TEMPO Interaktif, Palangkaraya - Jumlah kasus gigitan hewan penularan rabies di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus meningkat. Sejak 2009 hingga 2011 mencapai 2.594 kasus dan menewaskan dua orang.
"Hingga Oktober 2011 jumlahnya mencapai 858 kasus, meninggal dunia 1 kasus, specimen anjing yang positif rabies secara laboratorium sebanyak 31 kasus, "kata Wakil Gubernur Kalteng, Achmad Diran saat membuka Rakor Regional Rabies dan Flu Burung (Avian Influenza/AI) se- Kalimantan, di Palangkaraya, Selasa, 25 Oktober 2011.
Achmad mengatakan penyakit rabies pertama kali dilaporkan di Barito Selatan pada 1978. Diduga penyakit itu berasal dari anjing yang masuk ke Kalimantan Timur dan menyebar ke wilayah Kalteng.
Jumlah kasus gigitan hewan penularan rabies, khususnya anjing di di Provinsi Kalteng pada 2009 terdapat 619 kasus, specimen positif rabies pada anjing ada 7 kasus, dan yang telah mendapat vaksin antirabies sebanyak 408 kasus.
Pada 2010 terdapat 1.188 kasus, meninggal dunia 1 kasus, specimen pada anjing posistif rabies sebanyak 22 kasus, dan yang telah mendapatkan vaksin antirabies sebanyak 787 kasus.
“Penanganan penyakit rabies sangat terkait dengan partisipasi masyarakat di tingkat kabupaten dan kota. Untuk itu, harus ada pendekatan dan strategi serta upaya terus-menerus yang sesuai dengan kondisi dan budaya setempat," katanya.
Direktur Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian, Fuziatmoko, mengatakan hampir semua provinsi di Kalimantan merupakan daerah endemi rabies, kecuali Kalimantan Barat.
Penyebaran penyakit rabies juga hampir tejadi di seluruh Indonesia. Pada 2007 terjadi di Lebak, 2008 terjadi di Cianjur dan Bali dan pada 2010 terjadi di Pulau Nias dan Larat. "Indonesia menargetkan untuk bebas penyakit rabies pada tahun 2020, sementara wilayah regional Kalimantan menargetkan bebas penyakit mematikan ini pada tahun 2014,” ujarnya.
KARANA WW
Berita terkait
Penyakit Tropis Terabaikan Masif di Indonesia, Begini Cara Mengatasinya
31 Januari 2024
Bila pemerintah tidak mendukung untuk pencegahan penyakit tropis terabaikan itu, maka mitigasinya akan sedikit sulit untuk direalisasikan.
Baca SelengkapnyaProfil Adrian B. Lapian Sejarawan Maritim, Pernah Ingin Digigit Anjing Rabies
24 Januari 2024
Adrian B. Lapian salah satu sejarawan maritim ternama di Indonesia. Ini perjalanan hidupnya, bahkan untuk bisa ke Jawa ingin digigit anjing rabies.
Baca SelengkapnyaIni Bahaya Tersembunyi Makan Daging Anjing
18 Januari 2024
Makan daging anjing dapat menyebabkan terjangkit beberapa penyakit berbahaya. Apa saja?
Baca SelengkapnyaDampak Negatif Konsumsi Daging Anjing Bagi Kesehatan
12 Januari 2024
Mengonsumsi daging anjing menimbulkan sejumlah risiko kesehatan
Baca SelengkapnyaCegah Infeksi Rabies, Simak Pertolongan Pertama Jika Digigit Anjing
25 November 2023
Jika terkena gigitan anjing tidak perlu panik meskipun sorotan terhadap penyakit rabies sedang ramai dalam beberapa hari belakangan.
Baca Selengkapnya3 Penyakit yang Berpotensi Muncul Akibat Gigitan Monyet Liar
24 Oktober 2023
Gigitan monyet liar berisiko menyebabkan sejumlah penyakit. Apa saja?
Baca SelengkapnyaFAO, Kementan, dan BBGP Jawa Barat Kenalkan Bahaya Rabies melalui Kurikulum Merdeka Belajar
18 Oktober 2023
Kementan, FAO, BBGP Jawa Barat mengenalkan bahaya rabies dan penyakit zoonosis melalui kurikulum Merdeka Belajar.
Baca SelengkapnyaKapan Hewan Peliharaan Harus Mendapat Vaksin Rabies?
29 September 2023
Penyakit rabies sering disebut anjing gila karena sebagian besar kasus diakibatkan gigitan anjing, lalu kapan hewan peliharaan beroleh vaksin rabies?
Baca SelengkapnyaKilas Balik dan Tema Hari Rabies Sedunia 2023 yang Ditetapkan WHO
28 September 2023
Hari ini 28 September, diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia. Simak kilas balik sejarahnya dan tema yang diusung pada 2023.
Baca SelengkapnyaJaga Kota Wisata Bebas Rabies, Yogya Gencarkan Vaksinasi Gratis Sepanjang September
31 Agustus 2023
Suyana mengatakan, meski belum ada temuan rabies di Yogya, dari Januari sampai Juli 2023, pemerintah menemukan 28 laporan kasus gigitan hewan.
Baca Selengkapnya