KN-PDI Desak Bentuk KPP HAM Kasus 27 Juli

Reporter

Editor

Jumat, 5 Desember 2003 22:58 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 40 orang yang tergabung dalam Komite Nasional Perjuangan Demokrasi Indonesia (KN-PDI) mendatangi kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (10/7). Mereka menuntut pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM (KPP HAM) kasus 27 Juli 1996.

Mereka juga menolak pengadilan koneksitas yang merupakan rekayasa sisa-sisa Orde Baru dan usaha untuk menyelamatkan mantan-mantan Petinggi Orde Baru dari kasus 27 Juli. Aksi mereka diawali dengan menggelar orasi di depan pintu masuk gedung utama kantor Komnas HAM. Selain melakukan orasi, mereka juga menggelar poster dan spanduk, antara lain bertuliskan "tolak peradilan koneksitas" dan "tangkap dan adili dalang kasus 27 Juli".

Menurut mereka, lima tahun kasus 27 Juli ini terombang-ambing tanpa penyelesaian yang jelas, termasuk pada pemerintahan Gus Dur dan Megawati. Itu karena masih banyaknya antek Orde Baru yang bercokol dalam lembaga-lembaga penyelenggara negara. Karena itu, mereka meminta kepada Komnas HAM untuk terlibat bersama mereka menuntaskan kasus 27 Juli. Mereka beranggapan bahwa Komnas HAM merupakan institusi tertinggi yang bertugas mengawasi proses penegakan HAM di Indonesia.

Mereka diterima oleh Anggota Komnas HAM Soegiri, F.Gunardo dan seorang staf Komnas HAM. Soegiri berjanji akan membicarakan tuntutan dari KN-PDI. Namun, ia tidak bisa memutuskan pembentukan KPP HAM tersebut, karena harus diputuskan dalam Sidang Pleno Komnas HAM. "Pembentukan KPP adalah untuk perkara yang sudah terjadi tahun 2000, saya mengacu pada UU," kata Soegiri.

Jawaban Soegiri ini menimbulkan ketidakpuasan dari KN-PDI sehingga sempat bersitegang. Dialog yang awalnya berjalan tertib, berubah menjadi tidak terkendali. beberapa anggota KN-PDI ada yang mencaci maki Soegiri dan berteriak "bubarkan Komnas HAM". Soegiri sendiri sempat mengancam akan mennggalkan pertemuan jika KN-PDI tidak tertib. "Silahkan Anda bubarkan Komnas HAM," kata Soegiri dengan nada tinggi.

Setelah koordinator KN-PDI meminta untuk tenang, dialogpun berjalan kembali. Ketidakpuasan itu muncul karena kasus Tanjung Priok, Trisakti dan Semanggi bisa di bentuk KPP HAM. (kurniawan)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

7 menit lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

9 menit lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

9 menit lalu

Israel Keluarkan Travel Warning ke Swedia Jelang Perhelatan Eurovision

Israel mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk tidak menghadiri kontes lagu Eurovision yang digelar di Malmo, Swedia, pekan depan

Baca Selengkapnya

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

16 menit lalu

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

Mendikbud Nadiem Makarim memberikan pesan kepada Guru Penggerak. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

18 menit lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Daftar Lengkap Juara Piala Asia U-23 setelah Jepang Jadi Kampiun Edisi 2024

19 menit lalu

Daftar Lengkap Juara Piala Asia U-23 setelah Jepang Jadi Kampiun Edisi 2024

Timnas Jepang U-23 memastikan diri menjadi tim yang paling sering menjuarai Piala Asia U-23 setelah menjuarai edisi 2024.

Baca Selengkapnya

Frankly Speaking: Sinopsis dan Pemeran Drakor Ini

22 menit lalu

Frankly Speaking: Sinopsis dan Pemeran Drakor Ini

Drama Korea atau drakor Frankly Speaking telah tayang pada Rabu, 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

23 menit lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

26 menit lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

37 menit lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya