Enam Tunanetra Cikampek Kecewa Tidak Ketemu SBY

Reporter

Editor

Rabu, 31 Agustus 2011 18:28 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) beserta keluarga mendapat ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri dari sejumlah orang penyandang tuna netra saat "Open House" dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/8). (ANTARA/Widodo S. Jusuf)

TEMPO Interaktif, Jakarta -Sebanyak enam tunanetra asal Cikampek harus mengubur dalam keinginannya untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istri, setelah petugas istana keamanan menolaknya."Saya kecewa tidak bisa ketemu pa SBY, petugas melarang kami masuk,"ujar Datim Hermawan, 31 tahun, salah satu tunanetra, asal Cikampek.


Menurutnya, alasan penolakan yang disampaikan petugas jaga pintu masuk Sekretariat Negera dianggap tidak mendasar. Sebab informasi yang ia terima bersama rekannya, open house yang digelar SBY di istana bagi masyarakat baru dibuka sekitar pukul 15.00 sore. "Saya tadi ke sini jam tiga (15.00 WIB) tapi petugas malah mengusir kami,"ungkapnya dengan kesal.


Ia kesal, sebab sebelumnya petugas tidak pernah memberikan informasi tambahan sampai jam berapa acara itu dihelat. "Kami sendiri tidak tahu sampai jam berapa-berapanya,"ujarnya.
Kekesalannya semakin bertambah, sebab rencana tahun kedua untuk bertemu SBY tidak kunjung tiba. Bahkan yang membuat ia marah terhadap pihak istana karena petugas jaga di pintu masuk justru memarahi dan memerintahkannya untuk kembali.


"Suruh siapa datang ke sini? Saya gak rela dibilangin seperti itu," ujarnya. "Kami juga manusia, kami punya perasaan sama dengan yang lainnya," lanjutnya kemudian.


Datim menyatakan keinginannya untuk menemui SBY bukan tanpa sebab. Di samping ingin bertemu secara langsung dan menyapa presiden, mereka juga ingin meminta uang. "Saya akan meminta uang ke pak SBY, sebab ngamen kami diusir sedangkan kami sangat butuh sekali,"ujarnya.


Advertising
Advertising

Hingga kini keenam tunanetra asal kota Indutri Cikampek itu masih menunggu di depan pintu masuk. Sebelumnya petugas mendatangi mereka dan memberi nasi kotak."Saya bingung sebab mau pulang ke Cikampek tidak punya ongkos lagi,"ujar Ipah Sri Rahayu, tuna netra lainnya.


Untuk tahun ini panitia sengaja memberlakukan aturan ketat bagi semua warga yang datang. Dimulai pembatasan waktu antre dan bersalaman dengan Presiden. Istana membagi waktu open house antara pejabat dan masyarakat umum. Pagi hari, silaturahmi dikhususkan bagi pejabat negara, menteri, mantan pejabat, dan perwakilan negara asing di Indonesia. Setelah itu, dilanjutkan sore harinya dengan masyarakat.


Masyarakat yang akan masuk istana ditampung di sekitar Monumen Nasional, mereka diberangkatkan menggunakan tiga buah bis 3/4 milik polisi, kemudian dilakukan pemeriksaan menggunakan mesin x-ray terhadap semua barang yang dibawa warga. Aturan ini tidak terlihat tahun lalu, dimana warga langsung berdesakan di pintu masuk istana, saat petugas membukanya. Untuk tahun ini warga yang telah masuk halaman istana wajib mengantongi kartu urut.


Untuk urusan ini panitia telah menyiapkan sedikitnya ada 10 warna kartu. Kartu tersebut disusun panitia berdasarkan nomor urut masuk, mulai biru muda, pink, kuning, putih, krem, oranye, biru, merah, hijau, dan coklat dan telah dilengkapi nomor urut.


Sementara bagi warga yang belum salaman, diminta menunggu dit enda sepanjang 100 meter yang telah disediakan panitia.


JAYADI SUPRIADIN

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

11 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

13 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

1 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

13 hari lalu

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

PT PLN (Persero) mengklaim sukses menyediakan pasokan listrik andal selama periode siaga Ramadan dan Idul Fitri 1445.

Baca Selengkapnya

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

14 hari lalu

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

Dokter penyakit dalam menyebut masyarakat perlu memelihara kesehatan usai Lebaran melalui cara paling mudah, yaitu SANTAI. Cek maksudnya.

Baca Selengkapnya

Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

16 hari lalu

Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

Ratusan narapidana korupsi mendapat remisi Idul Fitri termasuk Setya Novanto dan Djoko Susilo.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

16 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

16 hari lalu

Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

16 hari lalu

Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

Ketua PBNU Kiai Haji Ahmad Fahrur Rozi meminta polemik soal gelar habib dihentikan. Sudah mengarah jadi politisasi SARA.

Baca Selengkapnya