TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Arab Saudi akan memberikan tambahan kuota untuk calon haji Indonesia. Keputusan itu tinggal menunggu proses penandatanganan nota diplomatik antarkedua negara.
"Setelah pembicaraan dengan Arab, kita dipastikan akan mendapat kuota tambahan 10 ribu dari sebelumnya 211.000. Tinggal menunggu ditandatangani nota diplomatik saja," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Slamet Riyanto, saat dihubungi pada Ahad 11 September 2011.
Slamet mengungkapkan, dari jatah itu sebanyak 7.000 kursi akan diberikan untuk jemaah haji reguler dan sisanya untuk jemaah haji khusus. Penambahan itu, katanya lagi, didasarkan atas pertimbangan jumlah penduduk Indonesia. "Perlu ada penyesuaian karena jumlah penduduk Indonesia selalu naik tiap tahunnya," ujar Slamet.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Artha Hanif menyatakan kuota haji selalu menjadi masalah tiap tahunnya. Tambahan itu, kata Artha, belumlah menyelesaikan masalah. Sebab, daftar antrean calon haji reguler masih tercatat amat panjang di masing-masing daerah.
Ia mengungkapkan, untuk calon haji reguler daftar tunggu mencapai paling lama 13 tahun dan 3 tahun untuk haji khusus. "Saya khawatir pemerintah tidak sungguh-sunguh memperjuangkan kuota kita, hanya pemanis image bahwa mereka punya perhatian. Padahal belum selesaikan masalah," ujar Artha.
Terlebih lagi, tambahan jatah kuota untuk haji khusus yang menjadi pekerjaan asosiasinya menjadi lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Artha mengungkapkan, di tahun sebelumnya calon jemaah haji khusus mendapatkan porsi nyaris 7.000 kursi. "Sekarang dibalik dan kita tidak tahu kenapa," ucapnya lagi.
Artha menuturkan, tiap tahunnya calon jemaah haji khusus selalu bertambah. Posisinya saat ini, katanya lagi, mencapai hingga 50 ribu kursi. Sementara jatah baru yang diterima hanya sebanyak 20 ribu. "Semestinya kuota haji khusus diberikan jatah lebih banyak lagi," tuturnya.
