TEMPO Interaktif, Kebumen - Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) dalam investigasinya menemukan ada peluru tajam digunakan TNI AD saat bentrok dengan warga Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4) lalu. Sebelumnya, TNI AD berkukuh hanya menggunakan peluru karet dalam bentrokan itu.
"Tim kami di lapangan menemukan penggunaan peluru tajam dalam bentrokan berdarah itu," kata Haris Azhar, Koordinator KontraS, Ahad (24/4).
Selain peluru tajam, tim investigasi KontraS juga menemukan pentungan yang digunakan TNI AD untuk menghalau warga. Temuan dan bukti-bukti lain saat ini sedang dianalisis KontraS. Rencanaya, pekan depan KontraS akan mengumumkan hasil investigasinya.
Terkait sweeping yang dilakukan TNI di desa itu dan sempat dikeluhkan warga, Haris meminta TNI menyingkir terlebih dahulu dari kawasan dan permukiman itu. Ia mengatakan, TNI tak boleh melakukan sweeping karena tanah tersebut masih dalam konflik. "Yang boleh melakukan sweeping hanya polisi," kata Haris.
Ia mensinyalir ada indikasi pembiaran oleh kepolisian, sehingga bentrokan terjadi. "Serahkan tanggung jawab keamanan kepada polisi. Pihak yang bersengketa harus saling menahan diri," katanya.
ARIS ANDRIANTO
"Tim kami di lapangan menemukan penggunaan peluru tajam dalam bentrokan berdarah itu," kata Haris Azhar, Koordinator KontraS, Ahad (24/4).
Selain peluru tajam, tim investigasi KontraS juga menemukan pentungan yang digunakan TNI AD untuk menghalau warga. Temuan dan bukti-bukti lain saat ini sedang dianalisis KontraS. Rencanaya, pekan depan KontraS akan mengumumkan hasil investigasinya.
Terkait sweeping yang dilakukan TNI di desa itu dan sempat dikeluhkan warga, Haris meminta TNI menyingkir terlebih dahulu dari kawasan dan permukiman itu. Ia mengatakan, TNI tak boleh melakukan sweeping karena tanah tersebut masih dalam konflik. "Yang boleh melakukan sweeping hanya polisi," kata Haris.
Ia mensinyalir ada indikasi pembiaran oleh kepolisian, sehingga bentrokan terjadi. "Serahkan tanggung jawab keamanan kepada polisi. Pihak yang bersengketa harus saling menahan diri," katanya.
ARIS ANDRIANTO
