TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melantik jajaran direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) di kantornya Jakarta, Rabu (13/2) pagi. Sebagai direktur utama perusahaan itu dilantik Omar Berto, Direktur Keuangan Imam Pamudji, Direktur Teknik Syahrizah Siregar, Direktur Operasional Yudha Sitepu, Direktur Pengembangan Usaha Edward Nababan dan Direktur Personalia dan Umum Masraul Hidayat. Namun Masraul Hidayat tidak hadir dalam pelantikan itu karena sedang menunaikan ibadah haji. Pengangkatan ini berdasarkan Keputusan Menteri No 56 BUMN/2002 tentang pemberhentian dan pengangkatan direksi PT. KAI (Persero). Keputusan ini melanjutkan surat Nomor 163 MBUMN/2001 pada 28 Desember tahun lalu mengenai pengunduran diri jajaran direksi PT KAI menyusul kecelakaan kereta Api tahun 2001 yang beruntun. Dalam sambutannya tanpa teks, Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi mengatakan, pemilihan direksi PT KAI ini sebagai awal yang baik. “Saya sadar tidak mungkin memuaskan semua pihak. Siapapun yang dipilih pasti mengundang protes,” kata dia. Laksamana yang didampingi Menteri Perhubungan Agum Gumelar mengharapkan semua pihak mengambil hikmah bahwa pemilihan ini telah sesuai dengan Undang-undang. Dalam undang-undang itu keputusan tertinggi terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Rapat itulah yang berhak mengangkat direksi. Proses pemilihan ini, kata dia, menyesuaikan konsep good corporated gorvernance. Artinya, mengundang pihak luar untuk memberikan penilaian. “Karena itu, tidak ada pemilihan konco-konco politik dan nepotisme,” kata dia. Ia mengatakan tantangan direksi baru adalah besarnya perhatian dari masyarakat sebagai stake holder PT KAI sebagai perusahaan perseroan yang mempunyai kebijakan pelayanan publik. Laksamana mengharapkan agar direksi melakukan review peralatan keamanan kereta api. Ia berharap agar kecelakaan tidak ada lagi. Mengenai penolakan karyawan atas terpilihnya direksi yang baru ini, Laksmana kepada pers mengatakan, hal itu merupakan dinamika. Ia mengusulkan agar karyawan menerima keputusan apapun dari pimpinan. Karena bagaimanapun pengangkatan ini baru permulaan dan proses pemilihannya jauh lebih baik dari direksi yang lalu. Ia menambahkan perseroan bukan lembaga demokrasi seperti DPR yang harus mendengarkan aspirasi berbagai pihak. Laksamana membantah bahwa terpilihnya Omar Berto, mantan direktur pengembangan usaha yang mengundurkan diri, sebagai direktur utama dinilai sebagai sandiwara. “Mereka bisa diangkat kembali, tidak ada sandiwara, jangan didramatisir”. Secara terpisah Dirut PT KAI yang baru, Omar Berto, menjelaskan program tiga bulan ke depan yang akan dijalankan adalah bagaimana melakukan aksi kenyamanan dan keselamatan. “Karena itu kami akan mengaudit baik dari segi teknis maupun nonteknis dan melakukan cek sekecil apa pun yang berhubungan dengan perlengkapan keselamatan di lokomotif,” paparnya. Ia menambahkan, bila sumber daya manusia turut menjadi titik lemah, direksi akan memperbaikinya. Ia mengungkapkan sebanyak 40 unit lokomotif yang dioperasikan sejak 1976 dan 1977 mulai tahun ini akan diganti. “Karena mesin harus diganti setiap 25 tahun pemakaian. Namun penggantian ini tergantung bagaimana nanti saja,” ujarnya. Selain itu PT KAI juga akan meneruskan pembangunan rel ganda yang telah ditetapkan pemerintah untuk dibangun mulai tahun ini. Prioritas pembanguna rel, kata dia, diutamakan jalur Cikampek – Cirebon, Kroya- Kutoarjo dan Yogyakarta – Solo. Dalam kesempataan itu Berto juga menandaskan, pengangkatan direksi PT KAI (persero) tidak untuk lima tahun ke depan. Jabatan itu hanya melanjutkan periode lama hingga Mei 2004. (Istiqomatul - Tempo News Room)