TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Pendukung Pemenangan Komodo (P2Komodo) Emmy Hafild menuturkan sejumlah rencana jika Pulau Komodo menang sebagai tujuh keajaiban dunia yang baru.
"Kami punya banyak rancangan untuk membuat sustainable tourism (pariwisata yang berkelanjutan) ini memang seperti menegakkan benang basah," kata dia dalam keterangan pers di Gedung Palang Merah Indonesia, Jumat, 4 November 2011.
Tapi untuk Nusa Tenggara Timur, Emmy melanjutkan, benang tersebut masih mungkin berdiri karena kawasan di sekitar Pulau Komodo masih minim sentuhan, berbeda dengan Bali atau Lombok yang sudah banyak tersentuh unsur komersialisme. "Banyak kesempatan di Nusa Tenggara Timur," kata dia.
Pihaknya akan berusaha menyiapkan masyarakat dan tata ruang untuk menyambut turis. "Pendidikan, hygiene, hospitality industry, dan bahasa Inggris untuk guide lokal," tutur Emmy.
Adapun Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla menuturkan perlu ada pengaturan kunjungan ke Pulau Komodo jika turis membludak. "Kalau untuk konservasi memang tidak bisa 10 ribu orang langsung datang, perlu ada kuota, sehingga biaya bisa mahal," ujar dia.
Kalla mencontohkan ekowisata di Bhutan, di mana setiap pengunjung yang datang harus membayar mahal. "Jadi kalau Komodo terpilih, orang harus membayar mahal juga untuk bisa masuk, jadi bisa dikendalikan alamnya dan dapat untung juga," ucap dia.
Apalagi wisata di Pulau Komodo tak sekadar habitat kadal purba itu. Ada pantai, ada budaya lokal, dan ada banyak wisata lainnya. "Kalau di habitat Komodonya paling 30 menit melihat mereka berkelahi," kata dia yang disambut tawa oleh peserta konferensi pers.
Komodo diakui Kalla memang sudah masuk warisan budaya Badan PBB untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) sejak 1986. Tapi setelah dua dekade ditetapkan pengunjungnya tak sampai 50 orang per hari. "Ini baru setahun sudah naik jadi 100 orang per hari, cita-cita kami 500 orang per hari," ujar dia.
Tujuannya, apalagi selain supaya rakyat NTT menikmati kesejahteraan. "Kenapa orang-orang tidak mendukung itu?" kata Kalla. "Komodo tidak minta apa-apa, tidak mau baju baru, dia hanya ingin berkubang." Tapi masyarakat Nusa Tenggara Timur bisa ikut merasakan dampaknya.
DIANING SARI
Berita terkait
Rumah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar Dimasuki Biawak, Seliar Apakah Hewan Ini?
31 hari lalu
Rumah artis Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar dimasuki biawak belum lama ini. Hewan apakah ini? Ada sekitar 80 jenis biawak di seluruh dunia,
Baca SelengkapnyaLarangan Kapal Berlayar ke Pulau Komodo Diperpanjang hingga 20 Maret
41 hari lalu
KSOP Kelas III Labuan Bajo memperpanjang larangan kapal wisata untuk berlayar ke Pulau Komodo Taman Nasional Komodo (TNK) hingga 20 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaKronologi Turis China Hilang di TKN Komodo
4 Oktober 2023
Tim SAR melaporkan hilangnya turis asal China di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Baca Selengkapnya5 Fakta Kapolsek Komodo Aniaya Satpam Bank di NTT
15 September 2023
Kapolsek Kompdo Ivans Djarat menganiaya seorang satpam bank di NTT gegara ditegur memakai helm saat di ATM. Berikut sederet faktanya.
Baca SelengkapnyaKapolsek Komodo Aniaya Satpam Bank, Ini Kata Kompolnas dan Kapolres Manggarai Barat
15 September 2023
Kapolsek Komodo menganiaya satpam bank di NTT menuai reaksi Kompolnas dan Kapolres Manggarai Barat. Ini kata mereka.
Baca SelengkapnyaGaruda Indonesia Angkut Komodo dari Jakarta ke Labuan Bajo, Dukung Konservasi Satwa Endemik
16 Agustus 2023
Garuda Indonesia mengangkut 6 ekor komodo dari Jakarta untuk menuju Labuan Bajo atau translokasi ke habitat alaminya.
Baca SelengkapnyaTaman Safari Bogor Lepas Liar Enam Komodo ke Cagar Alam Wae Wuul, NTT
15 Agustus 2023
Komodo merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan, dan dikategorikan sebagai spesies rentan dalam daftar IUCN Red List.
Baca SelengkapnyaSehari, DPPU Komodo Layani 33 Kl Avtur untuk 13 Pesawat
26 Juli 2023
Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Komodo, Labuan Bajo, NTT, dalam sehari bisa menyalurkan 33 kilo liter (Kl) avtur untuk melayani 13 pesawat.
Baca SelengkapnyaSelain Maung, Simak 5 Kendaraan Taktis Tempur Canggih Milik Pindad
25 Juli 2023
Selain memproduksi mobil Maung, PT Pindad juga memiliki lima kendaraan taktis. Simak informasinya dan profil PT Pindad di sini:
Baca SelengkapnyaRangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk Penumpang Mulai Diuji Coba, Cek Fasilitasnya
4 Juli 2023
Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk penumpang dinamai Red Komodo atau Komodo Merah yang terinsporasi hewan khas Indonesia dari zaman prasejarah yakni komodo.
Baca Selengkapnya