari senapan penembak gelap.

“Kalau mau incar anggota Brimob, bisa saja,” kata orang dalam Freeport ini. “Tapi kalau polisi yang mati, urusannya jadi panjang.” Dia menduga pelaku adalah profesional, bukan gerilyawan primitif Papua Merdeka seperti yang sering dituduh aparat.

Lambert Pekikir, panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, mengatakan penembakan tidak dilakukan anggotanya. Menurut dia, semenjak kematian Kelly Kwalik pada November 2009, tidak ada lagi anggota Tentara Pembebasan Papua bergerilya di kawasan pegunungan Timika.

TITO SIANIPAR DAN TJAHJONO EP (TIMIKA)

Baca selengkapnya di majalah Tempo, 28 November-4 Desember 2011.

Berita terkait

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

1 hari lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

5 hari lalu

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proses perpanjangan izin Freeport, yang habis pada 2041, hampir selesai.

Baca Selengkapnya

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

21 hari lalu

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

Presiden Jokowi memerintahkan divestasi saham lanjutan PT Freeport Indonesia sehingga negara mempunyai saham 61 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

37 hari lalu

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan mayoritas pemegang saham PT Freeport.

Baca Selengkapnya

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

3 Desember 2023

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

Hingga November tahun ini, PT Freeport Indonesia telah memproduksi 1,6 miliar pon tembaga dan 1,9 juta ons emas .

Baca Selengkapnya

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

2 Desember 2023

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

Freeport menyiapkan dana sebesar 370 juta dolar AS untuk menutup tambang di Tembagapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

19 November 2023

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

Izin operasi tambang perusahaan Freeport Indonesia kembali diperpanjang hingga 2061. Begini awal mula konsesi tambang tembaga dan emas di Papua ini.

Baca Selengkapnya

Kemendag Targetkan Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Rampung Pekan Ini

6 Juli 2023

Kemendag Targetkan Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Rampung Pekan Ini

Kemendag buka suara soal perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia.

Baca Selengkapnya

Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter

12 Juni 2023

Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter

Staf Khusus Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, membantah pemerintah tidak tegas dalam melarang ekspor tembaga.

Baca Selengkapnya

RI Minta Tambahan Saham 10 Persen, Begini Kata Luhut dan Bos Freeport

31 Mei 2023

RI Minta Tambahan Saham 10 Persen, Begini Kata Luhut dan Bos Freeport

Menko Luhut Binsar Pandjaitan dan Bos Freeport Indonesia Tony Wenas buka suara tentang tambahan kepemilikan saham 10 persen.

Baca Selengkapnya