Mayat Terduga Teroris Dipindahkan dari RS Bhayangkara  

Reporter

Editor

Sabtu, 14 Mei 2011 10:57 WIB

Tiga anggota polisi berjaga-jaga di lokasi penembakan dua terduga teroris di Desa Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, (14/5). TEMPO/Andry Prasetyo

TEMPO Interaktif, Sleman - Tiga mayat terduga teroris yang tewas dalam penyergapan di Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu 14 Mei 2011, dipindahkan dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tiga mayat tersebut dibawa dengan menggunakan tiga mobil ambulans milik DVI Polda Jawa Tengah dan RS Bhayangkara Polda DIY sekitar pukul 10.00 WIB dengan mendapat pengawalan ketat dari Tim Detasemen Khusus 88/Antiteror.

"Informasi yang kami dapat, mayat terduga teroris ini akan dibawa ke Semarang. Tapi, kami tidak tahu persis pastinya," kata salah seorang pejabat direktur Polda DIY.

Seperti diberitakan, kepolisian menembak terduga teroris di pertigaan Jalan Palagan Tentara Pelajar Kampung Dukuh, Desa Sanggrahan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu dini hari 14 Mei 2011.

Dalam baku tembak tersebut, aparat kepolisian yang diduga anggota Detaseman Khusus 88 Polri berhasil melumpuhkan dua orang di lokasi tersebut.

Heru, 55 tahun, warga setempat, mengatakan kejadian baku tembak antara polisi dengan dua terduga teroris berlangsung sekitar pukul 01.00 WIB hingga pukul 01.15 WIB.

"Saya mendengar ada sekitar 20 tembakan lebih, sehingga saya terbangun untuk melihat dari jendela kaca rumah," kata Heru.

Menurut dia, dua orang terlihat tergeletak di pinggir jalan itu. Yang satu masih mengenakan helm dalam posisi tertelungkup dan masih membawa sepucuk pistol di tangannya. Satu orang lainnya, helmnya terlepas dan tergeletak tidak jauh dari jalan di sebelah rumahnya.

Selain itu, petugas juga menggerebek rumah kontrakan milik Agus, sekitar pukul 03.00 WIB pagi. Aparat juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang disimpan di rumah kontrakan itu.

Polisi menemukan enam pucuk senjata angin laras panjang, buku-buku bacaan tentang Islam, potongan besi, dan baju rompi.

Berdasarkan informasi di lokasi kejadian, rumah kontrakan tersebut dihuni oleh Endro Yunanto bersama istrinya dan dua anaknya. Dia setiap hari bekerja sebagai penjual es gabus dan istrinya berjualan makanan kecil.

Menurut Prapti, 66 tahun, tetangga orang yang diduga teroris tersebut, keluarga yang menempati rumah nomor 17 itu hanya mengontrak dan baru tinggal tiga bulan ini.

"Yang laki berjualan es gabus dan istrinya membungkus makanan kecil untuk dijual ke pasar. Keluarga itu memang orang tertutup, warga banyak yang tidak mengenalnya," katanya.

Menurut dia, polisi mendatangi rumah kontrakan tersebut sekitar pukul 03.00 WIB dan yang laki dibawa oleh polisi. "Sedangkan istri dan dua anaknya masih di dalam rumah," katanya

WDA | ANT

Berita terkait

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.

Baca Selengkapnya

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.

Baca Selengkapnya

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.

Baca Selengkapnya

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.

Baca Selengkapnya

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.

Baca Selengkapnya

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.

Baca Selengkapnya

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.

Baca Selengkapnya

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.

Baca Selengkapnya