Walhi Desak Kapolri Cabut SP3 14 Perusahaan Kayu di Riau  

Reporter

Editor

Kamis, 24 Februari 2011 13:36 WIB

TEMPO/Zulkarnain
TEMPO Interaktif, Jakarta -Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mendesak Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo untuk mencabut Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) terhadap empat belas perusahaan perkayuan di Riau yang diduga mendapatkan surat izin tebang dengan cara ilegal dan janggal.


“Walhi menagih janji Timur Pradopo. Saat Timur diangkat menjadi Kapolri, ia janji menuntaskan kasus-kasus menonjol,” kata Direktur Walhi Indonesia, Berry N Forqan, di Jakarta, Kamis (24/2).

Benny menjelaskan, Timur saat itu berjanji meningkatkan pemberantasan terhadap kejahatan yang meresahkan masyarakat dalam seratus hari pertamanya menjabat Kapolri. Salah satu yang dijanjikan Timur, kata Berry, dia akan memberantas praktek pembalakan liar.

Sejauh ini Walhi menilai Polri belum banyak berubah. Terbukti, banyak kasus menonjol yang hingga kini belum terselesaikan penanganannya. Salah satunya adalah kasus SP3 empat belas perusahaan kayu di Riau yang diduga memperoleh surat izin tebang dengan cara ilegal. “Padahal kasus itu mengakibatkan kerugian keuangan negara,” ujar Berry.

Ia memaparkan, dari hasil penghitungan, empat belas perusahaan perkayuan di Riau tersebut menyebabkan hilangnya lahan hutan seluas 188.593 hektar, atau sebanding dengan kehilangan kayu alam 16.882.702,28 m3, jika per hektar dihitung berisi kayu alam 89,56 m3.

Ketiadaan proses hukum yang transparan dan akuntabel dalam kasus itu, dinilai Berry menunjukkan penegakan hukum serta hak asasi manusia di Indonesia saat ini tersandera oleh institusi penegak hukum. “Maka sudah seharusnya Kapolri mencabut SP3 perkara ini,” cetusnya.

Koalisi Anti Mafia Hutan yang dinaungi Walhi beberapa waktu lalu juga sudah menyerahkan dua belas nama aktor yang harus diteliti dugaan keterlibatannya dalam kasus ini, kepada Satuan Tugas Anti Mafia Hukum.

Dari dua belas nama tersebut, dua berasal dari jajaran petinggi Polri, satu mantan menteri, satu jaksa, dua kepala daerah, dan tiga mantan Kepala Dinas Kehutanan Riau. Unsur perusahaan pun, kata Berry, tentunya juga harus ikut diperiksa.

Kasus illegal loging di Riau bermula saat Kepala Kepolisian Daerah Riau yang dijabat Brigadir Jenderal Sutjiptadi, melakukan pemberkasan terhadap dua ratus tersangka dari empat belas perusahaan kayu di Riau. Tujuh dari empat belas perusahaan itu menginduk pada PT Riau Andalan Pulp and Paper (Raja Garuda Mas), dan sisanya menginduk pada PT Indah Kiat Pulp and Paper (Sinar Mas Group).

Sekitar 22 bulan berjalan, dan ada pergantian Kapolda, polisi memutuskan menerbitkan SP3 terhadap empat belas perusahaan. Penghentian inilah yang dinilai Koalisi Antimafia Hutan mencurigakan. ICW dan Walhi yang tergabung dalam Koalisi akhirnya berinisiatif melaporkan kasus tersebut ke Satgas, pada April 2010.

Di sisi lain, KPK sebenarnya sudah menangani sebagian kasus ini, yakni mengusut keterlibatan Bupati Pelelawan, Riau, Azmun Jafaar. Terakhir, Azmun divonis bersalah oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Sejumlah aktor lain sudah ditetapkan tersangka.

