TEMPO Interaktif, Jakarta:Belasan orang tidak dikenal menteror pekerja Kantor Serikat Pengacara Rakyat (SPR). Mereka mendatangi kantor di Jalan Gardu I No 25/3 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, itu dan meminta agar SPR mencabut gugatan class action BBM, tarif dasar listrik, dan tarif telepon terhadap Presiden Megawati Sukarnoputri, Rabu (19/2) siang. Oh ini toh, kantor pengacara sontoloyo, kalian jangan menjelek-jelekan presiden terus! Kalau kalian terus menjelek-jelekan presiden gua habisin. Jangan sok jago lu, emang punya nyawa berapa?, juru bicara SPR Habiburochman menirukan ancaman salah seorang pelaku teror kepada wartawan di pengadilan negeri Jakarta Pusat, Kamis (20/2) siang. Belasan laki-laki berbadan tegap dan memakai pakaian serba hitam tersebut, kata Habib, datang pukul 11.00 WIB dan memaksa masuk kantor SPR dan mencari dirinya. Mereka bawa tongkat pemukul bisbol untuk mengancam. Sambil membentak-bentak para preman meminta berkas gugatan class action SPR. Setelah mendapatkan berkas gugatan, mereka meninggalkan kantor dengan mengendarai dua Toyota Kijang yang diparkir di tepi jalan menuju Pasar Minggu. Habib mengatakan, teror semacam itu menambah panjang catatan teror terhadap gerakan demokrasi belakangan ini. Dia mencontohkan, minggu lalu kantor BEM UMS di Solo diobrak-abrik preman, awal Februari kantor PRD Yogya dibom. Sementara di Jakarta, pemukulan dan penangkapan demonstran damai terus terjadi. Teror itu lanjut dia dilakukan oleh pihak-pihak yang merasa kepentingannya terganggu oleh perjuangan gerakan demokratik untuk menegakkan hokum, HAM dan demokrasi.(Sam CahyadiTempo News Room)