Pak Boed Yakin Kaum Muda Masih Punya Idealisme

Reporter

Editor

Selasa, 14 Juni 2011 17:22 WIB

Boediono (kanan). ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Presiden Boediono menyakini generasi muda Indonesia masih memiliki idealisme dalam pembangunan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman pengajar muda ke sejumlah daerah terpencil. Bahkan, pengajar muda Indonesia ini terseleksi 72 pengajar dari 4.368 peminat. Mereka berasal dari 25 Perguruan Tinggi terkemuka.

"Siapa bilang generasi muda indonesia tak punya idealisme, ini bukti nyata kita masih bisa mengandalkan idealisme," kata Boediono saat memberikan sambutan pada Pengajar Muda Angkatan II Indonesia Mengajar di Kantor Wakil Presiden, Selasa, 14 Juni 2011.

Yayasan Gerakan Mengajar Indonesia akan mengirimkan para pengajar muda dengan usai dibawah 25 tahun ke desa-desa terpencil di seluruh penjuru tanah air untuk kedua kalinya. Pada angkatan II ini, sebanyak 72 pengajar muda akan diberangkatkan ke 9 kabupaten. Sembilan kabupaten itu adalah: Aceh Utara, Lebak, Gresik, Kapuas Hulu, Kepulauan Sangihe, Bima, Rote Ndao, Maluku Tenggara Barat, dan Fakfak.

Para pengajar ini telah menjalani pelatihan intensif selama lebih dari 2 minggu. Hal ini berkaitan dengan kepemimpinan, psikologi, pendidikan, praktek mengajar, dan mengajar kreatif. Hingga saat ini, Yayasan telah mengirim 123 pengajar.

Boediono menuturkan kepemimpinan masa depan tergantung pada generasi muda saat ini. Menurutnya, jika idealisme terus ditegakkan maka generasi mendatang akan lebih baik dari generasi sekarang. Ia merasa tersentuh dengan niat dan tekad generasi muda yang memiliki idealisme. "Kuncinya ada pada saudara sekalian, kami ini passed out, akan lengser," kata Boediono.

Boediono mengatakan, mengajar bukan sekadar proses pemberian satu arah dari pengajar ke murid namun proses dua arah. "Yang belajar bukan hanya murid, yang saya yakin juga saudara sekalian akan belajar hidup," kata dia.

Boediono yakin begitu kembali satu tahun kemudian akan makin mantap kepribadian, makin matang, makin mengetahui masalah kehidupan. Kuncinya menjadi pemimpin yang handal di masa depan, mengetahui dan menghadapi problema kehidupan masyarakat yang dipimpin dengan benar tidak hanya dari belakang meja, teorisasi namun menghayati.

Boediono berharap para pengajar memiliki ketulusan dan kesungguhan dalam menjalankan tugas sosialnya. Ia mengatakan menjadi guru harus punya keinginan untuk mengajar dan tidak bisa dipaksakan. "Awalnya harus interes dan menguasai substansinya," kata Boediono.

Selain bisa berpikir mandiri, kritis, bukan suka mengkritik. Ia mengatakan para pengajar penting menjaga kesehatan di lingkungan baru dan beradaptasi.

Maria Jeanindya, salah seorang peserta Mengajar Indonesia mengaku ingin memberiksan sesuatu pada bangsa. Mantan jurnalis salah satu media nasional ini mengaku pengabdiannnya di pekerjaannya sebelumnya tidak memberikan tantangan. "Saya ingin mengejar mimpi, sebelumnya saya tidak mendapatkan," kata lulusan Hubungan Internasional Universitas Parahyangan itu.

"Semua saya syok saat mendengar ditempatkan di Fakfak, Papua," kata Maria. "Fakfak di kepala burung Papua itu sulit akses komunikasi, tapi ini tantangan saya."

EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

1 hari lalu

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

Apa saja prodi dengan kuota terbesar di PPG Prajabatan?

Baca Selengkapnya

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

20 hari lalu

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

PPG Prajabatan merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk memenuhi kebutuhan guru.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

24 hari lalu

Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

Selain spesifikasi laptop Huawei Matebook D14 terbaru dan 5 catatan para guru atas polemik ekskul Pramuka, ada juga soal ledakan amunisi kedaluwarsa.

Baca Selengkapnya

Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

31 hari lalu

Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

Samsung menggelar program Teachers Training bagi guru dan dosen dalam program Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 5 2023/2024.

Baca Selengkapnya

Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

43 hari lalu

Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

Seleksi PPPK tersebut diperuntukkan untuk guru di sekolah negeri.

Baca Selengkapnya

Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

54 hari lalu

Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

Perhimpunan Pendidikan dan Guru menolak jika makan siang gratis menggunakan dana BOS

Baca Selengkapnya

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

54 hari lalu

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

PGRI menilai, tidak ada yang perlu dipersoalkan mengenai pembiayaan program makan siang dan susu gratis yang menggunakan dana BOS.

Baca Selengkapnya

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

54 hari lalu

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.

Baca Selengkapnya

Respons Program Makan Siang Gratis, FSGI Singgung Teori Shang Yang, Apa Maksudnya?

54 hari lalu

Respons Program Makan Siang Gratis, FSGI Singgung Teori Shang Yang, Apa Maksudnya?

FSGI merespons program makan siang gratis dengan menyinggung teori Shang Yang. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Reaksi Para Guru Soal Makan Siang Gratis akan Gunakan Dana BOS

54 hari lalu

Reaksi Para Guru Soal Makan Siang Gratis akan Gunakan Dana BOS

Menurut FSGI, penggunaan dana Bos untuk makan siang gratis menunjukkan pemerintah gagal memahami tujuan kebijakan itu.

Baca Selengkapnya