Pembangunan Gedung DPR Diduga Dimark up

Reporter

Editor

Rabu, 13 April 2011 14:07 WIB

Kemiripan gambar desain gedung baru DPR dengan gedung parlemen di Chile. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesian Corruption Watch (ICW) menemukan ada dugaan pembengkakan dana (mark up) sebesar Rp 602 miliar dalam rencana pembangunan gedung baru DPR. Menurut anggota ICW Firdaus Ilyas, jika rencana pembangunan gedung baru berlandaskan kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 45/2007 dana yang dihabiskan hanya Rp 535 miliar. " Ada pemborosan sebesar Rp 602 miliar," kata Firdaus dalam jumpa pers di Sekretariat ICW Kalibata Jakarta Selatan, Rabu 13 April 2011.

Menurut versi ICW total ruang kerja untuk satu anggota DPR seluas 80 m persegi. Ruangan seluas itu nantinya terdiri dari ruang kerja, ruang tamu, rapat, ruang staf dan sekeretaris serta ruang penyimpanan data. Sementara total kebutuhan ruangan untuk 600 anggota DPR ditambah dengan ruang penunjang lainnya seluas 79.767 m persegi. Dan harga bangunan yang seharusnya dikeluarkan, tambah Firdaus, untuk per meter persegi sebesar Rp 1,52 juta.

Firdaus menambahkan berdasarkan hal tersebut maka total tinggi bangunan yang dibutuhkan untuk membangun gedung baru DPR adalah 18 lantai. Dengan asumsi luas bangunan per lantai 4.444 m persegi

Jika dibandingkan dengan perincian yang dikeluarkan oleh Sekretariat Jenderal DPR, tiap anggota DPR mendapat jatah ruangan seluas 111 m persegi. Sementara untuk harga bangunannya sendiri sebesar Rp 1,7 juta. Menurut rencana gedung baru DPR akan berdiri setinggi 36 lantai.

Oleh karena itu, ICW menilai bahwa pembangunan gedung baru DPR sarat dengan pemborosan. Karena adanya indikasi mark up ICW meminta kepada KPK dan BPK untuk ikut terlibat dalam proses pembangunan gedung. "Kami akan meminta kepada KPK untuk mengawasi proses pembangunan gedung DPR," kata anggota ICW lainnya Abdulah Dahlan.

DPR melalui sidang paripurna akhirnya memutuskan rencana pembangunan gedung baru DPR senilai Rp 1,164 triliun. Meski ditolak keras oleh sejumlah kalangan DPR tetap ngotot berniat membangun gedung baru.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

29 hari lalu

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Potensi Konflik Kepentingan Pimpinan KPK dan Rafael Alun, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras

16 Maret 2023

Terpopuler: Potensi Konflik Kepentingan Pimpinan KPK dan Rafael Alun, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras

Berita bisnis terpopuler: Potensi konflik kepentingan pimpinan KPK dan Rafael Alun, harga beras resmi naik.

Baca Selengkapnya

Rafael Alun Diduga Satu Angkatan STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, ICW: Ada Potensi Konflik Kepentingan

15 Maret 2023

Rafael Alun Diduga Satu Angkatan STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, ICW: Ada Potensi Konflik Kepentingan

Rafael Alun diduga satu angkatan di STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Ada potensi konflik kepentingan, ICW minta KPK terbuka.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Gugat Putusan Keterbukaan Informasi Audit JKN BPJS, Ini Tanggapan KIP

12 Februari 2023

Sri Mulyani Gugat Putusan Keterbukaan Informasi Audit JKN BPJS, Ini Tanggapan KIP

Wakil Ketua KIP Arya Sandhiyudha angkat bicara gugatan Sri Mulyani terkait putusan keterbukaan informasi audit JKN BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Digugat Sri Mulyani, ICW: Yang Kami Minta Hasil Audit terkait Dana Publik

11 Februari 2023

Digugat Sri Mulyani, ICW: Yang Kami Minta Hasil Audit terkait Dana Publik

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus Sunaryanto mengaku heran dengan sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bersikukuh tidak ingin mengeluarkan ke publik hasil audit program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Digugat Sri Mulyani, ICW: Uji Akses Informasi Kami sudah Dimenangkan KIP

11 Februari 2023

Digugat Sri Mulyani, ICW: Uji Akses Informasi Kami sudah Dimenangkan KIP

Menteri Keuangan Sri Mulyani menggugat Indonesia Corruption Watch (ICW) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta

Baca Selengkapnya

DKI Lanjutkan Sumur Resapan pada 2023, tapi Tidak Masif karena Banyak Kendala

16 November 2022

DKI Lanjutkan Sumur Resapan pada 2023, tapi Tidak Masif karena Banyak Kendala

Pemprov DKI harus teken memorandum of understanding (MoU) untuk mendirikan sumur resapan di aset milik TNI dan polisi.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Tinjau Rencana Lokasi Pembangunan Kampus IAIN Bima

5 Oktober 2021

Wali Kota Tinjau Rencana Lokasi Pembangunan Kampus IAIN Bima

Beberapa sekolah yang menjadi tujuan kunjungan kerja Walikota Bima akan menjadi alternatif pembangunan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) .

Baca Selengkapnya

ICW Ingatkan Kejaksaan Agung Jangan Intervensi Kasus Imam Nahrawi

21 Mei 2020

ICW Ingatkan Kejaksaan Agung Jangan Intervensi Kasus Imam Nahrawi

Peringatan ICW terhadap kejaksaan Agung mendasarkan pada penjelasan mantan Asisten Pribadi Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.

Baca Selengkapnya

Dinilai Sebagai Pimpinan yang Terburuk, KPK: ICW Paling Benar

30 Desember 2019

Dinilai Sebagai Pimpinan yang Terburuk, KPK: ICW Paling Benar

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango angkat bicara perihal penilaian Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut bahwa lembaga di bawah kepimpinannya menjadi yang terburuk.

Baca Selengkapnya