SBY Dinilai Tak Perhatikan Pembangunan Pedesaan

Reporter

Editor

Minggu, 15 Mei 2011 20:19 WIB

TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, menyatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak pernah memperhatikan pembangunan pedesaan. "Lain dengan jaman Pak Harto yang sebentar-sebentar ke desa," ujarnya dalam diskusi Evaluasi 13 Tahun Reformasi dan 18 Bulan Pemerintahan SBY- Boediono, Ahad 15 Mei 2011.

Pernyataan Faisal Basri ini menanggapi hasil survei Indo Barometer yang diluncurkan pada diskusi itu. Dalam survei ini, M Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer, menyatakan bahwa ternyata hanya 31 persen masyarakat yang menyatakan bahwa era reformasi lebih baik dibandingkan orde baru. "Sedangkan 27,2 persen menyatakan sama saja dan 28,2 persen menyatakan lebih buruk," ujarnya. Sedangkan 13,6 persen menyatakan tidak tahu.

Ketidakpuasan masyarakat terhadap era reformasi, lanjut Qodari, terutama terjadi di bidang kesejahteraan sosial. "Sebanyak 54,5 persen masyarakat merasa perubahan di bidang kesenjangan ekonomi belum terpenuhi," ujarnya.

Selain itu, 51,4 persen masyarakat juga menyatakan bahwa perekonomian yang ada saat ini belum berpihak kepada industri kecil dan menengah. Sedangkan untuk anggaran pendidikan, meskipun telah menyentuh angka 20 persen dari APBN, masyarakat masih merasa belum cukup dilaksanakan dengan baik. "30,6 persen masyarakat menyatakan belum ada perubahan dalam bidang pendidikan," ujarnya.

Menanggapi data ini, Faisal Basri menyatakan bahwa kegagalan agenda reformasi yang dirasakan masyarakat juga sedikit banyak disumbangkan oleh pemerintah SBY. Ia menuturkan, kesenjangan ekonomi yang semakin meninggi saat ini merupakan bentuk kegagalan pembangunan sektor pedesaan dalam pemerintahan SBY. "Dua pertiga masyarakat miskin itu adanya di pedesaan," ujarnya.

Ia berpendapat, selama ini pemerintah hanya memikirkan pembangunan sektor perkotaan dibanding pedesaan. "Yang dibangun hanya jalan tol, bandara udara. Tidak ada pembangunan bendungan baru, kondisi irigasi di pedesaan juga banyak yang hancur tapi tidak pernah diperhatikan," ujarnya. "Padahal presiden adalah seorang doktor di bidang pertanian," lanjutnya.


FEBRIYAN

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

6 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

9 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

12 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

23 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

34 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

34 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

37 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya