Provinsi NTT Minta PNS Diambil Alih Pemerintah Pusat

Reporter

Editor

Sabtu, 27 Agustus 2011 10:58 WIB

TEMPO/ Nickmatulhuda

TEMPO Interaktif, Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengusulkan agar pemerintah pusat mengambil alih masalah pegawai negeri sipil (PNS) sehingga gaji PNS tidak dibebankan ke pemerintah daerah.

"Kalau bisa masalah PNS dikembalikan seperti dulu sehingga PNS menjadi tanggung jawab pemerintah pusat," kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTT Frans Salem kepada wartawan di Kupang, Sabtu, 27 Agustus 2011.

Usulan itu disampaikan Sekda NTT menyusul pemberlakuan moratorium (penghentian sementara) penerimaan PNS yang mulai berlaku 1 September 2011 ini.

Pemerintah pusat mulai memberlakukan moratorium perekrutan PNS terhitung 1 September 2011. Kebijakan itu tertuang dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara E. E. Mangindaan, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo.

Menurut dia, dengan dikembalikannya masalah PNS ke pemerintah pusat, maka dana alokasi umum (DAU) bagi daerah difokuskan untuk pembangunan di daerah. "Sebelum otonomi daerah, PNS menjadi tanggung jawab pemerintah pusat," katanya.

Selain itu, kepala daerah bisa mendistribusikan pegawai negeri secara merata di sejumlah daerah sehingga tidak mengalami kekurangan. Sebab saat ini Provinsi NTT masih kekurangan pegawai. "Kalau seperti dulu, kepala daerah bisa pindahkan pegawai ke mana saja tanpa ada yang protes," katanya.

Dia mengatakan NTT masih kekurangan pegawai. Oleh karena itu, diharapkan ada kebijakan khusus dari pemerintah pusat. "Kita minta ada kebijakan khusus bagi daerah-daerah yang masih kurang pegawai," katanya.

Dia menambahkan, jumlah PNS di NTT masih sangat kurang, terutama di kabupaten pemekaran, seperti Sabu Raijua. Selain itu, NTT juga masih kekurangan PNS dengan spesifikasi atau kompetensi teknis. "Dari jumlah mungkin saja sudah mencukupi, tapi spesifikasi teknis masih sangat kurang," katanya.

Frans mengaku belum mengetahui secara pasti kekurangan pegawai di NTT karena masih meminta laporan jumlah pegawai dari pemerintah kabupaten/kota. "Saya sudah minta laporan jumlah pegawai dari kabupaten/kota sehingga diketahui apakah jumlah yang cukup, lebih, atau kurang," katanya.

Pada prinsipnya, tambah Frans, pemerintah NTT mendukung dan mematuhi keputusan pemerintah pusat melakukan moratorium PNS mulai September ini. "Moratorium merupakan kebijakan nasional sehingga kita turuti saja," katanya.

YOHANES SEO

PNS

Berita terkait

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

1 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

2 hari lalu

Segini Perbandingan Gaji Prabowo saat Jadi Menteri dan Presiden Nanti

Berikut perbandingan besar gaji yang diterima Prabowo ketika saat menjadi Menteri Pertahanan dengan Presiden.

Baca Selengkapnya

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

3 hari lalu

PUPR, Kemensos dan Kemenhub Rekrut 84 Ribu CASN Tahun Ini, Simak Formasinya

Jumlah CASN yang direkrut terdiri atas 690 ribu PNS dan 1,6 juta untuk formasi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Baca Selengkapnya

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

4 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

10 hari lalu

ITB Buka Rekrutmen untuk 73 Dosen Tetap, Ini Formasi dan Syarat serta Seleksinya

Rekrutmen dosen tetap ITB non PNS sebelumnya pada 2022. Tuntutan perkembangan multikampus serta jumlah mahasiswanya.

Baca Selengkapnya

Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

11 hari lalu

Dosen UNTAN Diduga Jadi Joki Nilai Mahasiswa S2, Biayanya Rp20-Rp30 Juta

Sumber Tempo mengungkap jika seorang dosen di Untan diduga menjadi joki nilai mahasiswa program S2 di FISIP. Tarifnya mencapai Rp 30 juta.

Baca Selengkapnya

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

19 hari lalu

Kapan THR Pertama di Indonesia Dibagikan? Kaum Buruh Sempat Protes

Sejarah THR yang sempat diprotes kaum buruh

Baca Selengkapnya

PNS Inggris Minta Berhenti Kerja Massal, Khawatir Terlibat Kejahatan Perang Israel di Gaza

22 hari lalu

PNS Inggris Minta Berhenti Kerja Massal, Khawatir Terlibat Kejahatan Perang Israel di Gaza

PNS Inggris yang mengawasi ekspor senjata ke Israel meminta berhenti kerja atas kekhawatiran terlibat dalam kejahatan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Gaji ke-13 PNS, Prajurit TNI, Anggota Polri dan Pensiuan Cair Mulai Juni 2024, Berikut 2 Golongan yang Tak Menerimanya

29 hari lalu

Gaji ke-13 PNS, Prajurit TNI, Anggota Polri dan Pensiuan Cair Mulai Juni 2024, Berikut 2 Golongan yang Tak Menerimanya

Gaji ke-13 dicairkan pada Juni 2024 ketika masa awal pendidikan. Ada 2 golongan PNS, Prajurit TNI, dan anggota Polri yang tak terima. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: PSN PIK 2 dan BSD Diduga Terkait Pilpres, Diskon Tarif Tol Trans Sumatera saat Mudik Lebaran

30 hari lalu

Terpopuler: PSN PIK 2 dan BSD Diduga Terkait Pilpres, Diskon Tarif Tol Trans Sumatera saat Mudik Lebaran

Terpopuler: Masuknya PIK 2 dan BSD menjadi PSN diduga terkait Pilpres, diskon tarif tol Trans Sumatera saat mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya