Pemerintah Bantah Tudingan Bohongi Rakyat

Reporter

Editor

Rabu, 12 Januari 2011 18:44 WIB

TEMPO/Andika Pradipta
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah bantah dituding berbohong, seperti yang tertulis dalam editorial salah satu media cetak nasional. Perbincangan soal tuduhan bohong itu rupanya menempati porsi besar dalam rapat terbatas bidang politik, hukum, dan keamanan di Kantor Presiden, Rabu (12/1).

"Kita bicarakan kerisauan pemerintah, kalau (disebut) pemerintah berbohong, saya kira ini terlalu jauh, ini perlu diluruskan," kata Menko Polhukam Djoko Suyanto dalam jumpa pers di Kantor Presiden.

Menko Polkam memprotes kata-kata dalam editorial itu yang mengajak umat untuk memerangi kebohongan yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, apa yang disampaikan pemerintah dalam pertemuan di Balai Sidang Jakarta Senin (10/1) lalu adalah kebenaran.

"Tidak ada yang bohong, karena didukung oleh data dan didukung oleh menteri-menteri terkait," ucapnya.

Jika ada pihak lain yang berpendapat berbeda, Djoko berpendapat mereka tak boleh langsung mengatakan pejabat berbohong. "Kenapa tidak datang kepada menterinya dan berargumen di situ, karena ini menyangkut kredibilitas seseorang, dan ini membawa nama Presiden sampai Camat," tuturnya.

Menurutnya kalaupun ada perbedaan pendapat, ruang untuk berdiskusi selalu diberikan. "Jadi jangan menuduh seperti itu," katanya.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengklaim data pemerintah diukur oleh lembaga yang kredibel. Jadi, penurunan tingkat kemiskinan dan angka pengangguran, serta kenaikan pendapatan per kapita, katanya, ialah fakta yang bersumber pada data.

Kemarin, sembilan pemuka agama yang terdiri dari Syafii Maarif, Andreas A Yewangoe, Din Syamsuddin, Uskup D Situmorang, Biksu Pannyavaro, Salahuddin Wahid, I Nyoman Udayana Sangging, Franz Magnis Suseno, dan Romo Benny Susetyo, membacakan pernyataan sikapnya. Sebuah media cetak dalam editorialnya lantas menyoroti langkah mereka, yang menganggap pemerintahan Presiden Yudhoyono telah gagal mengemban amanah rakyat dan membohongi rakyat. Djoko menolak menyebut nama media tersebut, namun apa yang diprotesnya itu termuat dalam editorial Media Indonesia hari ini.

Editorial inilah yang diprotes pemerintah. Anehnya, menurut Djoko, bukan para tokoh yang dikritiknya, tetapi editorial tersebut. "Saya sampaikan itu kepada media yang editorialnya (mengatakan) saat ini pemerintahan SBY bohong. Saya tidak mengutip yang mana-mana, saudara jangan keliru. Awas kalo keliru," ucapnya.

Namun, ia menyiratkan tak berencana mengajukan hak jawab dan somasi kepada media itu, ataupun mengadu ke Dewan Pers. "(Konferensi pers) itu bagian dari jawaban kita bahwa kita tidak berbohong, itu saja, as simple as that," katanya.

BUNGA MANGGIASIH

Berita terkait

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.

Baca Selengkapnya

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."

Baca Selengkapnya

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.

Baca Selengkapnya

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?

Baca Selengkapnya

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.

Baca Selengkapnya