TEMPO Interaktif, Kediri - Sedikitnya 1.000 orang dari berbagai elemen di Kabupaten Kediri menggelar deklarasi anti-kekerasan dan terorisme. Mereka menolak semua bentuk radikalisme agama dan siap memerangi teroris.
Deklarasi yang dipimpin Kepala Kepolisian Resor Kediri Ajun Komisaris Besar Heri Wahono ini diikuti ulama dari berbagai pondok pesantren, pengurus gereja, tokoh agama lain, kepolisian, anggota TNI, pelajar, musyawarah pimpinan daerah (Muspida), bantuan sergap (banser), dan satuan pengaman (satpam), se-Kabupaten Kediri.
Bertempat di kawasan Simpang Lima Gumul yang menjadi ikon Kabupaten Kediri, mereka menggelar apel kesiagaan melawan terorisme. "Jangan biarkan gerakan radikal masuk di Kediri," kata Heri Wahono, Jumat, 30 September 2011.
Usai pelaksanaan apel, para tokoh agama melakukan deklarasi anti-kekerasan dan terorisme dengan cara membubuhkan tanda tangan di atas spanduk berukuran 10x3 meter. Spanduk bergambar masjid dan gereja itu seketika dipenuhi tanda tangan untuk mendukung gerakan anti-terorisme.
Warga sepakat untuk tidak mentoleransi semua bentuk kekerasan dan radikalisme berbasis agama.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kabupaten Kediri, Kiai Jainudin Dzajuli, mengingatkan agar tidak mudah terprovokasi gerakan radikal. Sebab, bagaimana pun bentuknya, hal itu akan semakin mendiskreditkan agama Islam sebagai kaum penyuka kekerasan. "Mari kita waspadai penyusup seperti ini," katanya.
Sementara itu, untuk mencegah masuknya propaganda ini, Polres Kediri terus merazia pengguna warnet. Mereka dilarang mengunduh situs-situs radikal yang justru menyesatkan masyarakat.
HARI TRI WASONO
Berita terkait
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini
8 Agustus 2015
Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.
Baca SelengkapnyaTNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda
9 Mei 2015
Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.
Baca SelengkapnyaDiduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang
8 Mei 2015
Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.
Baca SelengkapnyaKronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei
8 Mei 2015
Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.
Baca SelengkapnyaUpaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei
8 Mei 2015
Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih
8 Mei 2015
Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan
8 Mei 2015
Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.
Baca SelengkapnyaBiro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei
8 Mei 2015
Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.
Baca SelengkapnyaHamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum
7 Mei 2015
ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.
Baca SelengkapnyaWNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur
7 Mei 2015
Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.
Baca Selengkapnya