Kawah Timbang Masih Berbahaya  

Reporter

Editor

Senin, 6 Juni 2011 06:12 WIB

Asap mengandung gas karbondioksida (CO2) menyelimuti permukaan kawah Timbang di dataran tinggi Dieng, Dusun Simbar, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah (31/5). ANTARA/Anis Efizudin

TEMPO Interaktif, Dieng - Setelah status Kawah Timbang dinaikkan dari waspada menjadi siaga, kawah itu hingga kini masih berbahaya untuk didekati hingga radius 1 kilometer. "Gas karbon dioksida yang keluar dari kawah itu semakin tidak menentu atau fluktuatif," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Tunut Pujiharjo, kemarin.



Menurut Tunut, meski fluktuatif, gas yang dikeluarkan masih dalam taraf berbahaya. Kemarin konsentrasi gas yang keluar tercatat 1,54 persen volume, atau naik dari Sabtu lalu yang tercatat mencapai 1,18 persen volume. Batas aman konsentrasi gas dalam udara mencapai 0,5 persen volume.



Gempa yang terjadi pada Sabtu lalu tercatat paling banyak sejak status Timbang dinaikkan menjadi siaga. "Tercatat ada 18 gempa, paling banyak selama status siaga. Namun, hari ini tercatat menurun," ujar Tunut.


Advertising
Advertising


Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, mengatakan meski ada kecenderungan aktivitas gempa menurun, ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada. "Kondisinya tidak bisa ditebak. Ada kemungkinan Timbang masih menghimpun energi. Masyarakat harus tetap waspada," katanya.



Menurut Surono, pihaknya belum bisa menurunkan status kawah dari siaga menjadi waspada. Penurunan status baru bisa dilakukan jika aktivitas kegempaan dan konsentrasi gas sudah dipastikan aman bagi manusia. Gas yang keluar masih meluncur ke arah selatan mengikuti lembah yang dikenal sebagai Kali Sat. "Saya berharap gas tidak semakin melebar karena bisa menembus jalur utama Batur-Wonosobo yang dilalui banyak orang," ucap Surono.



Sementara itu, Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Kawah Timbang, Umar Rosadi, mengatakan pihaknya sudah memasang empat alat seismograf baru untuk memperkuat data kegempaan. "Kini ada lima seismograf untuk memantau kegempaan di sekitar Kawah Timbang," ujarnya.



Meski aktivitas Kawah Timbang di Dataran Tinggi Dieng masih siaga, ada penyusutan jumlah pengungsi di beberapa tempat pengungsian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah mendata, jumlah pengungsi akibat gas beracun Kawah Timbang hingga kemarin siang sebanyak 902 jiwa. Padahal, pada Sabtu lalu, jumlah pengungsi mencapai 1.092 jiwa.



Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana, mengatakan pengungsi itu berasal dari beberapa desa di empat kecamatan yang ada di Banjarnegara yang wilayahnya dekat dengan Kawah Timbang, yakni Batur, Wanayasa, Pejawaran, dan Karangkobar.



Dari hasil identifikasi yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Jawa Tengah, jumlah pengungsi berkurang karena ada pengungsi yang kembali ke rumah masing-masing. "Mereka yakin Kawah Timbang dianggap sudah tidak berbahaya," kata Sarwa.
Menurut Sarwa, hingga kini kebutuhan konsumsi para pengungsi masih mencukupi.



Kebutuhan konsumsi untuk pengungsi Dieng dianggarkan Rp 4.500 untuk sekali makan per orang. Jika tiap hari makan tiga kali, Rp 4.500 dikalikan tiga, yakni Rp 13.500 per hari per orang. "Jika jumlah pengungsinya 902 jiwa, dibutuhkan dana Rp 12.177.000 per hari," katanya.



ARIS ANDRIANTO I ROFIUDDIN

Berita terkait

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

1 hari lalu

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.

Baca Selengkapnya

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

2 hari lalu

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

6 hari lalu

Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Seluruh Penerbangan Wings Air Ternate-Manado Tidak Dioperasikan

9 hari lalu

Seluruh Penerbangan Wings Air Ternate-Manado Tidak Dioperasikan

Seluruh aktivitas penerbangan pesawat Wings Air rute Ternate - Manado PP pada Kamis tidak dioperasikan pasca Gunung Raung erupsi.

Baca Selengkapnya

Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

31 Desember 2022

Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

Perkebunan Glenmore tempat mereka bekerja itu berada di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

22 Desember 2022

Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

Beji Antaboga dapat ditempuh dua jam perjalanan dari pusat Kota Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

29 Juli 2022

Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

Badan Geologi akhirnya menaikkan status aktivitas Gunung Raung di Jawa Timur dari Normal menjadi Waspada hari ini, Jumat 29 Juli 2022.

Baca Selengkapnya

Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

28 Juli 2022

Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

Erupsi Gunung Raung bukan disebabkan aktivitas pergerakan magma.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

13 Juni 2022

5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

Lima destinasi wisata alam ini sering menjadi lokasi olahraga paralayang. Di mana saja?

Baca Selengkapnya

Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

10 Agustus 2021

Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

Gunung Raung alias Rawon merupakan gunung api strato berkaldera setinggi 3.332 meter dari permukaan laut.

Baca Selengkapnya