Antisipasi Bom, Gereja Larang Umat Bawa Tas Saat Rayakan Paskah

Reporter

Editor

Minggu, 17 April 2011 17:13 WIB

Misa Minggu Paskah. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Gereja Katolik mengumumkan larangan umatnya membawa tas pada saat misa perayaan Paskah. Larangan membawa tas diberlakukan mulai hari ini 17 April 2011 lantaran selama seminggu ke depan umat Katolik akan melakukan serangkaian kebaktian misa untuk peringatan Paskah.

Selama sepekan ini umat Katolik akan melakukan peribadatan guna peringatan Paskah yang jatuh pada 24 April. “Mulai hari ini hingga Minggu ke depan, umat kami mohon tidak membawa tas untuk memudahkan pengecekan pemeriksaan keamanan,” kata Romo Matheus Sukmawanto Pr kepada umatnya dalam perayaan Minggu Palma di Gereja Santo Yohanes Rasul Pringwulung, Minggu, 17 April 2011.

Romo Sukma, panggilannya, mengharapkan umat mematuhi imbauan ini mengingat adanya peristiwa bom yang baru-baru ini terjadi di Masjid Al-Dzikra, kompleks kepolisian resort Kota Cirebon, Jawa Barat.

Usai misa, Romo Sukma mengatakan larangan membawa tas ini sebagai langkah antisipasi keamanan umat saat merayakan ibadat menyusul terjadinya bom di Cirebon. Karena sasarannya sekarang, kan acak, bisa menimpa di mana saja,” ujar Romo Sukma. Dengan tidak membawa tas, maka deteksi bom bagi umat liar yang masuk dalam gereja lebih mudah diketahui oleh aparat.

Gereja Pringwulung sebenarnya tak memiliki kebiasaan larangan membawa tas ini. Namun dari komunikasi dengan pemimpin gereja di wilayah Keusukupan Agung Semarang, hampir semua gereja-gereja di Yogyakarta melarang jemaat membawa tas ke gereja. “Biasanya yang rutin kan hanya di Katedral di Semarang dan Kotabaru, tapi kali ini hampir semua gereja,” ujarnya.

Gereja telah berkoordinasi dengan Kepolisian Sektor Depok Timur untuk membantu mengamankan gereja saat peribadatan tengah berlangsung. Dari pihak gereja sendiri, umat juga melakukan swadaya pengamanan. Romo Sukma mengatakan pengamanan di Gereja akan dilakukan berlapis guna memudahkan pengecekan umat.

“Pengamanan swadaya umat akan ditempatkan di pintu masuk gereja karena mereka hafal dengan umat di lingkungan gereja,” ujarnya. Apalagi, bukan tidak mungkin, ibu-ibu yang memiliki bayi pasti akan membawa tas.

Terhadap ibu yang memiliki bayi dan membawa tas, akan ada pengecualian. “Mereka diperbolehkan, sepanjang panitia menganggap si ibu ini benar-benar umat di Gereja Pringwulung,” ujarnya.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah DIY, Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastti mengatakan pihaknya menurunkan dua peleton setara 60 personel untuk pengamanan perayaan Paskah. “Dua peleton ini untuk memback-up Polres di DIY,” kata Anny kepada Tempo.

Personel Kepolisian Daerah DIY ini menggunakan motor dan mobil dalam melaksanakan tugasnya. Kepolisian Daerah DIY mengamankan gereja dengan sistem patroli yang mobil. Selain Kepolisian Daerah DIY, Anny mengatakan setiap wilayah juga menerjunkan personel sesuai dengan jumlah gereja di wilayah pengamanannya.

BERNADA RURIT

Berita terkait

3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

19 hari lalu

3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

Tradisi sungkeman biasanya dilakukan oleh anak kehadapan orang tuanya saat lebaran.

Baca Selengkapnya

Tips Belanja Online Aman di Masa Lebaran

19 hari lalu

Tips Belanja Online Aman di Masa Lebaran

Agar terhindar dari menjadi korban penjahat siber saat belanja online di masa Lebaran, simak tips berikut ini.

Baca Selengkapnya

Hari Raya Horor

21 hari lalu

Hari Raya Horor

Film horor Siksa Kubur karya Joko Anwar dan Badarawuhi di Desa Penari karya Kimo Stamboel berebut penonton di bioskop pada masa libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

21 hari lalu

Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah Parsel Lebaran, Dari Simbol Balas Budi Hingga Dicurigai sebagai Gratifikasi

23 hari lalu

Sejarah Parsel Lebaran, Dari Simbol Balas Budi Hingga Dicurigai sebagai Gratifikasi

Kebiasaan berkirim parsel tak pernah luntur, khususnya pada masa Lebaran. Bagaimana perkembangan tradisi ini di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

27 hari lalu

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.

Baca Selengkapnya

Inspirasi Busana Lebaran di Hari Raya

28 hari lalu

Inspirasi Busana Lebaran di Hari Raya

Indonesia Fashion Week 2024 bisa menjadi inspirasi untuk memilih model dan warna busana Lebaran di Hari Raya.

Baca Selengkapnya

Bingkisan Lebaran, Apa Perbedaan Parsel, Hampers, dan Gift Box?

29 hari lalu

Bingkisan Lebaran, Apa Perbedaan Parsel, Hampers, dan Gift Box?

Pemberian bingkisan saat hari raya, salah satunya Lebaran sebagai cara menjalin silaturahmi kepada kerabat, saudara, atau rekan kerja

Baca Selengkapnya

Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

37 hari lalu

Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

Pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp99,5 triliun untuk THR dan gaji ke-13 aparatur sipil negara tahun ini.

Baca Selengkapnya

Utamakan THR untuk Kebutuhan Hari Raya, Bukan Biaya Hidup Harian

38 hari lalu

Utamakan THR untuk Kebutuhan Hari Raya, Bukan Biaya Hidup Harian

Gunakan uang THR sesuai namanya, untuk menunjang kebutuhan hari raya, bukan untuk biaya hidup sehari-hari.

Baca Selengkapnya