Isma Savitri

Berita terkait

KLHK Sita 55 Kontainer Berisi Kayu Ilegal di Pelabuhan Teluk Lamong

45 hari lalu

KLHK Sita 55 Kontainer Berisi Kayu Ilegal di Pelabuhan Teluk Lamong

Sebanyak 767 meter kubik kayu ilegal dilindungi merupakan jenis ulin, meranti, bengkirai, dan rimba campuran. Datang dari Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Polda Aceh Tangkap 2 Pemuda dan Satu Truk Angkut 10 Log Kayu Ilegal

15 Agustus 2023

Polda Aceh Tangkap 2 Pemuda dan Satu Truk Angkut 10 Log Kayu Ilegal

Ditreskrimsus Polda Aceh menangkap 2 pemuda yang terbukti mengangkut kayu ilegal di Desa Jeung Leubat, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya.

Baca Selengkapnya

Hutan Indonesia Makin Rusak, Ini Sanksi Pidana untuk Pelaku Penebangan Liar

21 Desember 2022

Hutan Indonesia Makin Rusak, Ini Sanksi Pidana untuk Pelaku Penebangan Liar

Pelaku penebangan liar diancam sanksi pidana penjara maksimum 15 tahun dan denda maksimum Rp 100 miliar.

Baca Selengkapnya

Bakamla Sebut Potensi Kerugian Negara Rp 4 Triliun Bisa Diselamatkan Tahun Ini

22 Desember 2021

Bakamla Sebut Potensi Kerugian Negara Rp 4 Triliun Bisa Diselamatkan Tahun Ini

Badan Keamanan Laut atau Bakamla menyebut potensi kerugian negara yang berhasil mereka selamatkan sepanjang tahun ini mencapai Rp 4 triliun.

Baca Selengkapnya

Atasi Illegal Logging, Kerja Sama RI - UE Ini Diklaim Bisa Ditiru

28 Februari 2020

Atasi Illegal Logging, Kerja Sama RI - UE Ini Diklaim Bisa Ditiru

Inisiatif kerja sama ini dapat menjadi model yang efektif bagi negara lain dalam upaya memerangi illegal logging secara global.

Baca Selengkapnya

Kementerian Sita 17 Kontainer Kayu Ilegal di Surabaya

16 November 2019

Kementerian Sita 17 Kontainer Kayu Ilegal di Surabaya

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menduga kayu ilegal berasal dari Maluku.

Baca Selengkapnya

Illegal Logging di Nunukan Digagalkan, Pelaku Diancam Denda 2,5 M

14 Juli 2019

Illegal Logging di Nunukan Digagalkan, Pelaku Diancam Denda 2,5 M

Tiga aktor intelektual illegal logging yang ditangkap berinisial N asal Nunukan, Y asal Balikpapan, dan RH asal Nunukan, di Kabupaten Nunukan.

Baca Selengkapnya

Cerita Bupati Azwar Anas Soal Pemicu Banjir Bandang di Banyuwangi

23 Juni 2018

Cerita Bupati Azwar Anas Soal Pemicu Banjir Bandang di Banyuwangi

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan penyebab banjir bandang yang terjadi di wilayahnya bukan akibat illegal logging.

Baca Selengkapnya

Aparat Polda Kalteng Sita 1400 Log Kayu Hasil Pembalakan Liar

28 Agustus 2017

Aparat Polda Kalteng Sita 1400 Log Kayu Hasil Pembalakan Liar

Direktorat Polisi Air dan Udara Polda Kalteng menangkap 1.400 kayu gelondongan tanpa izin hasil pembalakan liar diduga akan dikirim ke luar daerah.

Baca Selengkapnya

Pembalakan Liar, 2 Tersangka Disergap di Sungai Mahakam

24 Mei 2017

Pembalakan Liar, 2 Tersangka Disergap di Sungai Mahakam

Polisi mengatakan pelaku pembalakan liar ini menarik kayu menggunakan perahu di Sungai Mahakam.

Baca Selengkapnya