Koalisi LSM Desak Moratorium Studi Banding DPR  

Reporter

Editor

Minggu, 8 Mei 2011 13:28 WIB

TEMPO/Imam Yunni

TEMPO Interaktif, Jakarta - Koalisi Lembaga Swadaya Masyarakat mendorong Dewan Perwakilan Rakyat melakukan moratorium (penghentian sementara) studi banding ke luar negeri. "Kami mendorong moratorium atau dengan kata lain mengurangi secara signifikan risiko ketidakefektifan studi banding," ujar anggota koalisi Abdullah Dahlan kepada wartawan di Kantor Indonesia Corruption Watch, Minggu 8 Mei 2011.

Koalisi yang terdiri dari ICW, Indonesia Budget Centre, dan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan menilai kunjungan kerja yang dilakukan DPR selama ini sering tak berpengaruh pada kinerja anggota dewan. Misalnya, dalam laporan Komisi III yang melakukan studi banding ke Swedia dan Panja Rancangan Undang-Undang Hortikultura ke Belanda pada periode lalu.

"Pada periode lalu, dilihat dari laporan tidak ada penjelasan secara terperinci bagaimana kaitan antara temuan dan hasil telaah selama studi banding dengan capaian terakhir substansi rancangan undang-undang," ujar Abdullah. Lebih parah lagi, laporan kunjungan Komisi III yang melawat ke Swedia hanya terdiri dari satu lembar. "Tak lebih dari sekadar deskripsi perjalanan singkat," kata Ronald Rofiandi dari PSHK, menimpali.

Demikian halnya dengan laporan Panja RUU Hortikulura periode lalu serta laporan kunjungan ke luar negeri pada periode ini. Seperti kunjungan Badan Kehormatan DPR ke Yunani dan kunjungan terkait RUU Pramuka, koalisi menilai dua kunjungan tersebut tak perlu. Alasannya, dari laporan pertanggungjawaban kedua tim itu menunjukkan dangkalnya data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan tersebut. "Laporannya tak jauh berbeda dengan penjelasan yang ada di situs kepramukaan Afrika Selatan (www.scouting.org.za/sasa) dan situs Standing Orders of Hellenic Parliament (www.hellenicparliament.gr/Vouli-ton-Ellion/Kanonismos-tis-Voulis), " ujarnya.

Dari sisi waktu, studi banding yang dilakukan anggota DPR juga dinilai tidak tepat. Sebab, studi banding dilakukan mendekati masa akhir pembahasan RUU tersebut. "Sangat tidak relevan, seharusnya dilakukan pada saat penyusunan naskah akademik dan perancangan awal naskah RUU, bukan di akhir masa pembahasan," ujarnya.

Karena itu, koalisi mendesak DPR melakukan penghentian sementara kunjungan ke luar negeri. "Kami meminta harus ada evaluasi terlebih dahulu terhadap aspek perencanaan, dan kami menilai tidak seluruh (pembahasan) RUU itu patut diakukan studi banding," kata Abdullah.

FEBRIYAN

Berita terkait

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

28 hari lalu

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Potensi Konflik Kepentingan Pimpinan KPK dan Rafael Alun, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras

16 Maret 2023

Terpopuler: Potensi Konflik Kepentingan Pimpinan KPK dan Rafael Alun, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras

Berita bisnis terpopuler: Potensi konflik kepentingan pimpinan KPK dan Rafael Alun, harga beras resmi naik.

Baca Selengkapnya

Rafael Alun Diduga Satu Angkatan STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, ICW: Ada Potensi Konflik Kepentingan

15 Maret 2023

Rafael Alun Diduga Satu Angkatan STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, ICW: Ada Potensi Konflik Kepentingan

Rafael Alun diduga satu angkatan di STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Ada potensi konflik kepentingan, ICW minta KPK terbuka.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Gugat Putusan Keterbukaan Informasi Audit JKN BPJS, Ini Tanggapan KIP

12 Februari 2023

Sri Mulyani Gugat Putusan Keterbukaan Informasi Audit JKN BPJS, Ini Tanggapan KIP

Wakil Ketua KIP Arya Sandhiyudha angkat bicara gugatan Sri Mulyani terkait putusan keterbukaan informasi audit JKN BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Digugat Sri Mulyani, ICW: Yang Kami Minta Hasil Audit terkait Dana Publik

11 Februari 2023

Digugat Sri Mulyani, ICW: Yang Kami Minta Hasil Audit terkait Dana Publik

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus Sunaryanto mengaku heran dengan sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bersikukuh tidak ingin mengeluarkan ke publik hasil audit program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Digugat Sri Mulyani, ICW: Uji Akses Informasi Kami sudah Dimenangkan KIP

11 Februari 2023

Digugat Sri Mulyani, ICW: Uji Akses Informasi Kami sudah Dimenangkan KIP

Menteri Keuangan Sri Mulyani menggugat Indonesia Corruption Watch (ICW) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta

Baca Selengkapnya

ICW Ingatkan Kejaksaan Agung Jangan Intervensi Kasus Imam Nahrawi

21 Mei 2020

ICW Ingatkan Kejaksaan Agung Jangan Intervensi Kasus Imam Nahrawi

Peringatan ICW terhadap kejaksaan Agung mendasarkan pada penjelasan mantan Asisten Pribadi Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.

Baca Selengkapnya

Dinilai Sebagai Pimpinan yang Terburuk, KPK: ICW Paling Benar

30 Desember 2019

Dinilai Sebagai Pimpinan yang Terburuk, KPK: ICW Paling Benar

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango angkat bicara perihal penilaian Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut bahwa lembaga di bawah kepimpinannya menjadi yang terburuk.

Baca Selengkapnya

Peneliti ICW Menolak Konsep Dewan Pengawas KPK

12 Desember 2019

Peneliti ICW Menolak Konsep Dewan Pengawas KPK

Dewan Pengawas KPK dianggap tetap menggambarkan bahwa negara gagal memahami konsep penguatan.

Baca Selengkapnya

ICW: KPK Bisa Jerat Saksi 'Nakal' dengan Obstruction of Justice

28 November 2019

ICW: KPK Bisa Jerat Saksi 'Nakal' dengan Obstruction of Justice

"Tentunya bila KPK memiliki bukti-bukti yang kuat mengenai tindakan saksi ini."

Baca Selengkapnya