DPRD DIY Minta DPR Tidak Mencla-Mencle

Reporter

Editor

Rabu, 9 Februari 2011 17:19 WIB

Massa pendukung keistimewaan mengerek bendera Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat di halaman gedung DPRD Provinsi DIY Yogyakarta, Senin (13/12). Puluhan ribu massa turut mengikuti jalannya sidang paripurna terbuka DPRD DIY untuk menentukan sikapnya terkait polemik RUUK DIY. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, Jakarta - DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta meminta Dewan Perwakilan Rakyat untuk tidak mencla-mencle dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan DIY. Karena, hanya tiga dari sembilan fraksi di DPR yang mendukung penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Paku Alam sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.

"Padahal kami yang ada di DPRD DIY, mayoritas fraksi mendukung penetapan," kata juru bicara Fraksi PDI Perjuangan DPRD DIY, Esti Wijayati dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi Pemerintahan DPR di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu 9 Februari 2011.

Dalam rapat paripurna Komisi Pemerintahan DPR, 2 Februari lalu, diketahui ada tiga fraksi yang secara tegas mendukung penetapan. Ketiga fraksi tersebut adalah PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa serta Hanura. Sedangkan Fraksi Demokrat mendukung pemilihan gubernur melalui DPRD. Sementara lima fraksi lainnya tidak menyampaikan sikap tegas, melainkan hanya mendukung pembahasan RUU Keistimewaan DIY dilanjutkan.

Hal itu membuat mayoritas anggota DPRD DIY kecewa. Pasalnya, enam dari tujuh fraksi DPRD DIY mendukung penetapan kecuali Fraksi Demokrat. Artinya, ada perbedaan pendapat antara fraksi di DPR dengan fraksi di DPRD DIY.

"DPRD DIY sudah setuju penetapan, tapi DPR kok slenco (mencla-mencle/pernyataannya tidak dapat dipegang-red). Jangan lakukan permainan kata-kata," kata Esti.

Esti bahkan mempertanyakan perlu tidaknya pembahasan RUU Keistimewaan itu dilanjutkan di DPR.

Juru bicara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPRD DIY, Ahmad Sumiyanto pun meminta anggota DPR dari daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat DIY yang mendukung penetapan. "Jangan sampai seperti kacang ninggal lanjaran (kacang lupa kulitnya-red)," kata Sumiyanto.

Juru bicara Fraksi Golkar DPRD DIY, Ahmad Subangi mengingatkan, Keraton Yogyakarta telah mempunyai Paugeran atau tata cara untuk mengangkat raja yang masih terlalu muda atau sudah terlalu tua. Subangi meminta DPR menjadikannya pertimbangan soal penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY jika raja atau Sultan masih berusia remaja atau sudah tua.

"Kalau pemerintah mengikuti aspirasi DIY, selesai kok. Kalau pemilihan, justru akan bermasalah," kata Subangi.

Pimpinan rapat dengar pendapat DPRD DIY dan Komisi Pemerintahan DPR, Gandjar Pranowo mengatakan, perbedaan antar fraksi di pusat dan daerah merupakan hal biasa. "Itu sah saja. Kan kami masih menyusun daftar inventarisasi masalah, jadi masih ada waktu," kata Gandjar, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR ini.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

6 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR RI, KPK Periksa Hiphi Hidupati

KPK memanggil Kepala Bagian Pengelolaan Rumah Jabatan Sekretariat Jenderal DPR RI Hiphi Hidupati dalam dugaan korupsi rumah dinas

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

1 hari lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

3 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

3 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

3 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

4 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

5 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

6 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

6 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya