Polisi Buru Sindikat Perdagangan Trenggiling

Reporter

Editor

Senin, 13 Juni 2011 17:44 WIB

Trenggiling Raksasa (Myrmecophaga tridactyla). REUTERS/Parken Zoo

TEMPO Interaktif, Jambi - Polisi Jambi masih menelusuri jaringan sindikat perdangan trenggiling. Meski sudah dua kali berhasil menggagalkan upaya penyelundupan trenggiling, aparat belum berhasil membongkar mata rantai perdagangan hewan yang dilindungi tersebut.

Pada Mei tahun lalu, polisi menyita 72 ekor trenggiling. Trenggiling yang masih hidup tersebut akan diselundupkan ke luar negeri. Pada 6 Juni lalu, polisi menyita 14 ekor trenggiling yang sudah berbentuk daging yang diawetkan.

Dalam kasus terakhir, Direktorat Polisi Air Polisi Daerah Jambi menangkap dan menahan beberapa tersangka pelaku upaya penyeludupan Trenggiling, seorang di antaranya bernama Syarifudin alias acok, selaku pemilik 14 ekor Trenggiling.

"Kami terus berupaya mengungkap jaringan sendikat perdagangan Trenggiling, namun belum membuahkan hasil," kata Ajun Komisaris Besar Almansah, juru bicara Kepolisian Daerah Jambi kepada Tempo, Senin 13 Juni 2011.

Menurut Almansah, binatang langka dan dilindungi itu ditangkap oleh warga lalu dijual ke pengepul yang khusus menampung binatang lain, antara lain seperti labi-labi dan ular. Kian banyaknya perdagangan Trenggiling, kata dia, dipicu dengan mahalnya harga daging dan sisik trenggiling.

Di pasar gelap, harga daging trenggiling dapat mencapai Rp 1 juta per kilogram. Sedangkan sisik trenggiling dihargai Rp 9 ribu per lembar. “Binatang ini dapat dijadikan sebagai bahan kosmetika, obat kuat, dan santapan di restoran. Sisiknya sendiri sering di pakai sebagai salah satu bahan pembuat sabu-sabu," kata Almansah.

Sementara, tersangka Syarifudin alias acok, tak mau berkomentar banyak. Dia hanya mengaku bahwa dirinya hanya merupakan orang suruhan agar membawa barang itu dengan upah Rp 800 ribu.

Pelaku dijerat pasal 21 Ayat 2 Huruf b jo Pasal 40 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

SYAIPUL BAKHORI


Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya