TEMPO Interaktif, Sidoarjo - Kepolisian Resor Kota Sidoarjo merazia rumah kos di sejumlah wilayah untuk mencegah masuknya pelaku teror ke Sidoarjo, pada Jumat, 30 September 2011.
Sejumlah petugas memasuki permukiman warga. Mereka juga meminta para pendatang untuk menunjukkan surat identitas diri atau Kartu Tanda Penduduk (KTP). "Sebanyak tujuh pendatang tak memiliki surat dan identitas diri," kata Kepala Kepolisian Sektor Sidoarjo Komisaris Mujiono, Jumat, 30 September 2011.
Mereka yang tertangkap tak memiliki KTP dijatuhi hukuman sesuai pelanggaran tindak pidana ringan.
Razia ini, katanya, juga menindaklanjuti kemungkinan jaringan pelaku teror bom di Solo yang melarikan diri ke Sidoarjo. Sebab, berdasarkan laporan komunitas intelijen daerah, pelaku teror bom melarikan diri ke Jawa Timur. Di antaranya masuk ke Madiun, Magetan, dan Ngawi. Namun tak menutup kemungkinan mereka juga menyusup ke Sidoarjo.
Razia dilakukan polisi bersama Satuan Polisi Pamong Praja dan petugas kelurahan setempat. Namun petugas kesulitan mendata seluruh pendatang lantaran mereka sebagian besar pekerja pabrik yang tengah bekerja sehingga banyak rumah kos yang kosong. "Banyak yang tak di rumah dan bekerja di pabrik," kata salah seorang penghuni rumah kos, Zubaidah.
Rumah kos dan kontrakan yang menampung buruh pabrik banyak tersebar di Sidoarjo. Untuk itu, masyarakat diminta waspada dan mengawasi setiap warga pendatang yang tinggal di Sidoarjo. Sedangkan pemerintah desa atau kelurahan diminta mengidentifikasi para pendatang.
Untuk mengantisipasi aksi kekerasan tersebut, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melakukan koordinasi dengan Kepolisian dan TNI. Tujuannya, menjamin keamanan dan kenyamanan penduduk dari ancaman aksi terorisme.
EKO WIDIANTO
Berita terkait
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini
8 Agustus 2015
Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.
Baca SelengkapnyaTNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda
9 Mei 2015
Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.
Baca SelengkapnyaDiduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang
8 Mei 2015
Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.
Baca SelengkapnyaKronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei
8 Mei 2015
Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.
Baca SelengkapnyaUpaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei
8 Mei 2015
Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih
8 Mei 2015
Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan
8 Mei 2015
Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.
Baca SelengkapnyaBiro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei
8 Mei 2015
Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.
Baca SelengkapnyaHamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum
7 Mei 2015
ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.
Baca SelengkapnyaWNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur
7 Mei 2015
Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.
Baca Selengkapnya